Rabu, 22 November 2017

HIDUNG PESEK

Sekarang sedang ramai dibicarakan soal “hidung pesek”. Saya yang (tidak) kebetulan berhidung pesek, tentu saja wajib terlibat. Tidak boleh tidak. Bukan karena tersinggung perasaan lalu unjuk kemarahan, yang saya lakukan ini demi kewajiban mengisi halaman blog ini agar tidak jadi kuburan.


Hidung pesek bisa jadi adalah identitas. Walau banyak di desa saya orang berhidung mancung, namun lebih banyak yang pesek. Hidung pesek sudah lumrah di Indonesia, khususnya di Jawa. Yang mancung, ukuran mancungnya pun Jawa, karena kalau dibandingkan dengan orang Arab dan Eropa maka pesek juga.

Walau orang pesek lebih banyak, ternyata dalam kehidupan sehari-hari justru orang pesek yang sering diledek. Saya yang juga berhidung kecil sering dikatain pesek sejak kecil. Ada teman saya malah punya panggilan  “Nung Ecek”, namanya Nunung dan sudah pasti hidungnya  mancung ke dalam. Dan sudah pasti yang hidungnya lancip dapat puja-puji, yang lelaki dibilang ganteng dan yang perempuan dikatakan cantik.

Hidung pesek jelas bukan aib apalagi dosa.  Tapi mungkin karena  orang berhidung pesek sering diejek sehingga banyak –terutama perempuan—yang melakukan operasi penambalan hidung. Yang duitnya banyak tentu saja bisa operasi plastik dengan hasil menakjubkan, Artis-artis kita banyak yang melakukannya, ada yang perubahannya samar ada pula yang sangat menyolok. Nah, yang menyedihkan adalah yang duitnya pas-pasan, hidung ditambal bukan jadi bagus justru jadi mirip buta terong.

Sama seperti hidung pesek, tubuh pendek, kulit hitam, mulut monyong adalah wajah umum orang kita, tapi kenapa sering jadi bahan ejekan mungkin karena angan-angan kita lebih sering tertuju ke bintang film dari barat yang ada tivi. Melihat mereka bukan saja mengagumi sesuatu yang tampak “wow”, lebih dari itu ada harapan pengin ketularan. Bahkan karena sering membayangkan diri sebagai mereka, kenyataan yang ada pada dirinya terlupakan.

Televisi kita pun meski kini banyak menayangkan yang lokal, yang nongol wajahnya interlokal juga. Jadi tak aneh jika terus-menerus orang pesek, orang pendek dan kawan-kawannya akan terus diejek dalam keseharian. Saya jadi curiga, jangan-jangan ada kesengajaan, ada proyek yang dibuat oleh entah siapa untuk memelihara sikap rendah diri kita.


Walah!

3 komentar:

alkatro mengatakan...

curiga mencurigai sudah biasa terjadi.

sik yo mas, tak nyari cermin.. lali, idungku pesek apa ga

Muhammad A Vip mengatakan...

pasti pesek

Aul Howler's Blog mengatakan...

Hidung aku juga gak mancung

Tapi gak pesek juga sih

mmmm