Assalamu'alaikum.
Beberapa orang tua yang sepertinya sedang tidak bahagia dan merindukan masa lalu berkomentar bahwa bulan puasa sekarang tak lagi semenyenangkan dahulu kala. Suasananya beda. Ya, waktu berlalu dan zaman berubah. Dulu senang sekarang susah, dulu susah sekarang senang, begitukan dinamika kehidupan?
Kalau dicermati memang perasaan ketika bertemu Romadlon belakangan ini rasanya tidak seantusias dulu. Mungkin karena sudah mulai tua, kebutuhan banyak dan harus dipenuhi sementara rejeki seret. Entahlah bagi yang hidupnya serba berkecukupan, mungkin perasaannya masih seperti masa kanak-kanak.Bakal sering bolak-balik belanja, pamer prabotan baru dan tentu saja pakaian baru.
Bagi yang sedang tidak bahagia yang dirindukan dari masa lalu atau masa kanak-kanak saya kira berbeda pada tiap-tiap orang. Yang waktu kecil belum peduli dengan ini itu tentang puasa dan sekarang sudah serius mendalami agama mungkin mungkin ada rasa sesal kenapa dulu tidak benar-benar mengaji. Kalau saya yang dari kecil dididik ketat berpuasa kalaupun terbawa suasana lebih memikirkan pola-pola di masyarakat yang menurut saya tak seasyik di masa lalu.
Zaman saya kecil musholla adalah rumah kedua yang menyenangkan. Padahal musholla waktu itu lantainya cuma plester yang digelari tikar pandan, tapi anak-anak betah siang malam di sana. Tidur siang selepas Dluhur sambil menunggu Asar lalu tidur malam seusai tadarusan sampai waktunya keliling tetabuhan membangunkan orang sahur, musholla tak pernah sepi anak-anak. Bahkan saya selalu setia mendengarkan penceramah kuliah subuh setiap pagi.
Bahkan tak cuma di bulan Romadlon, di hari-hari biasa anak-anaklah yang menghidupkan musholla. seperti saat tiba waktu sholat anak-anak akan berebut memukul kentongan dan adzan, apalagi saat puasa yang biasanya musholla pada pakai pengeras suara (dulu umumnya musholla tanpa pengeras suara.) anak-anak lebih antusias.
Untuk mengumpulkan lebih banyak anak-anak di musholla orang tua biasanya membagikan jajanan setelah sholat tawaweh, ini juga saat yang ditunggu-tunggu karena zaman dulu jajanan tak sesemarak sekarang. Dulu jajanan paling kerupuk dengan bermacam jenismya, itu pun sudah membuat anak-anak berebutan. Sesuatu yang sulit ditemui saat ini. Saya melihat anak-anak yang cenderung nakal dan bandel makin jauh dari musholla.
Sekarang yang setiap dini hari keliling membangunkan orang sahur juga orang-orang dewasa dengan seperangkat sound system dengan niat mencari duit, karena menjelang lebaran nanti mereka meminta jatah zakat pada tiap-tiap rumah. Petasan yang dahulu bisa mengumpulkan anak-anak pun sudah dilarang, sekarang anak-anak lebih asyik mojok sambil memainkan henpon.
Waktu terus melaju dan pola hidup kita akan terus berubah. Semoga perubahan itu menjadi ke lebih baik sehingga kita dapat termasuk golongan orang yang beruntung. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentarlah sebelum anda dikomentari