Kembali tanggal 20 Mei dan kita memperingati Harkitnas. Apa itu
Harkitnas? Tentu saja bukan Hari Sakit Nasional, di mana kita semua merasa
sakit dan menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran. Harkitnas adalah Hari
Kebangkitan Nasional. Suatu hari yang dikhususkan untuk membangkitkan kita
semua warga negara Indonesia dari kondisi apapun--termasuk ketika saat ini
sedang pada posisi bangkit –agar lebih bersemangat menyongsong masa depan.
Masa depan. Ya, tentu saja yang jadi bahasan utama di
sini adalah masa depan, masa yang masih di awang-awang, masa yang akan tiba
menimpa kita pada saatnya nanti. Makanya kita digugah agar bangkit, supaya
ketika masa yang di awang-awang itu jatuh tepat di atas kita, kita mudah dalam
bersikap. Andai kita sedang tidur-tiduran, tiba-tiba sesuatu datang dari atas—walau
sesuatu itu adalah duit sekarung—mungkin saja dengan posisi yang tidak tepat bisa
berakibat menyelakakan (mencelakakan?).
Soal mengingat-ingat masa lalu, mengingat Boedi
Oetomo, itu sekedar upaya mencari teladan atau mencari sesuatu yang harapannya
mampu membuat kita jadi bersemangat untuk bangkit. Seandainya pun masa lalu itu
tak menggugah sama sekali, setidaknya kita jadi tahu bahwa di masa lalu pernah
berlangsung peristiwa bersejarah. Saya bicara masa lalu yang tidak menggugah,
karena saya kira anak muda jaman sekarang sudah tipis penghormatannya pada
orang tua. Dan kalau pada orang tua saja tak hormat, apalagi pada orang-orang
yang sudah meninggal.
Bangkit dan bangkit. Dalam banyak acara sering
saya jumpai orang-orang yang—sepertinya dapat bayaran lumayan—berusaha
menyemangati atau memotivasi orang lain agar bangkit, agar bersemangat, agar
maju meraih (bila perlu berebut) segala yang diinginkan. Para motivator itu
saya yakin akan memanfaatkan Hari Kebangkitan Nasional ini dalam “kerjanya” itu.
Sedangkan bagi saya, soal bangkit berbangkit tak
perlu disemangati, kalau harus bangkit tentu saya akan bangkit, tak mungkin
terus-terusan jongkok di wece jika kaki sudah kesemutan. Pun tak mungkin saya
terus menggugah semangat diri jika sudah lelah dan kantuk, pasti saya akan
rebahan dan tidur dan marah kalau diganggu. Nah, bagaimana dengan anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar