Kamis, 14 Maret 2024

NOSTALGIA PUASA

Assalamu'alaikum.

Beberapa orang tua yang sepertinya sedang tidak bahagia dan merindukan masa lalu berkomentar bahwa bulan puasa sekarang tak lagi semenyenangkan dahulu kala. Suasananya beda. Ya, waktu berlalu dan zaman berubah. Dulu senang sekarang susah, dulu susah sekarang senang, begitukan dinamika kehidupan?

Rabu, 06 Maret 2024

UNGGAH-UNGGAHAN

Assalamu'alaikum.

Apa kabar sembako? Harga sembako naik menjelang bulan Romadlon kata Pak Menteri Perdagangan sudah biasa. Kalau tidak naik berarti menyalahi kebiasaan dan patut diduga ada masalah. Syukurlah saat ini harga-harga sudah kompak naik, kalau tidak percaya tonton saja berita televisi. Daging ayam naik, daging sapi melangit, telor  melambung, micin saja yang sepertinya stabil.

Salah satu alasan yang dikemukakan oleh mereka yang suka beralasan adalah adanya kebiasaan warga berhajatan ketika akan memasuki bulan puasa. Saya menduga hajatan yang dimaksud adalah Unggah-unggahan. Memang, setahu saya unggah-unggahan adalah tradisi yang merata di kalangan muslimin tanah air.

Dengan nama yang sedikit berbeda saya temui tradisi ini di beberapa tempat di pulau Jawa. Di tempat saya dikenal dengan istilah unggah-unggahan, di tempat lain ada istilah yang sedikit beda: seperti Munggahan di Jawa Barat, Unggahan di Sumatera. Gayanya juga berbeda-beda, tapi pada intinya sama yakni menguatkan silaturahim menjelang bulan puasa.

Ada yang bilang cara orang Jawa meminta maaf adalah dengan mengantar makanan. Jadisebelum menjalankan puasa Romadlon kaum muslimin saling memaafkan. Maka ketika ada ustadz masa kini yang mengkritik kebiasaan muslimin yang bermaafan di akhir Romadlon, saya menduga ustadz itu menganggap bermaafan itu ketika orang-orang berjabat tangan. Padahal muslimin Indonesia sudah mengamalkan perintah saling bermaafan dengan caranya sendiri yang unik,  yang sudah jadi tradisi bahkan dilabeli dengan nama lokal. 
Di Brebes, dimana saya tinggal unggah-unggahan tidak sama antara desa satu dengan lainnya. Di sekitar rumah saya unggah-unggahan dilakukan pada malam pertama taraweh, yaitu jamaah membawa makanan ke masjid atau musholla untuk dido'akan kemudian dilanjutkan saling bertukar makanan dengan jamaah lain untuk kembali dibawa pulang. Di desa sebelah unggah-unggahan dilakukan beberapa hari sebelum masuk bulan puasa dengan cara bergilir, warga bergantian menyediakan beberapa porsi makanan untuk dibagikan ke jamaah musholla . Ada pula yang saling antar ke rumah-rumah.

Istilah unggah-unggahan ini adalah istilah yang juga lazim digunakan di dunia sekolah yaitu ketika masa kenaikan kelas. Jadi pasti maksud unggah-unggahan menjelang puasa adalah upaya naik kelas. Ya, bulan Romadlon sudah masyhur sebagai bulan peningkatan keimanan. Orang-orang beriman setelah sebulan berpuasa akan menjadi orang-orang bertaqwa. Tingkat keberagamaan seseorang menjadi lebih baik.

Pada akhirnya saya ucapkan kepada pembaca tulisan: Selamat berpuasa semoga kita menjadi orang-orang bertaqwa. Marhaban Ya Romadlon.

Wassalam.

Minggu, 03 Maret 2024

BERAS MURAH

 Assalamu’alaikum.

Harga beras tertinggi ketemu rekornya di bulan Februari lalu, begitu kata mereka para pemerhati beras. Di bulan Maret ini banyak orang  memprediksi harga beras akan terus naik, ada yang bilang akan mencapai angka 20 ribu rupiah. Kita tunggu saja, memang sedang memungkinkan untuk booming harga beras. Bukan karena kemarau panjang atau el nino, melainkan karena bulan Romadlon tinggal kurang lebih sepekan tibanya. Menteri Perdagangan pun beberapa kali bilang: Biasa harga-harga naik, menjelang puasa.

Jumat, 01 Maret 2024

MAKAN SIANG GRATIS

 Assalamu'alaikum,

Makan siang gratis ternyata tak cuma asyik saat menikmatinya, bahkan membicarakannya pun sangat menarik minat banyak orang, Di mana-mana orang membahas makan siang gratis yang katanya ini adalah program unggulan Prabowo-Gibran paslon nomor urut dua di pilpres yang sekarang sedang dalam proses penetapan sebagai pemenang (sudah pasti menang toh?). Program ini pula yang menurut omon-omon jadi poin penentu sehingga orang ramai-ramai memilih Prabowo yang terkenal langganan kalah. Ya, siapa yag nggak mau dapat makan siang gratis?

Senin, 22 Januari 2024

PAMER GAGASAN

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Debat Calon Presiden dan calon wakil presiden Pemilu 2024 putaran keempat sudah berlangsung dan hasilnya menurut saya begitu-begitu saja. Tidak mencerahkan bagi orang kebanyakan seperti saya. Sesuatu yang saya yakin tak bakalan mengubah sikap kaum fanatik dalam berpihak. Bagi  yang belum menentukan pilihan mumgkin akan menimbang beberapa hal, seperti saya yang terus terang rada-rada terkesan dengan penampilan Gibran yang begitu itu.



Karena saya belum menentukan pilihan; apakah saya akan memilih mencoblos atau memilih jadi saksi peristiwa coblosan, dalam tulisan ini saya tidak akan beropini banyak tentang para kandidat namun sekedar urun pendapat tentang fprmat debat. Debat capres-cawapres saat ini  menurut saya lebih banyak mudlorotnya. Banyak menampilkan prilaku tidak mendidik, yang terbaru ada anak muda calon petinggi bangsa unjuk aksi tengil di depan orang tua.

Lihat juga debat putaran ketiga yang dramatis itu, sampai-sampainya diikuti isak tangis para ibu-ibu yang tidak rela capres idolanya yang sudah lanjut usia dikeroyok di panggung. Kalau itu benar adanya pasti ibu-ibu itu akan terus dalam kebiasaan hariannya bergunjing tak henti-henti mengajak orang membenci. Suasana permusuhan yang telah berlangsung bertahun-tahun terus dilestarikan.

Sejarah politik kita yang kalau dirunut ke belakang sampai ke Singasari yang konfliknya penuh dendam mestinya ditimbang dalam membuat format debat kalau memang acara seperti ini dipandang perlu. Di tengah publik yang tak putus-putus saling mengejek  dan menyerang dengan ujaran kebencuan mestinya para calon pemimpinnya ketika tampil di media massa tidak menambah panas situasi. Sampai tidak mau salaman kemudian muncul umpatan-umpatan dengan kata-kata kasar di banyak tempat, aduhai!. Saya meyakini ini masalah serius yang dampaknya bisa kemana-mana.

Ada seorang tokoh yang usul debat capres-cawapres ini para kandidatnya duduk saja biar suasananya lebih rileks. Saya setuju itu, bahkan menurut saya istilahnya perlu diubah, misalnya adu gagasan atau jangan pakai kata “adu” yang kesannya berseteru tapi Pamer Gagasan. Di acara itu semua kandidat duduk di panggung yang settingnya dibuat nyaman. Mereka duduk santai di atas tikar pakai pakaian orang kebanyakan lalu oleh moderator yang ikut duduk bareng masing-masing capres yang didukung cawapresnya atau seperti saat  ini capres dan cawapres dipisah dipersilahkan pamer gagasan. Lalu kalau sampai ada debat moderator harus mengarakan ke situasi yang akrab dan kekeluargaaan.

Sayang,  menurut saya seorang intelektual yang di dukung kalangan orang-orang beragama seperti mas Anis kalau sampai kehilangan kesantunannya. Pak Prabowo orang tua yang usianya di atas tujuh puluh tahun disuruh berdiri lama di panggung juga bukan adab yang bagus untuk jadi contoh.

Pemilu dan acara-acara yang menyertainya ini semestinya jadi bagian dari pembangunan karakter bangsa. Di tengah keprihatinan kita pada pola pendidikan yang hanya menghasilkan robot dan zombie, seharusnya pertunjukan para calon pemimpin di atas panggung politik saat ini tidak menambahi keprihatinan para orang tua yang kini sedang dirundung kecemasan akan masa depan bangsanya.

Wasalam.

Selasa, 26 Desember 2023

MABUK MEDSOS

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Punya blog tapi nggak pernah posting, ini sama seperti punya warung yang tak punya barang dagangan untuk dijajakan. Kebetulan saya juga punya warung dan jarang dibuka. Ada di dalamnya barang yang bisa dijual tapi stok lama. Blog saya ini juga ada tulisannya yang bisa dibaca oleh pelanggan lama yang sudi mampir atau siapapun yang atas kehendak Allah diperjalankan sampai sampai di sini. Dan ini pasti sesuatu yang memprihatinkan bahkan bisa jadi menyedihkan.

 

Memang bikin jengkel kalau dipikir-pikir karena mestinya saya bisa nulis apa saja yang tidak penting sekalipun karena niat awalnya  ngeblog memang untuk jadi tempat  menuliskan apa saja sebagai terapi kesedihan 😆. Tapi entah mengapa rasanya tidak mudah setiap akan memulai. Bahkan ketika idenya saya anggap utuh dan menarik dan saya rasa  sudah jadi tinggal memindahkan dari kepala ke tulisan pun ada saja alasan untuk menunda.

Kalau ingat di tahun awal bikin blog waktu itu bisa setiap hari posting. Saat itu setiap kali berhadapan dengan komputer langsung saja menuliskan apa yang terlintas di pikiran, tak perlu nyepi menunggu ide. Lihat sepandukdi jalan langsung jadi tulisan, ada cewek cantik langsung nulis, saya pikir begitu entengnya menulis, hanya sekali duduk selesai lalu bisa blog walking dan punya banyak teman blogger. Eh, ternyata hidup ada pasangan surutnya, cobaan datang dan saya tumbang. Kemudian terseok-seok hingga media sosial merajalela.

Dalam kurun sepuluh tahun terakhir dengan smartphone tak pernah jauh dari tangan mestinya segalanya bisa lebih mudah. Saya bisa ngeblog di manapun dan harusnya bisa bikin tulisan tentang peristiwa yang ada di depan mata, tapi ternyata jauh panggung dari biduan.

Ada sesuatu yang membuat tangan saya berat memulai tulisan memang, yaitu tuntutan membuat tulisan yang bagus. adanya pujian membuat saya jadi merasa harus membuat sesuatu yang lebih. Ini belakangan saya sadari sebagai tuntutan ketrlaluan, karena saya  menulis bukan sebagai pekerja yang bertanggungjawab kepada siapa-siapa. Atau saya terlalu menilai tinggi diri sendiri?

Kemudian datanglah zaman ketika henpon banjir aplikasi media sosial yang membuat otak jadi tambah kacau. Pikiran sulit fokus, mudah mengalihkan perhatian dan ternyata jadi lebih menyenangkan. Tak cuma menyenangkan bahkan memabukkan. Sampai di sini akhirnya saya menyadari bahwa ini situasi yang buruk untuk dibiarkan. Tak mabuk minuman tapi mabuk media sosial.

Apakah kesadaran ini bisa memperbaiki keadaan? Momentum tahun baru mestinya jadi gairah untuk pertobatan dan ini kesempatan yang harus diperjuangkan. Maka, bagaimanapun era kejayaan blogger dianggap telah berlalu, bagi hamba Allah yang memang diciptakan untuk ngeblog apapun keadaannya hidup harus dijalani. Ya toh?

Wassalam.

 

Ini tulisan serius apa tidak sih, atau jangan-jangan saya lagi mabok. Begitu saja lah.