Ada Berapa Pahlawan Nasional Kita?

Besok Hari Pahlawan. Ada yang tak tahu besok tanggal 10 November Hari Pahlawan? Kalau ada yang tidak tahu, tak apa-apa, bisa dimaklumi selama anda tidak membunuh atau mengganggu ketertiban umum. Sebab kalau anda membunuh, apalagi yang anda bunuh keluarga polisi, sudah pasti anda akan menyesal pernah lahir ke bumi ini.

Besok,dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ada himbauan kepada segenap anak bangsa pada pukul 08.15 dalam keadaan apapun di manapun agar melakukan hening cipta selama 60 detik. Jadi bagi anda yang pada jam itu biasa sedang mengendarai sepeda motor atau mobil, besok lebih baik minggir sebentar untuk sekedar mengheningkan cipta daripada mengheningkan cipta sambil ngebut lalu menabrak penyebrang jalan yang mungkin tengah mengheningkan cipta juga. Semua demi mengenang para pahlawan yang dulu telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan negri ini.

Apakah pahlawan adalah mereka yang mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan negri ini di masa lampau? Rasanya tidak, karena ternyata banyak juga orang yang hidup di jaman setelah kemerdekaan diusulkan jadi pahlawan nasional. Seperti Gus Dur, banyak yang mengusulkan beliau agar dijadikan pahlawan. Mashabi, penulis lagu dan penyanyi melayu asal Jakarta juga diusulkan oleh para tokoh Betawi agar menjadi pahlawan. Dan tentu masih banyak lagi orang yang dianggap layak jadi pahlawan nasional oleh sekelompok orang.

Dengan terus bertambahnya pahlawan nasional, rasanya akan kian sulit menghapal pahlawan nasional kita. Dulu jaman saya kecil pahlawan nasional yang saya kenal tak begitu banyak, nama-nama seperti Pangeran Diponegoro, Patimura, Sultan Hasanuddin rasanya hampir semua anak-anak seangkatan saya kenal dengan beliau. Pahlawan Revolusi pun masih hapal dan mudah membayangkan wajah satu per satunya. Tapi bagaimana untuk generasi mendatang, rasanya kasihan kalau harus menghapal nama-nama pahlawan nasional karena jumlahnya yang tiap tahun tambah.

Sebenarnya apa butuhnya kita akan pahlawan? Mungkin keteladanan, tapi kenapa harus begitu banyak teladan sementara mereka begitu jauh jaraknya dengan hidup kita di masa kini. Kenapa tak cukup dengan yang ada biar lebih mudah disebut, lalu untuk yang belakangan cukup diberi penghargaan dengan bintang jasa atau apalah. Tapi entahlah, saya sendiri pengin jadi pahlawan nasional. Apakah anda juga?