Laman

Kamis, 03 November 2011

Hari Raya Qurban, Rambo dan Burung

Tak terasa sudah dekat ke Hari Raya Qurban. Rasanya baru kemarin makan ketupat Iedul Fitri, sekarang tetangga sudah meributkan panci mana yang akan digunakan untuk merebus daging qurban nanti. Rupanya akhir pekan nanti Hari Raya Iedul Adha akan tiba. Sepanduknya pelaksanaan Sholat Ied sudah bertebaran di mana-mana mengundang siapa saja agar hadir dan memeriahkan pelaksanaannya, sesuatu yang mengada-ada rasanya, karena tak ada sepanduk pun orang akan datang dengan senang hati ke mesjid terdekat.

Ini dia Si Rambo II

Yang paling menyolok setiap menjelang Hari Raya Qurban adalah banyaknya kambing di sekitar tempat tinggal. Kambing berjejer di pinggir jalan dengan leher terikat ditonton manusia bergerombol adalah pemandangan harian yang kini mudah ditemui di sekitar pemukiman penduduk. Di dekat tempat saya tinggal setiap sore orang-orang dari anak-anak sampai orang tua menonton makhluk yang tak aneh itu. Pedagang makanan keliling sudah pasti terlibat dalam peristiwa ini.

Selain kambing binatang yang biasanya dijadikan qurban tentu saja sapi, untuk kerbau di kota rasanya sulit untuk ditemui. Saya sendiri cuma sekali pernah melihat orang qurban kerbau, dulu sekali di kampung. Tapi sampai kemarin saya sendiri belum bertatap muka dengan sapi di jalanan. Sapi biasanya akan banyak dijumpai di permukiman orang-orang kaya.

Tentu saja sapi akan jadi qurbannya orang-orang kaya. Harga sapi yang diatas sepuluh juta per ekor bagi orang kebanyakan pasti akan dirasa berat, kalaupun ada yang qurban sapi biasanya patungan. Seekor sapi bisa untuk tujuh orang. 

Satu sapi untuk tujuh orang tentunya sapi biasa, lalu bagaimana kalau sapi super? Konon Presiden EsBeYe untuk qurban tahun ini membeli sapi super yang bernama “Rambo II” dari Purworejo, Jawa Timur. Sapi berbobot 1,4 ton itu adalah lanjutan dari sapi bernama “Rambo” yang sudah lebih dulu dijadikan qurban tahun lalu yang beratnya hanya beda dua kuintal, 1,2 ton. Tak penting mungkin bagi Presiden EsBeYe satu sapi untuk qurban berapa orang, toh meski harganya sampai 50 juta rupiah duit sebanyak itu pasti tak seberapa jika dibandingakn dengan hasil dari penjualan lagu ciptaan beliau yang nantinya akan jadi RBT top.

Sedang untuk saya, masih bingung tahun ini akan qurban apa. Kemarin saat ikut sholat subuh gabungan sempat mendengar ceramah bahwa burung bisa dijadikan qurban, yang terus terang saya baru pertama kali mendengar hal ini. Walau saya baru pertama kali mendengarnya, tapi daripada tidak qurban sama sekali, rasanya tak ada salahnya qurban burung.

Cuma sebelum qurban saya harus terlebih dahulu minta izin kepada istri, soalnya burung yang saya miliki dan cuma satu-satunya itu burung kesayangan istri saya. Sampai di sini saya jadi ragu akan qurban burung, jangan-jangan istri saya akan menggantinya dengan ayam.

Gambar: okezone




18 komentar:

  1. Jadi pengen nyanyi "di pucuk pohon cempaka, burung kutilang berbunyi", kalo dikurbankan ntar gak ada kicau burung dong

    BalasHapus
  2. sama kayak Ami jadi pengen nyanyi...
    hehehheh ngemeng2 versi tukul bener Om , kurban burung boleh..., burung kenari suami saya ada Om...tapi kan sayang dagingnya aja gak ada, soalnya burung kenari itu kecil dan lucu.

    BalasHapus
  3. aku juga pingin kurban mas, tapi aku belum diaqiqoh.. jadi ya gitu deh..

    BalasHapus
  4. Ami, Ibudini: menyanyilah karena menyanyi bisa membahagiakan
    ndop:payah...

    BalasHapus
  5. sapinya bisa main filmsekuelrambo dong :)

    BalasHapus
  6. Wah aneh-aneh aja kurban burung. kalau saya tiap tahun kurban perasaan aja. Menyedihkan.

    BalasHapus
  7. Sudah parkir 2 ekor lembu di tempat kami, tinggal nunggu di potong..kasian..kasian.

    Dini paling suka lihat lembu di potong...

    BalasHapus
  8. wah2 unik banget postingannya..
    kalau yang saya tahu qurban sih biasanya kambing or sapi :D..

    BalasHapus
  9. Emang sih, yg banyak 'dipajang' di pinggir2 jalan hanya kambing. Jadi, yg mau cari sapi utk kurban gak semudah kambing deh ya.

    BalasHapus
  10. buat masalah burung.. speechless kakak :))

    BalasHapus
  11. masa kurban burung, saya ga sependapat

    BalasHapus
  12. Selama ini aku belum pernah lho melihat orang berkorban dengan kerbau. paling2 hanya sapi dan kambing. Masalahnya sekarang ini kerbau mahal dan langka

    BalasHapus
  13. kurban burung hehee bs mampu dunk semua orang mah :D
    iyah biasanya klo mau lebaran haji banyak sapi dan kambing di jalan
    tp tahun ini aku gak liat soalnya gak pernah keluar dari komplek hehe :P

    BalasHapus
  14. Lidya:kan mau dipotong, jadi tak mungkin
    arqu:baguslah, perasaan dikurbankan
    Mulyani:tadi pagi usai sholat subuh saya sempat lihat ada sapi gede banget dekat rumah
    Soca:ada juga unta lho
    Fany:oke...
    Mbak Reni:dipajang?
    Urkhan:hahaha
    Rio:gak setuju juga gak papa
    Ifan:kerbau lebih mahal ternyata...
    Ria:gak mesti semua orang bisa. toh tak semua orang punya burung
    Nuel:boleh, orang nyumbang yang penting ikhlas

    BalasHapus
  15. burung dagingnya terlalu sedikit kayaknya deh om :D

    BalasHapus
  16. Waah beneran boleh kurban burung? waahh dirumah aku banyak burung pipit berseliweran.neh mas :p

    tapi ngakak juga pas baca rbt sby yg akan meledak.. ya amin aja deh.. biar cepet pensiunnya :p

    BalasHapus

komentarlah sebelum anda dikomentari