Dari sekarang, malam Nuzulul Quran sampai akhir Romadlon seperti biasa akan ramai orang bicara tentang Lailatul Qodar. Malam yang dikatakan lebih mulia dari seribu bulan. Sesuatu yang biasanya dinanti-nanti, walau mengenai Lailatul Qodar ini banyak perbedaan pemahaman di kalangan kaum Muslinin.
Ada yang berpendapat, Lailatul Qodar itu malam saat turunnya Al Quran pertama kali, yaitu yang selalu diperingati tiap tanggal 17 Romadlon. Tapi umumnya di masyarakat orang-orang menandai Lailatul Qodar pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Pandangan yang umum ini biasanya bersifat mistik atau mungkin klenik. Penjabarannya lebih sering menggelikan daripada membangun sikap keagamaan yang pada pokonya adalah pembangunan karakter manusia (akhlaq).
Banyak cerita beredar, dari yang mengatakan bahwa turunnya ditandai dengan terhentinya seluruh gerak alam sampai adanya ketenangan suasana yang luar biasa. Ada yang bercerita, ketika Lailatul Qodar turun angin yang sedang bertiup tiba-tiba berhenti, air di sungai tak mengalir, daun tidak bergoyang dan sebagainya yang sulit untuk dibayangakan bagaimana semua itu terjadi dan bisa dikenali. Dan biasanya ketika mendengar cerita semacam itu saya lebih banyak diam, saya pikir apa manfaat cerita semacam itu untuk permbangunan akhlaq.
Dan ini cerita jaman saya kecil dulu. Pada suatu hari kakakku mengajak untuk menanti turunnya Lailatul Qodar ini. Dia pada waktu itu entah bercanda atau iseng bilang begini, “Nanti malem ganjil, siapa tahu Lailatul Qodar turun, kita ngumpet di pekarangan, kamu yang bawa karungnya. Nanti pas Lailatul Qodar-nya turun biar aku yang nangkep lalu kita wadahi pake karung.”
Dalam bayanganku waktu itu Lailatul Qodar itu sejenis benda yang melayang-layang dan memancarkan sinar. Seperti yang di film-film, ada benda aneh dari angkasa melayang-layang memancarkan sinar yang tentu saja menakjubkan ketika dilihat manusia. Sesuatu yang tentu saja tak pernah saya temui, bahkan adegan ngumpet di pekarangan bawa karung pun tak pernah kami lakukan.
Kakak saya cuma bercanda ternyata. Canda yang mencerahkan, karena dari candaan semacam itu saya jadi terus berpikir dan mau menyimak banyak penjelasan tentang Lailatul Qodar ini dari banyak orang. Dan yang paling menarik dari banyak penjelasan yang pernah saya dengar yaitu bahwa Lailatul Qodar alias malam yang lebih baik dari seribu bulan adalah malam turunnya Al Quran dan yang mendapatkannya adalah siapa saja yang pada malam hari hidupnya disibukkan dengan keluar rumah untuk mencari orang-orang atau tetangganya yang membutuhkan bantuan darinya. Menyantuni fakir-miskin dan yatim piatu.
Ada yang berpendapat, Lailatul Qodar itu malam saat turunnya Al Quran pertama kali, yaitu yang selalu diperingati tiap tanggal 17 Romadlon. Tapi umumnya di masyarakat orang-orang menandai Lailatul Qodar pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir. Pandangan yang umum ini biasanya bersifat mistik atau mungkin klenik. Penjabarannya lebih sering menggelikan daripada membangun sikap keagamaan yang pada pokonya adalah pembangunan karakter manusia (akhlaq).
Banyak cerita beredar, dari yang mengatakan bahwa turunnya ditandai dengan terhentinya seluruh gerak alam sampai adanya ketenangan suasana yang luar biasa. Ada yang bercerita, ketika Lailatul Qodar turun angin yang sedang bertiup tiba-tiba berhenti, air di sungai tak mengalir, daun tidak bergoyang dan sebagainya yang sulit untuk dibayangakan bagaimana semua itu terjadi dan bisa dikenali. Dan biasanya ketika mendengar cerita semacam itu saya lebih banyak diam, saya pikir apa manfaat cerita semacam itu untuk permbangunan akhlaq.
Dan ini cerita jaman saya kecil dulu. Pada suatu hari kakakku mengajak untuk menanti turunnya Lailatul Qodar ini. Dia pada waktu itu entah bercanda atau iseng bilang begini, “Nanti malem ganjil, siapa tahu Lailatul Qodar turun, kita ngumpet di pekarangan, kamu yang bawa karungnya. Nanti pas Lailatul Qodar-nya turun biar aku yang nangkep lalu kita wadahi pake karung.”
Dalam bayanganku waktu itu Lailatul Qodar itu sejenis benda yang melayang-layang dan memancarkan sinar. Seperti yang di film-film, ada benda aneh dari angkasa melayang-layang memancarkan sinar yang tentu saja menakjubkan ketika dilihat manusia. Sesuatu yang tentu saja tak pernah saya temui, bahkan adegan ngumpet di pekarangan bawa karung pun tak pernah kami lakukan.
Kakak saya cuma bercanda ternyata. Canda yang mencerahkan, karena dari candaan semacam itu saya jadi terus berpikir dan mau menyimak banyak penjelasan tentang Lailatul Qodar ini dari banyak orang. Dan yang paling menarik dari banyak penjelasan yang pernah saya dengar yaitu bahwa Lailatul Qodar alias malam yang lebih baik dari seribu bulan adalah malam turunnya Al Quran dan yang mendapatkannya adalah siapa saja yang pada malam hari hidupnya disibukkan dengan keluar rumah untuk mencari orang-orang atau tetangganya yang membutuhkan bantuan darinya. Menyantuni fakir-miskin dan yatim piatu.
semoga kita bisa nemuin malam yg di maksud iia :)
BalasHapusmantaplaaah infonya
BalasHapusmungkin nanti aku juga akan ikut menikmatinya.. siapa tau juga dapat melihatnya :)
BalasHapusyang aku tau ya turunnya Al-Quran hhe... eh tapi ada malah seribu meteor juga lho Sob ntar pagi jam 2 katanya mau ada hujan meteor :) moga kita bisa nemuin kedua malam itu.. :)
BalasHapushhihhi lucu kayaknya klo beneran malam itu ngumpet dikebun dan nunggu lailatul qadr :D
BalasHapussalam sahabat
BalasHapusmafa telat¸semoga kita bisa melihat merasakan dan menikmati seutuhnya malam seribu bulan ya
kadang, susah-susah gampang nemuin malam lailatul qadr. karena ada yang bilang, sebenernya malam lailatul qadr adalah saat perenungan kita tuh bener-bener bermakna, makanya keliatan setelah hari itu perbuatan kita berubah menjadi jauuh lebih baik lagi diluar ramadhan dan seterusnya. jadi orang yang beda gitu deh
BalasHapuspenafsiran memang macem-macem. saat kita sepenuhnya berserah diri, ibadah kualitas dan kuantitas ditingkatkan. hanya bisa berikhtiar aja... masih banyak kurangnya
BalasHapussemoga bisa meneumi malam itu ya
BalasHapusbanyak cerita tentang malam lailatul qodar ini, tetapi semua malah membuat bingung, karena banyak yang tidak menjelaskan secara proporsional, mengenai apa dan bagaimana, yang banyak dibicarakan adalah "berburu" malam yang mulia itu.
BalasHapusAmin..
BalasHapussmoga trbaik bagi wkt qta smua.
trmksih infonya..
Wahaha namanya juga masih kecil :p saya juga dulu berpikiran begitu lho mas XD
BalasHapus1000 bulan kurang lebih 83 tahun ya mas..
BalasHapusmoga saja kita bisa dapet jatah di tahun ini.. amiiin :)
hehehe sama dulu waktu kecil aku jg gak ngerti lailatul qadr, kirain malamnya bakal banyak bulan :p
BalasHapusbelajar, lidya:semoga...
BalasHapusNuel:thanks
Sukro:di bali? oke lah
Ferdi:waduh, kalo yang itu serem kayane
Tiara:hehehe
Dhana:sama sama
Gaphe:beda penampilan juga?
Ami:ya, usaha ibadah terus pokoknya mbak
Pakde:umat lebih berkesan dibodohi selama ini
Kulihat:semoga
Iam:masak sih
Alkatro:amin
Yang pernah dan sering ku dengar adalah malam turunnya AlQuran....
BalasHapusSemoga saja kita bisa mendapatkan itu....Amin
Hi All..
BalasHapussalam kenal and info na cool
nice...numpang mampir...salm kenal..
BalasHapus