Berita beras plastik rasanya tambah menarik. Dari informasi
terakhir, ternyata biaya produksi beras plastik atau beras sintetis atawa beras
palsu ini lebih mahal dari biaya produksi beras sungguhan. Entah berapa harga
beras termahal yang ada di pasar kita, yang pasti satu hari yang lalu saya
membeli plastik untuk kemasan dihargai oleh penjualnya perkilo duapuluhdelapan
ribu. Konon harga kiloan plastik termurah pun sekitar dua belas ribu, jadi
jelas ini kasus yang sangat menarik.
Awalnya saya tertarik mengikuti berita beredarnya
beras palsu ini karena setiap hari perut saya menampung makhluk Tuhan yang satu
itu. Saya cemas juga, jangan-jangan barang yang masuk ke perut saya sama bahan
bakunya dengan segala perabotan dapur di rumah. Makan nasi biasa pakai lauk
tempe saja buang air besar kadang tidak lancar, bagaimana kalau makan plastik. Dari
uji laboratorium juga sudah jelas beras yang plastik ini mengandung unsur-unsur
berbahaya.
Sejauh ini saya masih menganggap beras yang saya
konsumsi aman-aman saja. Lagipula saya termasuk orang yang kalau membeli beras
pilih yang paling murah, maka kekhawatiran saya tak begitu berlebihan mengingat
beras murah biasanya tampak badeg
sedangkan beras plastik ini menurut berita teksturnya mulus bening. Dari berita,
penemuan beras palsu di daerah Gunung Kidul ada tercampur pada beras jenis Rojo
Lele yang bagi saya termasuk beras mahal.
Entah sejak kapan beredar dan siapa yang memproduksinya,
yang jelas dengan membaca apa yang diberitakan media peredaran beras berbahaya
ini bukan bermotif ekonomi. Alat produksinya pasti juga mahal, jadi kasus ini
sangat mungkin didalangi oleh kekuatan besar yang cara cari uangnya tak mungkin
dari hasil berdagang eceran. Akhirnya saya jadi ingat, mantan Menteri Kesehatan
Siti Fadilah Supari yang pernah mengusir NAMRU dari bumi Indonesia dalam satu
kesempatan pernah memaparkan tetang bioterorisme, menurutnya banyak hal yang
telah berlangsung belakangan ini khususnya di Indonesia perlu dicurigai sebagai
sesuatu yang kejadiannya merupakan permainan negara-negara besar dunia.
Entah apa motif pastinya orang-orang jahat itu
menyebar beras plastik untuk kita, yang pasti kini pemerintah sedang sibuk
mengurus beras-berasan ini. Semoga tak semuanya mengurusi beras, cukuplah ahli
beras saja dan kita sebagai konsumen beras berhati-hati ketika membeli beras. Masih
banyak hal lain yang perlu diperhatikan, karena bisa jadi ketika kita
ramai-ramai mengurus beras duit di dompet kecopetan, bisa tambah repot, sudah
dapat beras palsu duit buat beli lauk raib pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar