Senin, 25 Mei 2015

Beras Plastik untuk Kita

Berita beras plastik rasanya tambah menarik. Dari informasi terakhir, ternyata biaya produksi beras plastik atau beras sintetis atawa beras palsu ini lebih mahal dari biaya produksi beras sungguhan. Entah berapa harga beras termahal yang ada di pasar kita, yang pasti satu hari yang lalu saya membeli plastik untuk kemasan dihargai oleh penjualnya perkilo duapuluhdelapan ribu. Konon harga kiloan plastik termurah pun sekitar dua belas ribu, jadi jelas ini kasus yang sangat menarik.


Awalnya saya tertarik mengikuti berita beredarnya beras palsu ini karena setiap hari perut saya menampung makhluk Tuhan yang satu itu. Saya cemas juga, jangan-jangan barang yang masuk ke perut saya sama bahan bakunya dengan segala perabotan dapur di rumah. Makan nasi biasa pakai lauk tempe saja buang air besar kadang tidak lancar, bagaimana kalau makan plastik. Dari uji laboratorium juga sudah jelas beras yang plastik ini mengandung unsur-unsur berbahaya.


Sejauh ini saya masih menganggap beras yang saya konsumsi aman-aman saja. Lagipula saya termasuk orang yang kalau membeli beras pilih yang paling murah, maka kekhawatiran saya tak begitu berlebihan mengingat beras murah biasanya tampak badeg sedangkan beras plastik ini menurut berita teksturnya mulus bening. Dari berita, penemuan beras palsu di daerah Gunung Kidul ada tercampur pada beras jenis Rojo Lele yang bagi saya termasuk beras mahal.

Entah sejak kapan beredar dan siapa yang memproduksinya, yang jelas dengan membaca apa yang diberitakan media peredaran beras berbahaya ini bukan bermotif ekonomi. Alat produksinya pasti juga mahal, jadi kasus ini sangat mungkin didalangi oleh kekuatan besar yang cara cari uangnya tak mungkin dari hasil berdagang eceran. Akhirnya saya jadi ingat, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang pernah mengusir NAMRU dari bumi Indonesia dalam satu kesempatan pernah memaparkan tetang bioterorisme, menurutnya banyak hal yang telah berlangsung belakangan ini khususnya di Indonesia perlu dicurigai sebagai sesuatu yang kejadiannya merupakan permainan negara-negara besar dunia.


Entah apa motif pastinya orang-orang jahat itu menyebar beras plastik untuk kita, yang pasti kini pemerintah sedang sibuk mengurus beras-berasan ini. Semoga tak semuanya mengurusi beras, cukuplah ahli beras saja dan kita sebagai konsumen beras berhati-hati ketika membeli beras. Masih banyak hal lain yang perlu diperhatikan, karena bisa jadi ketika kita ramai-ramai mengurus beras duit di dompet kecopetan, bisa tambah repot, sudah dapat beras palsu duit buat beli lauk raib pula.

Tidak ada komentar: