Jumat, 10 Maret 2017

Raja Salman Betah di Indonesia

Sepekan terakhir media massa kita ramai memberitakan kunjungan Raja Saudi Arabia Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke negara kita tercinta. Kunjungan yang sudah pasti bersejarah, apalagi raja yang belum lama naik tahta itu  hadir dengan rombongan yang jumlahnya lumayaan banyak. Dan tak cuma media massa, orang kebanyakan pun ikut ngerasani rombongan orang-orang kaya raya dari bumi jazirah itu. Seperti kami (saya dan beberapa orang) juga, sempat saat duduk lesehan di teras langgar usai sholat isya, tak ingin dianggap tak melek informasi ngalor-ngidul ngomong tentang rombongan tamu negara itu (dan sebagai blogger di sinilah akhirnya haha).

Soal oblolan di teras langgar itu ada salah satu dari kami yang bertanya kenapa raja muslim itu liburannya ke Bali? Saya pribadi saat mendengan pertanyaan itu sempat tertegun sejenak. Namun kemudian sembil tertawa saya berkata: karena di Saudi Arabia tak ada yang seperti Bali. Pernyataan saya itu sepontan sebenarnya dan bercanda, tapi ternyata menutup adanya pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Pertanyaan lanjutan itu justru berputar-putar di kepada saya dan tak mau pergi.
Kenapa coba? Kenapa rombongan kerajaan Saudi itu tak ke Yogyakarta yang di sana ada kerajaan Islam dan masih ada sultannya? Parangtritis pun pantai yang juga terkenal. Atau ke Nusa Tenggara Barat yang obyek wisatanya pun berkelas internasional? Ke Aceh yang Serambi Mekah itu juga pantainya bersejarah, belum lama mengalami tsunami besar? Kenapa ke Bali coba kalau  cuma cari laut dengan rimbun pepohonan di pantainya?
Saya meyakini, keputusan Raja Salman berlibur ke Bali usai bertemu Presiden Jolowi lalu diperpanjang harinya, pasti ada maksud tertentu atau katakanlah ada pesan yang tengah disampaikan pada kita warga dunia. Sebagai orang Indonesia yang kini sedang dilanda wabah penyakit katak dalam tempurung, sikap raja muslim dari negara yang terkenal dengan wahabi-nya itu saya rasa berdampak positif. Apapun penilaian orang, saya berharap orang-orang berkepala batu dengan adanya kenyataan ini berkesempatan memikirkan dirinya kenapa sampai punya kepala dari batu?
Sungguh  saya tidak sampai pada membayangkan raja dari kerajaan Saudi Arabia mau datang ke Bali menyaksikan Tari Pedet, mengunjungi bangunan Hindu dan tinggal lumayan lama. Semoga saja beliau yang mulia Raja Salman tidak dikafirkan, dituduh Syiah, murtad dan sebagainya seperti yang menimpa beberapa ulama negeri kita. Semoga laman media sosial bersih dari caci maki kepada beliau. Semoga.
Akhir kata, selamat berlibur di Indonesia Tuan Raja, menetap di sini juga tidak apa-apa, kami senang-senang saja.
Gambar: detikNews



Tidak ada komentar: