Sekali lagi tim sepakbola Indonesia kalah dalam pertandingan seru melawan tim yang sering disebut sebagai "musuh bebuyutan", timnas Malaysia dalam partai perebutan medali emas Sea Games 2011 cabang sepakbola semalam (21/11/2011). Pertandingan yang menguras tenaga karena berlangsung sampai hampir tengah malam yang penentuannya lewat aksi adu tendangan pinalti itu benar-benar hebat. Bahkan pertandingan hebat itu tak hanya menguras tenaga para pemainnya, para penonton pun menguras isi kantongnya demi mendukung jagoannya: para garuda muda. Penonton yang tak ke stadion semalam banyak yang menggelar nonton bareng dengan layar lebar di pinggir-pinggir jalan yang tentu saja butuh dana untuk mempersiapkannya. Timnas memang kalah, tapi penonton atau kita semua sebagai bangsa rasanya tak dilarang merasa sebagai pemenang. Ya toh!
Bagi saya tim sepakbola kita sudah menang karena sebagai bangsa yang dikenal sangat menghormati leluhurnya, melanjutkan tradisi kalah dalam pertandingan sepakbola adalah sebuah kemenangan. Bukan menang angka tentu, tapi menang mental. Dimana kita tak begitu saja menuruti kemauan orang-orang yang di dadanya dipenuhi oleh keinginan mengangkangi orang lain dalam pergaulan hidup, tapi kita tetap mengutamakan hati nurani. Kita tetap mampu tegak di wilayah kesadaran yang menjunjung tinggi nilai keselarasan.
Kita sebagai bangsa kaya dengan jumlah penduduk yang mambrah-mambrah sampai ke mana-mana dan tanah air yang di permukaannya segala macam tanaman ada, yang banyak cabang olahraga sudah hidup ribuan tahun di masyarakatnya, rasanya dalam event Sea Games seperti sekarang ini tidak penting kemenangan-kemenangan angka atau tropi. Apalagi sebagai tuan rumah yang menjamu negara-negara kecil yang bisa dianggap mereka adalah anak-anak atau keponakan kita. Untuk tim sepakbola, selamat untuk kalian yang tak tergiur untuk merebut posisi utama, terlebih mau melepas bonus dua ratus juta yang pastinya jumlah yang tidak sedikit. Saya yakin para pemain timnas untuk Sea Games yang usianya masih di bawah dua puluh tiga tahun bukan pribadi-pribadi tamak yang gila uang dan puja-puji.
Hidup adalah permainan dan senda gurau, begitu kata Al Quran yang pastinya bagi pelatih Rahmat Darmawan bukan ungkapan asing. Kita bangsa kaya, bangsa besar, untuk apa kehormatan dan puja-puji jika harus menyakiti mereka orang-orang yang harusnya dikasihi. Kemuliaan melampaui daripada keunggulan dalam permainan. Kemuliaan bukan kesombongan.
Garuda-garuda muda yang gagah berani semalam itu layak dijadikan teladan bagi generasi mendatang. Generasi yang tentunya layak dipelihara kewarasannya agar tetap bisa diandalkan dalam menjaga nilai-nilai luhur nenek moyangnya. Nenek moyang yang telah mewariskan ragam kebudayaan di dunia ini. Nenek moyang yang oleh sebagian besar kita para keturunannya dilupakan karena tertipu oleh segala pengetahuan yang datangnya dari dunia yang tunggang langgang nan jauh di sana.
Semoga dicermati.
ada tag ya, cek di http://just-fatamorgana.blogspot.com/2011/11/11-oh-11.html
BalasHapuskalah dengan terhormat buat garuda muda,love,peace and gaul.
BalasHapusnyang penting kite udeh masuk final, bang.. hehhhe
BalasHapus"...melanjutkan tradisi kalah dalam pertandingan sepakbola adalah sebuah kemenangan" wkwkwkwkwwk HIDUP GARUDA MUDA!!
BalasHapuswalaupun kalah setidaknya mereka telah memberikan yang terbaik buat bangsa, dan permainan mereka begitu menjanjikan ...
BalasHapusTetap mendukung Garuda Muda... tapi ya sedih juga liat bangsa kita... kita teramat sedih garuda muda kalah tak dapat menyumbang emas... seolah2 kita mengecilkan mereka2 yang telah menyumbang emas untuk Indonesia....
BalasHapusbahkan kita tak mengenal nama2 mereka....
katanya tim kita disiapinnya cuman 3 bulan ya? Baru seumur jagung udah bisa maju sampe final. Gimana klo nyamain malay yang disiapin 2 taun, pasti menang.
BalasHapuswah :O menang mental tuh yang bikin ngeri, kita bisa jadi bangsa yang besar kalau mentalnya pun besar ya :D
BalasHapusNggak nyangka kalah lagi di kandang sendiri. Tapi apapun itu udah berbuat yang terbaik koq timnas kita!
BalasHapussaya beca status teman saya di fb tentang kalahnya tim garuda di pertandingan kemarin..katanya
BalasHapus"Dengan Anda merasa "hambar" tanpa emas cabang sepakbola, apa bedanya dengan tidak menghargai 100 lebih atlet lain yang berjuang demi emas? -via twit @umenumen"
dan saya sangat setuju... :)
gabisa komen om
BalasHapusga ngikutin bola
menan kalah sama aja kok
asal jangan terus cari kambing hitam kaya dibidang lainnya
Fany:oke bu
BalasHapusSarya:hormat grak
nuel:penting itu
joe:janji mulu disenengi
ocky:hidup
kak ega:kita dukung semua lah
[L]ain:mestinya disiapin sejak 30 tahun lalu ya
Tiara:kita bangsa besar neng
Gaphe:masa nggak nyangka sih?
rabest:oke oke
karena kalah, kepala rasanya ikut jadi pecaqh cak
BalasHapuskalah kalau dengan adu pinalti ya sangat mengecewakan
BalasHapuspara pemain merasa kurang percaya diri dalam adu pinalti kemarin
BalasHapusandai saja gol yang tercipta di babak 2 dan 1 bukan offside ya mas
BalasHapusHahahaha.. ngakak dah.. ini baru postingan yg pas buat kemenangan indonesia :p
BalasHapus