Tadi siang di rumah situasinya ramai seharian; ada
banyak wanita bikin kue dan ada laki-laki bebenah rumah. Ceritanya istri saya
punya bisnis terima pesanan kue-kue (apalagi menjelang lebaran), dan siang tadi
ada yang pesan klepon dan dadar gulung. Seharian klepon dan dadar gulung dibuat
untuk dibagikan oleh pemesannya kepada tetangga sebagai bingkisan lebaran. Tentunya
klepon dan dadar gulung yang makanan basah dan tidak awet cuma tambahan,
bingkisan pokoknya makanan kalengan bikinan pabrik.
Sudah tradisi, pada saat menjelang lebaran orang-orang
akan berbagi dengan sanak kadang dan dengan tetangga. Orang-orang yang banyak duit
di kota-kota akan berbagi parcel sebagai bingkisan berharga mahal. Orang banyak
duit di kampung berbagi aneka biskuit dan sirop bikinan pabrik ternama. Yang duitnya
pas-pasan cukup gula dan teh ditambah kue-kue murahan.
Itu tradisi yang berlangsung sekarang. Orang-orang
sudah cari gampangnya saja: ada duit, belanja di toko, dibungkus kantong plastik,
diantar sebelum hari lebaran tiba. Beda dengan jaman saya kecil dulu, waktu itu
orang-orang membikin kue-kue sendiri. Saya masih ingat sepekan menjelang
lebaran, dulu ibu saya selepas sholat taraweh pasti sibuk bikin kue-kue,
seperti: rempeyek kacang (baro-baro), kembang goyang, sagon dan lainnya. Sehari
sebelum lebaran bikin lepet dan lontong. Makanan-makanan itu yang kemudian jadi
bingkisan dibawa saat “nyadran” atau berkunjung dari rumah ke rumah di hari
Iedul Fitri.
Itulah tradisi, peristiwa turun temurun. Kelak mungkin
akan ada gaya beda lagi, seperti parcel mungkin saja orang-orang kampung pun
akan ikut-ikutan membuat semenarik mungkin bingkisan lebarannya, jadi tidak
sekedar bungkusan. Saat negara ini benar-benar makmur mungkin tak sekedar
berbagi makanan, bisa saja berupa prabotan rumah tangga, sepeda motor, mobil
bahkan mungkin rumah. Semua itu tentu saja ekspresi kegembiraan menyambut “Hari
Istimewa” setahun sekali. Walau tak sedikit yang mengeluh karena banyaknya duit
belanja yang keluar.
Klepon dan dadar gulung yang dibuat istri saya tadi
siang saya kira bukan makanan khas lebaran, tapi saya merasa senang masih ada
orang yang berbagi di hari lebaran dengan makanan yang sudah sulit dicari. Andai
saat lebaran dijadikan secara resmi oleh negara sebagai pekan berbagi makanan
nasional, tentu akan menggembirakan bagi saya yang rindu makanan-makanan lama. Di
mana dalam sepekan seluruh warga membuat aneka makanan lokal yang bahannya dari
lokal pula untuk saling berbagi di Hari Raya Iedul Fitri.
Bagaimana dengan anda, sudah ada bungkusan yang siap jadi bingkisan? Selamat menyambut Hari
Raya Iedul Fitri, semoga selalu ada damai di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar