Setelah malam
kemarin merasa tak menyaksikannya, malam
ini saya mencoba melakukan lagi apa yang kemarin malam saya lakukan, yaitu
melihat ke langit mengamati bulan purnama yang katanya tampil lebih besar dari
biasanya. Lebih sial dari kemarin, malam ini bulan malah sama sekali tak
menampakkan batang hidungnya (apa iya bulan punya hidung?). Malam ini langit
gelap, tak seperti kemarin , biru terang dan alam semesta tampak benderang.
Malam kemarin,
tanggal `14 November 2016 sebagaimana telah heboh sebelumnya, ada yang bilang
bulan tampil 30 % lebih besar dari biasanya karena posisinya yang lebih dekat ke bumi (Wikipedia menjelaskan `14
% lebih besar dan 30 % lebih terang). Bagusnya malam kemarin langit yang
biasanya mendung tampak bersih biru
lapang terang benderang. Bulan sejak sore sampai malam terlihat jelas dan
bolak-balik saya amati. Cuma sayang seribu kali sayang, yang tampak oleh mata
saya bulan biasa-biasa saja, tak tampak
lebih besar atau lebih gendut.
Ada yang bilang
tak semua tempat bisa untuk menyaksikan fenomena yang disebut dengan Supermoon
ini. Saya yang tinggal di Brebes Jawa Tengah apakah tak kebagian jatah? Atau mata
saya yang bermasalah? Entahlah, yang pasti saya tak merasakan sensasi lebih. Bulan
tampak biasa saja, bahkan saya merasa pernah melihat bulan yang lebih besar
dari kemarin. Mungkin 30 % memang
sedikit? Empatbelas presen sepertinya.
Dengan pengalaman
ini, saya jadi menganggap istilah Supermoon
berasa berlebihan. Bulan lima kali lipat dari biasanya, andai itu yang
terjadi saya anggap bolehlah dihebohkan dan disebut supermoon.
Nah, bagaimana
dengan mata anda?
Gambar: tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar