Tengah malam, duduk di teras Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki sambil makan kacang aku terus dibuat cekakakan. Ngobrol berdua dengan Satrio Piningit memang selalu seru. Semalem dia menjelaskan ilmunya yang dia sebut dengan ilmu tai (maaf kalau terkesan jorok).
Dia bercerita, di kampung ibunya di pinggiran Lamongan, katanya tai sapi satu colt pick up dulu sekitar tahun 80-an harganya Rp 12.000,-, itu sesuatu yang mahal menurut dia. Kubayangkan dua belas ribu tahun 80-an mungkin tak jauh dari angka satu juta rupiah-an sekarang. Awalnya aku nggak paham kenapa tiba-tiba dia bercerita tentang jual beli tai sapi di kampung ibunya. Lalu dia katakan kalau seekor burung yang terbang di atas danau kemudian berak, tai-nya yang jatuh ke air akan menimbulkan gelombang, meski tidak besar.
Pelan tapi pasti aku pun menangkap apa maksudnya bercerita tai sapi dan tai burung. Ya, kadang sesuatu yang kita anggap remeh bahkan menjijikan ternyata bernilai tinggi. Tai sapi seandainya kita menemuinya di manapun pasti kita akan menghindarinya, kita jijik, bahkan untuk sekedar meliriknya pun kita pasti malas, tapi Satrio Piningit menceritakan di kampung ibunya harga tai sapi ternyata mahal.
Dan tai burung yang kecil, yang mungkin hanya beberapa orang saja yang benar-benar peduli pada burung yang tahu seperti apa bentuk tai burung, ternyata juga mampu membuat air danau bergelombang. Satrio Piningit ternyata sedang bercerita tentang nilai. Nilai ternyata melekat pada apapun di dunia ini. Sesuatu yang kita anggap tidak penting saat ini bisa saja suatu saat menjadi penentu dalam hidup kita. Satrio Piningit sedang mengajariku agar tidak menganggap remeh apapun atau siapapun.
Ya, memang tidak harus jadi orang terkenal atau punya jabatan mentereng untuk berarti, karena seremeh apapun kondisi kita sebagai manusia, pasti ada nilainya yang berpengaruh terhadap keadaan di dunia ini. Kita pasti punya kontribusi di semesta ini, sesuatu yang mungkin tidak kita sadari dan memang tidak penting itu dipikiri.
“Tai…kamu tahu apa artinya?” dia terus meledak dan mendesakku yang masih menahan geli. “Tai itu, Taati Al quran Ini,” begitu jelasnya.
Dia katakan kalau dirinya tidak hafal Quran, tapi dia katakan bahwa dia tahu kalau mabok itu dilarang dan ada alasan-alasannya. Maka dia pun tidak mabok. “Madon itu nggak boleh, alasannya begini-begini, ya saya nggak madon,” dia melanjutkan. Sampai di sini aku berhenti tertawa. Aku atur nafasku, ku tatap matanya, ku coba memahami kesungguhannya.
NB: Dipindah dari Brugglothak.
wah hebat ya :D menganalogikannya dengan cara yang mudah dipahami dan gampang diinget :D jadi makin penasaran deh om sama beliau
BalasHapusnice atrikel bro,salam love,peace and gaul.
BalasHapuswah ternyata itu tou "TAI" btw kaya sering menceritakan SP. jadi inget pa kandir yg nyeleneh menggunakan tai sapi yg masih hangat untuk diramu dijadikan obat sakit.
BalasHapustiara:nanti saya suruh maen ke rumah deh
BalasHapussarya:thanks
Baha:siapa pak kandir? dan sapinya siapa?
lama-lama sohiban nih sama satrio piningit? jangan2 krn sering nraktir ya? hehe..
BalasHapusbtw...mohon maaf lahir batin. Selamat menjalankan ibadah puasa..
bisa aja dia buat singkatan ya...hehee
BalasHapussatrio piningit lagi, seperti apa sih wajahnya?
BalasHapusPopi:selamat menjalankan ibadah romadlon
BalasHapusFany:dia aslinya hebat
Lidya:dia tak ingin di ekspos
kapan satriyo piningit muncul?
BalasHapuso jd taati alquran to
BalasHapusSalam sahabat
BalasHapusTidak menyangka TAI ini yang dimaksud Alqur'an
Terima kasih ya
sejalan dengan salah satu potongan ayat AlQur'an ... rabbana ma kholaqta hadza batila ... ya Allah, tidaklah engkau menciptakan ini sia-sia ... semua yang ada di alam semesta ini nggak ada yang sia-sia ... alias bernilai .. benar? heheh salam blogger
BalasHapusbuset tai doang ada nilainya yah? ckckckck
BalasHapusPake istilah yang kesannya bau... ternyata maknanya dalem juga
BalasHapusjadi sekarang kalo orang bilang TAI ga jijik lagi..:))
BalasHapusoh ternyata bukan jorok, singkatan Al Qur'an , sip sip tenan. mula2 aku ketawa lho.
BalasHapussalam kenal dan selamat ber BW ria
satrio piningit nya siapa ya? keren juga pake istilah ilmu tai, tapi ada maknanya
BalasHapuskalo begitu
BalasHapusaku suka tai deh...
daripada gabisa beol..
Pelajaran yang bagus sob,,..
BalasHapusterkandung nilai sufi di dalamnya..
singkaannya saya malah baru tau loh.. hahaha.. bagus juga caranya berdakwah dengan begitu..
BalasHapusasal jangan cuman dibaca, diamalkan juga ^_^
eh kang, mau puasa nih.. maap lahir bathin yaa.. sorry-sorry kalo ada salah-salah kata selama ini.
satrio piningit, ksatria yang tersembunyi, itu biasanya berhungan dengan para jendral, para pemimpin.
BalasHapustapi entah ksatria punya sampean, tetapi dia mengajarkan nilai-nilai hidup yang ternilai harganya
hmm,, di daerah aku tai sapi masih dijual loh,lumayan juga 1 karung kecil 10ribu klo gak salah,,
BalasHapusTapi analoginya boleh juga :D
hahah aku selalu respek dengan orang2 seperti ini :D
BalasHapussalam persahabatan
BalasHapuspostingan yang bagus kawan
sukses selalu ya
jadi penasaran sm satrio piningit..
BalasHapuseh ya.. ttg kotoran sapi emang mahal, Fip... pupuk organik apalagi pupuk kandang emang mantep deh sbg penyubur tanaman... aku aja beli kotoran sapi.. cckckck... bertahun lalu mana aku kepikiran beli kotoran sapi coba ya... :-P
di tempat kakakku jokja juga ada orang dateng katanya ngaku satrio piningit, katanya bisa ngitung lintang atau apalah-gak mudeng-.. lagi ngetren nih :D
BalasHapus'.. memang tidak harus jadi orang terkenal atau punya jabatan mentereng untuk berarti.."
ane setuju termasuk 'minjem nama sakral' ya mas he he
waahaa,,,
BalasHapusaq baru ngeh,,,
tapi bagus
Segala sesuatu dunia ini meski pada kenyataannya kecil padahal ia juga turut berperan terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu kita tidak boleh menyepelekan sesuatu yang kelihatannya kecil
BalasHapusmohon maaf lahir bathin ya... mas
BalasHapussemoga amal ibadah kita semua diterima Allah SWT
ak kesini lagi om
BalasHapusApa "tai"?
BalasHapusWahaha gue kira maksudnya apa kali, setelah membaca gue jadi tau, sebelumnya gue kira itu semacem kotoran gitu deh B)
halaman putih:kapan kapan
BalasHapusbop:begitulah katanya
Dhana:sama sama
fahrizal:sop bos
Nuel:hahaha
Ami:ya, daropada istilah keren gak ada makana
sukro:terserah anda
nyach:salam BW
andre:bagitulah dia
Rawins:saben hari juga maenan kan?
cikal:wah, bawa bawa sufo
Gaphe:sama-sama phe, selamat puasa
BalasHapusPakde:dia juga ngakunya menguasai pikiran para jendral
niee:murah dong di situ
Ocky:nanti saya salamin deh
tips trik:makasih
Lyli:wah, penggemar tai sapi juga rupanya. hahaha
alkatro: katro juga gak apa apa yang penting hebat
umy:sip deh
Ifan:oke kawan
attayaya:sama sama