Akhirnya diurut juga tubuh saya yang kian menua ini. Entah kapan terakhir diurut tubuh ini, adakah dua ribu tahun lalu? Rasanya belum sampailah selama itu, tapi tadi kata tukang urutnya badan saya sudah terlalu lama tidak diurut. Otot-otot di tubuh saya sudah tak karuan dan saya rasakan selama pengurutan sakitnya sampai membuat saya mau nangis (tapi nggak kesampaian).
Sudah sejak akhir bulan Januari saya niat urut, waktu itu setelah jatuh dari naik motor Al Katro menganjurkan saya agar urut, tapi entah mengapa baru sekarang Tuhan mengizinkan saya bertemu tukang urut. Awalnya seneng bisa urut setelah sekian lama menunggu saat ini tiba, tapi ketika sudah mulai diurut inginnya cepat selesai saja. Saya sempat berpikir kalau tukang urut itu kejam sekali. Coba saja, badan dari ujung kaki sampai ujung kepala dipocel-pocel kaya jagung saja.
Kebiasaan urut setahu saya bagi orang Indonesia terutama yang hidup di kampung merupakan kebutuhan yang harus rutin dilakukan. Dari bayi sampai kakek-nenek diurut. Dan tukang urut gampang ditemui di banyak tempat. Tukang urut pun banyak macamnya: ada yang buta, ada nenek-nenek (rasanya ini yang gampang di temui di kampung-kampung), ada kakek-kakek (yang mengurut saya tadi) dan ada juga cewek cantik (yang ini saya pengin coba tapi takut dosa).
Kata tukang urut yang baru saja mengurut saya tadi, hukumnya wajib diurut bagi orang yang mengalami jatuh. Secepatnya kalau bisa. Sebab walau efek dari jatuh itu tak dirasakan saat baru terjatuh, untuk jangka panjang akan berbahaya. Dan saya jadi ingat ketika beberapa waktu lalu ke rumas sakit, ada seseorang yang mengalami kelumpuhan bertahap sampai total gara gara jatuh di sawah dua tahun sebelumnya. Jadi bisa saja setelah jatuh badan tak merasakan sakit, tapi mungkin satu tahun kemudian akibat dari jatuh itu akan muncul.
Jadi bagi yang belum pernah urut atau sudah bertahun-tahun tidak urut cobalah cari tukang urut. Tak perlu jauh-jauh ke Cimande atau Cikeas, saya yakin di dekat rumah ada nenek-nenek yang bisa mengurut. Atau kalau di dekat rumah tidak ada, datang saja ke Taman Monas, setahu saya di sana banyak tukang urut yang praktek di rerumputan di bawah pohon-pohon rindang. Siapa tahu ketika lagi diurut ada yang mengambil gambar anda lalu mengunggahnya ke facebook, bisa ditonton orang sedunia sampeyan.
Gambar:surabaya.olx.co.id
13 komentar:
hihihi, ane gak pernah diurut sob, serasa di grepe2, gak nyaman :P
aku ndak pernah diurut :p eh waktu kecil pernah deh
weh..saya malah ndak marem..kalo diurut..om..mending..di pijat aja..deh..he.he.he..
kutahu bagaimana rasanya derita itu hehe
seperti judul pilm jadul 'sengsara membawa nikmat'
moga tambah seger sumringah mas, met katifitas :)
wah ati2 diurutnya jgn sembarangan. isa tambah parah ntar
wah kayaknya aku belum pernah tuh urut... jadi pengen
komentar serius nih:
Bener tuh, kalo abis jatuh mending cepat diurut! soalnya efek samping jatuh bisa muncul beberapa tahun kemudian! kyk rekan saya, dulu saat muda jatuh dr motor, terus skrg tulang tengkoraknya baru ketauan parah. Serem kan??
aaahh klo aku pasti pernah dong.. tapi terakhir setahun lebih yg lalu waktu kaki keseleo karena jatuh.. hmm..
aku gak pernah diurut ,paling dipijat tanpa tenaga sama suami :-D
diurut dipijat....
sama saja mas..
bikin ketagihan...
:P
wah jadi pengen pijet malahan kang
di pijat sama cewek cantik non mahram bagaimana tuh? istri bisa mencak2 loh
Pijat Urut Tradisional Ibu Nur
Apabila anda bersama keluarga mempunyai masalah seperti :
- capek dan pegal2.
- Keseleo dan salah urat
- Kelingsir dan Turun Berok
- membesarkan dan Mengencangkan payudara ( Urut menggunakan Minyak bulus)
- Pijat sehat balita
- Merawat ibu sehabis Melahirkan
Kami siap menerima Panggilan Wilayah Jakarta..
Silahkan hubungi
Ibu Nur : 02134343224
pijat-ibunur.blogspot.com
Posting Komentar