Selasa, 07 Januari 2014

Jokowi Terus

Tahun pemilu. Begitu tahun 2014 ini disebut-sebut, tentu karena pada tahun ini akan berlangsung pemilihan umum tingkat nasional yang akan menghasilkan presiden baru. Calon presiden pun sudah banyak, baik yang menyalonkan diri maupun yang dicalonkan. Yang menyalonkan diri ada yang namanya Aburizal Bakri dari Golkar, lalu Wiranto dari Hanura, Prabowo dari Gerindra, Rhoma Irama di PKB dan mereka yang melalui mekanisme konvensi di Partai Demokrat. Dan yang dicalonkan dan yang paling banyak pendukungnya siapa lagi kalau bukan Joko Widodo sang Gubernur Jakarta. Entah siapa yang jadi presiden  nanti, sampai sekarang saya masih sekedar menikmati beritanya.




Dan karena saya menikmati berita maka saya merasa wajib pula berbagi berita. Beritanya adalah: Pada hari Minggu lalu (5/1/2014) saat lari pagi di Jalan Sudirman saya menyaksikan ada acara yang entah diadakan oleh siapa, yang jelas mereka ramai-ramai mendukung Jokowi. Saya sempat mengisi formulir dukungan di acara itu, dan saya menganggap mereka itu orang-orang yang sudah tidak sabar ingin ada perbaikan yang nyata di negeri ini. Saya katakan demikian karena kalau menyimak sikap mereka para pendukung Jokowi sepertinya sudah benar-baner muak dengan kenyataan sekarang dan ingin suasana baru yang mereka anggap Jokowi mampu mewujudkan itu. Saya tentu saja muak juga, tapi menyimak kenyataan yang berlangsung tak ada kata lain yang layak untuk dijadikan sandaran saat ini selain SABAR. Berita selesai dan semoga layak disebut berita.

Menggebu-gebu menyokong Jokowi lalu nanti ternyata beliau mengecewakan kemudian dimaki-maki apa  tidak sama saja dengan menyuruh orang masuk ke kandang anjing gila ketika kita merasa takut masuk sendiri ke sana. Tentu nantinya kita sama-sama melakukan upaya perbaikan, tapi apa benar kita siap dan benar-benar punya kesungguhan dalam bekerja memperbaiki keadaan. Teriak dan memprovokasi orang agar maju perang memang mudah selama punya mulut dan tak punya malu, tapi sungguh-sungguh bekerja saya kira tidak mudah. Apalagi di tengah kerumunan massa yang ingin serba instan dalam mendapatkan sesuatu dan abai pada aturan.

Dan atas nama kesabaran walau saya juga menganggap Jokowi layak jadi presiden dan kalau ikut pemilihan pasti menang, saya tidak terlalu antusias beliau diikutkan dalam pemilu di tahun politik sekarang. Ibarat mendaki tangga, sekarang Jokowi sedang mendaki menuju puncak capaian. Dan Jakarta adalah anak tangga yang sayang kalau dilompati. Sebab saya yakin dengan menjadi gubernur DKI beliau bisa menjadi inspirasi bagi banyak kepala daerah yang lain bahkan mungkin bagi presiden baru.

Jokowi butuh jalan. Dan dengan menyelesaikan tugas sebagai gubernur yang hebat di Jakarta, jalan jadi presiden lebih lapang dan sangat mungkin di tahun 2019 beliau bisa tanpa tandingan. Silahkan cari siapa lawan sepadan beliau, tak ada, dan saya yakin lima tahun kedepan kalau konsisten seperti sekarang beliau bisa jadi calon tunggal karena yang lain cuma lelucon.

6 komentar:

joe mengatakan...

semoga Jokowi benar-benar orang yang baik dan bukan seperti yang diceritakan di Twitter oleh Trio Macan 2000

Anonim mengatakan...

Dulu SBY gitu, ramai-ramai dipuja, sekarang dicaci maki. Semoga Jokowi nggak bernasib sama, aminn....

Saya adalah pendukung Jokowi :D

Muhammad A Vip mengatakan...

Jo: trio macan itu teroris, gak berani tampil jantan jadi gak layak dipercaya
Blogditter: di negri ini setan beranakpinak, tak kaget kalo orang baik tak dianggap

Coretan Hidup mengatakan...

Tapi kalau nunggu sampai 2019, kelamaan banget. Sementara negeri ini untuk sekarang ini tidak ada figur pemimpin yang benar2 bisa diandalkan untuk jadi presiden 2014. Semuanya omong kosong lho :(

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

Setuju, Mas!!!

Biarkan Jokowi mengurus DKI dulu deh.

Muhammad A Vip mengatakan...

Ifan: emang kalo dihitung lama, tapi kalo dijalani pasti gak kerasa apalagi sambil nonton tipi.
Nuel: saya malah menganggap jadi gubernur DKI lebih berat dari jadi presiden