Siapa tak kenal
aplikasi WhatsApp sekarang ini? Tentu saja masih banyak orang tak tahu apa itu
WhatsApp, tapi pengguna smartphone saya yakin tak asing dengan aplikasi berlogo
warna hijau bulat berekor dengan gambar telephon ditengahnya itu. Bahkan saya
kira sekarang lebih banyak orang yang akrab dengan aplikasi pesan instan ini daripada aplikasi lain seperti
BBM (BlackBerry Messenger), Line atau Facebook Messenger. Ya, telinga saya
belakangan lebih sering mendengar istilah We A daripada Bebeem. Orang-orang
ngobrol politik, agama, dan lain-lain rujukannya We A. di mana-mana orang
bilang: kirim dong ke We A!
Ya, kalau dulu
orang bagi-bagi gambar dan video lewat bluetooth kini asal punya kuota data
internet dari jauh anak-anak kecil bisa saling berbagi gambar dan video cabul. Entah apakah para orang tua juga sama seperti
anaknya, yang pasti orang-orang tua sekarang sedang gemar berbagi HOAX. Pada
pilkada yang baru lalu saya jadi pengawas dan kami para pengawas punya grup di
We A, karena lewat grup ini kami berkirim data laporan. Rupanya tak cuma informasi
soal kegiatan, segala macam dibagikan di sana, benar-benar ada semangat lebih pada
hal berbagi sepertinya di era tekhnologi
informasi sekarang ini. Terima bagi terima bagi, mungkin ini semboyannya.
Semangat berbagi
tentu saja bagus, tapi kalau kemudian
mereka yang dapat bagian merasa terganggu bisa jadi masalah juga. Seorang
teman yang hape-nya biasa jadi mainan anaknya ketika grup di We A-nya berisi
gambar dan video yang sedikit saru mengaku kerepotan karena harus sering mengecek
dan menghapusnya. Ada juga keperihatinan, seperti ada seorang teman yang rutin
membagikan tulisan-tulisan berisi petuah agama pernah pada suatu ketika setelah
membagikan sebuah tulisan ada yang bertanya siapa dan dari mana ulama yang
nasehatnya dibagikan itu, ternyata dijawab asal-asalan.
Belakangan ketika
HOAX telah jadi momok mengerikan, saya melihat merakyatnya We A bisa jadi
tantangan berat dalam hal memerangi penyebaran informasi-informasi
menyesatkan. Sekarang anak-anak apalagi orang
tua sudah tak bisa pisah dari smartphone yang harganya makin murah. Dan WhatsApp tak seperti BBM atau facebook
karena basis koneksinya nomor telepon. Dan yang membuat We A disukai, dalam
kondisi sinyal lemah pun pesan mudah terkirim.
Sampai di sini, kamu penya We A?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar