Rabu, 12 Oktober 2011

Kehebatan Tim Sepakbola Indonesia

Semalam tak cuma satu orang yang bilang "bego", hampir setiap orang yang mengomentari hasil pertandingan Timnas Indonesia vs Qatar selalu berkata demikian, ekspresi kekecewaan yang rasanya bisa dimaklumi. Saya sendiri tak banyak pikir untuk soal itu, bagi saya apa yang dialami Timnas kita sudah tradisi.


Berharap Timnas ikut Piala Dunia tentu saja sebagai penggemar sepakbola pernah, tapi kenyataan sudah berbicara banyak, jadi kenapa pula ngimpi. Kenyataan itu adalah bahwa kita adalah bangsa tertua di muka bumi ini yang tentu saja adalah sekumpulan manusia yang sudah begitu bijak dalam menyikapi sesuatu. Jadi percayalah, walau tampak kecewa sesungguhnya para pemain Timnas sangat gembira karena bisa terus menyenangkan pemain sepakbola negara lain. Bagi orang yang telah matang mentalnya, kalah bukan masalah.

Saya selalu ingat dengan pernyataan Cak Nun, bahwa kalahnya Timnas Indonesia sebenarnya karena kesengajaan. Rasa tak enak hati mengalahkan orang lain dan membuat orang lain kecewa yang membuat kita selalu mengalah. Tentu tak harus membiarkan gawang kebobolan selalu untuk kalah, sebab kalau hal itu sampai terjadi bisa-bisa ada hukuman dari FIFA. Dulu kita pernah mengalaminya. Jadi pura-pura saja gigih melawan, padahal cuma main-main.

Saya pikir hal ini perlu dipahami kita semua. Bahwa kalah itu bukan aib. Menang juga apa untungnya kalau membuat orang lain menderita. Mari teladani Timnas Indonesia, gigih berjuang tapi pada akhirnya kita biarkan orang lain merasa menang karena mendapat sesuatu yang sepertinya kita perebutkan. Hidup toh cuma permainan dan senda gurau belaka, jangan sampai membuat lena pada tujuan yang sesungguhnya.


16 komentar:

saryadi nilan mengatakan...

Betul mas biasa aja menyikapinya,kayak pertandingan tadi malam,,,capee dech.love,peace and gaul.

Lidya Fitrian mengatakan...

aku cuma nonton sebenta pas kebobolan :)

Igniel mengatakan...

sering kalah, hebatnya kita nggak pernah kehilangan semangat dukungan dari rakyat. Salut.

rabest mengatakan...

kalo urusan nggak mengomentari berlebihan, aku setuju bangettt...biasa aja lagi. kadang suka geleng-geleng kepala juga liat para penonton yang berlebihan...biasanya, kalo euforianya lebay, justru nggak akan menang, mbok yo biasa aja... :)

kalo pernyataan cak nun, aku baru tau di sini, tapi..kalo dipikir-pikir, ada benernya juga sih... ^^

*jempol.. ^^b

Claude C Kenni mengatakan...

Udahlah, akui aja Indonesia memang ga bakat maen bola. Susah banget buat bisa kerja sama yg sempurna tanpa terbawa ambisi pribadi.

Lebih baik pindah haluan saja jadi olahraga lain...gulat misalnya? hahaha

Unknown mengatakan...

kurang latihan itu.

Muhammad A Vip mengatakan...

sarya:cape dueh...
lidya:itu bukan nonton bu, ngelirik
[L]ain:salut niyeee
rabest:jempol buat apa tuh?
claude:ya, kita kalo soal gulat juara dunia
fany:butuh berapa duit untuk nambah porsi latihan?

r10 mengatakan...

sudah aku duga kalah, sudah tradisi timnas main ceroboh ga heran sering kebobolan gol mudah

Coretan Hidup mengatakan...

Menang kalah adalah hal biasa. Yang terpenting adalah telah berusaha sekuat tenaga :)

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

kurang tanding sih sama timnasnya.. :p

Anonim mengatakan...

sabar ,,kali kurang beruntung aja kak,,

TUKANG CoLoNG mengatakan...

nyesek liat hasil kemaren

Tiara Putri mengatakan...

gg liat :( kalah ya emangnya :O
kasian emang timnas kupingnya merah diomongin jelek terus :(

Muhammad A Vip mengatakan...

rio:nggak ceroboh juga kalah
ifan:sekuat tenaga? oke
nuel:sama istrinya?
sukro:ah, yang bener
tiara:kaosnya yang merah

Mulyani Adini mengatakan...

jawaba : masa gak tampil komentarnya di cerita nyata dan tidak nyata...ada Vi.

hmmm suami saya kalau udah nonton timnas pasti emosi terus.

niee mengatakan...

udah positif kan yak gak masuk piala dunia.. kayaknya hitung2an gak memihak ke Indonesia deh..