Sepekan terakhir media massa kita ramai memberitakan kunjungan Raja Saudi
Arabia Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke negara kita tercinta. Kunjungan yang sudah pasti
bersejarah, apalagi raja yang belum lama naik tahta itu hadir dengan rombongan yang jumlahnya lumayaan
banyak. Dan tak cuma media massa, orang kebanyakan pun ikut ngerasani rombongan orang-orang kaya
raya dari bumi jazirah itu. Seperti kami (saya dan beberapa orang) juga, sempat
saat duduk lesehan di teras langgar
usai sholat isya, tak ingin dianggap tak melek informasi ngalor-ngidul ngomong tentang rombongan tamu negara itu (dan
sebagai blogger di sinilah akhirnya haha).
Soal oblolan di teras langgar itu
ada salah satu dari kami yang bertanya kenapa raja muslim itu liburannya ke
Bali? Saya pribadi saat mendengan pertanyaan itu sempat tertegun sejenak. Namun
kemudian sembil tertawa saya berkata: karena di Saudi Arabia tak ada yang
seperti Bali. Pernyataan saya itu sepontan sebenarnya dan bercanda, tapi
ternyata menutup adanya pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Pertanyaan lanjutan itu
justru berputar-putar di kepada saya dan tak mau pergi.
Kenapa coba? Kenapa rombongan kerajaan Saudi itu tak ke Yogyakarta yang
di sana ada kerajaan Islam dan masih ada sultannya? Parangtritis pun pantai
yang juga terkenal. Atau ke Nusa Tenggara Barat yang obyek wisatanya pun
berkelas internasional? Ke Aceh yang Serambi Mekah itu juga pantainya
bersejarah, belum lama mengalami tsunami besar? Kenapa ke Bali coba kalau cuma cari laut dengan rimbun pepohonan di
pantainya?
Saya meyakini, keputusan Raja Salman berlibur ke Bali usai bertemu Presiden
Jolowi lalu diperpanjang harinya, pasti ada maksud tertentu atau katakanlah ada
pesan yang tengah disampaikan pada kita warga dunia. Sebagai orang Indonesia
yang kini sedang dilanda wabah penyakit katak dalam tempurung, sikap raja
muslim dari negara yang terkenal dengan wahabi-nya itu saya rasa berdampak
positif. Apapun penilaian orang, saya berharap orang-orang berkepala batu
dengan adanya kenyataan ini berkesempatan memikirkan dirinya kenapa sampai
punya kepala dari batu?
Sungguh saya tidak sampai pada membayangkan
raja dari kerajaan Saudi Arabia mau datang ke Bali menyaksikan Tari Pedet,
mengunjungi bangunan Hindu dan tinggal lumayan lama. Semoga saja beliau yang
mulia Raja Salman tidak dikafirkan, dituduh Syiah, murtad dan sebagainya
seperti yang menimpa beberapa ulama negeri kita. Semoga laman media sosial
bersih dari caci maki kepada beliau. Semoga.
Akhir kata, selamat berlibur di Indonesia Tuan Raja, menetap di sini juga
tidak apa-apa, kami senang-senang saja.
Gambar: detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar