Membaca kabar Harun Yahya dihukum 1075 tahun oleh pengadilan Turki saya biasa-biasa saja tuh. Mungkin karena
kasus kriminalisasi ulama oleh negara sudah hal biasa, apalagi di sini juga
sedang terjadi hal yang tak jauh berbeda. Atau juga karena
saya sudah lama merasa bahwa proses hukum yang dijalaninya sejak akhir tahun 2019 akan berakhir serius. Bayangkan saja Harun Yahya hidup
di Indonesia, bisa jadi sudah lama dioyak-oyak sebagai penista agama mengingat gayanya yang aneh sebagai pendakwah—
dikelilingi wanita-wanita sexy dengan bibir menggoda seperti sosis yang dinamainya Kittens.
Sekian tahun yang lalu, saya sempat
terpukau oleh buku-bukunya yang sensasional, yang terbit tidak saja dengan
judul-judul spektakuler bahkan dengan kualitas cetakan yang mewah. Salah satu
yang pastinya memukau adalah Keruntuhan Teor Evolusi. Harun Yahya memang memposisikan diri berlawanan dengan Darwin. Bukunya hadir warna-warni dengan halaman-halaman penuh gambar di kertas mengkilat. Tak satu dua
buku, konon ada 300 buku yang pernah ditulisnya, dan di sini buku-bukunya yang gagah segagah orangnya pernah mejeng di etalase-etalase toko buku pada menjelang tahun 2000an dan Koran-koran pun
mengulasnya. Seorang ilmuwan dari negara mayoritas muslim, tampak jenius,
berani dan kaya dipastikan cepat mengambil hati kaum muslimin dunia.
Tokoh semacam ini dalam sejarah dunia
pastinya banyak sekali. Seseorang yang tiba-tiba menyeruak kepermukaan
masyarakat, dikagumi dan dielu-elukan tapi tidak langgeng. Biasanya kemunculannya
disertai sesuatu yang wah, misalnya di sini pernah ada penceramah yang tidak
jelas bagaimana dia tumbuh sebagai ulama tiba-tiba punya jadwal tetap di sebuah masjid
bersekala nasional dan ditayangkan secara nasional di stasiun televisi bonavit.
Tak butuh waktu lama, televisi melambungkan
sosoknya sampai akhirnya waktu
membuktikan bukan dia yang luar biasa. Tapi di sini memang hal semacam itu gampang timbul tenggelam, bahkan Ponari bocah cilik bisa ngetop dan disembah sedemikian rupa.
Dan kembali ke Harun Yahya yang konon nama aslinya Adnan Oktar, dengan gayanya yang bisa dibilang nyleneh untuk seorang yang dianggap Cendekiawan Muslim,
memang wajar kalau dicurigai ada niat yang merusak di sana kalau tidak mengacu ke pendapatnya Gus Dur ketika mengomentari Lia Aminudin yaitu sebagai Orang Gila. Tuduhan pemerkosaan
entah benar atau tidak dilakukan oleh pria berumur 64 tahun itu, yang pasti
mengumpulkan wanita-wanita dengan muka permakan adalah sesuatu yang ganjil
untuk seseorang yang peduli pada kehidupan yang baik.
Saya sendiri sangat setuju dengan
kebebasan bersikap, tapi ketika kebebasan sudah merugikan dan menimbulkan keresahan di masyarakat,
kebebasan itu harus dihadang jangan sampai menimbulkan kerusakan yang sulit
diatasi.
nama yang pernah terdengar sayup sayup. ga ngerti kalo terkenal di negeri kita.
BalasHapusPonari laah ituh baru hafal, bocah dg watu bledeknya.
Dunia iniiiiiiii... panggung sandiwaraa.
Kl daun janda bolong piye Mas? ada yang ratusan juta regane di toped. Arep nawar ga?
Wow ...Sungguh eksentrik 😱.
BalasHapusLife stylenya justru mirip tokoh fiktif detektif tampan James Bond daripada pemuka agama 😊.
Delivery Services in Dubai
BalasHapusDelivery Services
Exports of Pakistan