Di dalam Kopaja yang melaju zigzag lamat-lamat kudengar suara seorang lelaki menjelaskan entah kepada siapa, katanya sekarang adalah hari kelahiran kota Jakarta. Lelaki itu berulang-ulang mengatakan itu, entah kenapa tapi aku tak berani menengok ke arahnya. Yang jelas ungkapan Jakarta dilahirkan itu membuat saya senyum-senyum terus sampai saat ini. Apa benar Jakarta pernah dilahirkan?
Kupikir hari jadi lebih tepat daripada dilahirkan, tapi sudahlah. Toh hari jadinya ini yang diperingati setiap tanggal 22 Juni pun sampai sekarang terus jadi perdebatan. Konon tak ada dokumen otentik yang dapat memastikan kapan tepatnya kota Jakarta ini pertama kali dibangun. Acuan selama ini adalah naskah berjudul "Dari Jakarta ke Jayakarta" yang diserahkan Mr Dr Soekanto, kepala Arsip Nasional dan guru besar sejarah pada Fakultas Kedokteran UI yang dibahas di Sidang Istimewa DPRD Jakarta pada tahun 1956. Dinyatakan tanggal 22 Juni 1527 adalah hari paling dekat pada kenyataan dibangunnya kota Jakarta oleh Fatahillah.
Soal perdebatan hari jadi kota Jakarta ini, pernah pada suatu kesempatan seorang budayawan Betawi mengatakan bahwa tidak benar Fatahillah yang membangun Jakarta pertama kali. Jakarta menurutnya sudah ada semenjak awal abad pertama masehi. Lebih jauh dikatakan kalau kedatangan Fatahillah di Jakarta sesungguhnya adalah untuk menjajah. Namun sepertinya pendapat itu cuma angin lalu dan memang rasanya tak perlu ribut-ribut soal semacam itu. Entahlah kalau aku seorang sejarawan.
Yang rasanya penting untuk dibahas adalah apakah usia 484 tahun itu tua atau muda untuk umur sebuah kota. Menurutku 484 tahun untuk Jakarta adalah sudah sangat tua. Jakarta kelihatannya sudah kepayahan menjalani hidup. Isinya penyakit dan penyakit-penyakit yang ada sulit diobati. Jakarta sudah waktunya untuk melepas beban hidup, menikmati hari tua dengan beristirahat atau bermain-main dengan cucu. Tapi siapa cucunya?
Gambar: rakyatmerdekaonline
yang penting jakarta bisa bikin warganya nyaman. hehehe
BalasHapuscucunya jakarta = polusi dan macet ya?
BalasHapusjakarta macet :-D
BalasHapusbentar lg pesta SALE dong!!
BalasHapusJakarta sudah tua banget usia segitu... semoga semakin baik aja
BalasHapusduh jaka-rta umurnya dah tua ya... tapi ko belum dewasa.
BalasHapusNoeell:tambah pusing malah.
BalasHapusAina:au ah gelap!
Lidya:kalo siang.
Popi:gak tau.
choirul:ubannya sudah merata
Baha:sudah pikun malah
Karna semakin macet makanya Jakarta tidak bisa bermain dengan cucu-cucunya.
BalasHapusCucunya Jakarta udah banyak.. Dan beranak pinak... BoDeTaBek.. Dan akan semakin banyak saja kota2 satelit yg bakal jd cicitnya Jakarta... :-D
BalasHapuscucunya yaa yang tinggal dan morotin duitnya. hahaha.. secara eyang-eyang biasanya bagi2 duit sama cucunya. *halah.
BalasHapusyah, berapapun usia jakarta tetapi kebanyakan isinya cuman mikir buat keuntungan dirinya sendiri.. *ya nggak sih?
tak pentinglah kapan berdiri, kapan dibangun, yang lebih penting adalah kota kota jakarta masih nyaman untuk bertempat tinggal dan mencari nafkah
BalasHapusSalam kenal dari Resep Rumah Makan Indonesia. Ditunggu kunjungan baliknya! :)
BalasHapussudah tua ya...
BalasHapuspantesan makin rumit
hehe...
kapan ibukota dipindahin ke luar jawa..?
walopun sekarang jakarta sudah nampak tua dan sakit-sakitan, mungkiiiin nanti kalo anak cucunya dah pada gede n bisa mimpin jakarta, mudah-mudahan jakarta akan kembali lagi sehat, sejahtera, aman dan nyaman untuk ditinggali oleh nenek n kakek2nya.
BalasHapusselamat ulang tahun kota jakarta, semoga ga nambah macet n ga amburadul lagii...
semoga sukses selalu n TETAP SEMANGAT
Ibudini:kasihan dong jakarta bu
BalasHapusLyli:iya, bogor, depok, tangerang, bekasi itu cucunya. cucu atau anak?
Gaphe:sakit-sakitan mana sempet bagi duit
Pakde:bener pakde, yang penting nyaman
Resep masakan:salam kenal juga
Rawins:hehehe
Harto:tetap semangat jakarta
wah Jakarta udah 4 abad ya usianya :O
BalasHapustapi kayaknya dalam ukuran kota, 4 abad itu masih dibilang anak kecil kali ya, apalagi melihat tingkah polah Jakarta :D
tiara:anak kecil?
BalasHapussemoga jakarta bisa membaik dan tidak makin amburadul ke depannya
BalasHapusudah stua itu kah jakarta??
BalasHapusmm.. wlw udha stua itu, ttp aja dhe blom pernah nginjakin kaki ke jakarta :D
kalo Jakarta dilahirkan, ibunya sopo ya
BalasHapusandre:semoga deh
BalasHapusDhe:yah, gimana sih.
Fany:ibunya mpok nori :P
blog anda saya review
BalasHapushttp://emmanuelthespecialone.blogspot.com/2011/06/10-blog-yang-menarik-perhatian-saya.html
cucunya ya kalian2 yang tinggal di jakarta.
BalasHapuskakek jakarta udah tua, cucu-cucunya harus merawat si kakek dengan baik dong, biar tetap tampak terurus biar usianya udah senja
lain:sip deh
BalasHapus