Obor. Obor itu fungsinya
untuk menerangi, setahu saya. Obor bisa berupa apa saja, selama dia bisa
mengeluarkan cahaya dan membuat kegelapan menjadi terang pasti disebut obor.
Obor ini biasanya diperlukan hanya pada saat-saat tertentu, seperti pada saat
mencari sesuatu di waktu malam, atau gampangnya untuk memberi petunjuk. Saya
yakin, lampu yang terpasang hanya sebagai hiasan walau di saat malam menyala,
tak serta merta disebut obor, kecuali tiba-tiba seseorang kehilangan sesuatu di
dekat lampu itu, lalu dengan cahayanya seseorang itu mencari sesuatu yang
hilang itu, pada saat itu berfungsilah lampu hias itu menjadi obor.
Sekarang sedang ramai
tabloid “Obor Rakyat”, sekilas disimak atau kalau kita mendengar pengelolanya
berargumen seperti yang ditayangkan di televisi, kesannya si pengelola tabloid itu
ingin membuat terang segala hal yang gelap agar kita semua para rakyat tahu
sesuatu yang berada dalam gelap. Itu sekilas, tapi kalau dicermati, rasanya
jelas sekali kalau ada niat jelek dari penerbitan tabloid yang kini sedang bermasalah
itu.
Beberapa fakta ini saya
kira menjelaskan niat jahatnya:
- Alamat yang ada di tabloid, sesuai penelusuran wartawan sebuah stasiun televisi ternyata fiktif.
- Ketika dedengkotnya ketahuan, saat tampil di televisi dia memakai baju kotak-kotak pendukung Jokowi, ada kesan dia ingin mengecoh pemirsa bahwa dia pendukung Jokowi yang kecewa. Padahal faktanya dia bekas pendukung Fauzi Bowo.
- Bagaimana tabloid itu dicetak dan disebarkan, sudah jelas maksudnya adalah provokasi.
Saya kira tiga saja, tak
perlu banyak-banyak. Jadi sebetulnya jelas sekali ini prilaku jahat. Karena
bagi saya bukan soal bagaimana seseorang secara pribadi diserang, tapi
sebagaimana isinya yang menghasut orang agar memusuhi orang lain dengan cara
membawa-bawa SARA yang di Indonesia sangat sensitif, Obor Rakyat ini bukanlah
penerang, tapi obor untuk membakar.
Indonesia yang sampai
sekarang tak henti-henti dilanda konflik, perang antar warga dengan latar belakang
agama terjadi di mana-mana, hadirnya Obor Rakyat ini sangat mungkin akan menyulut
kebakaran yang lebih hebat. Bisa jadi kebakaran itu tidak terjadi sekarang tapi apapun
yang mungkin terjadi di masa mendatang, obor sialan ini layak disebut sebagai salah satu penyulutnya.
Saya menganggap penyebar
tabloid Obor Rakyat ini, entah dia sendiri atau ada penyokong dananya, adalah
teroris, provokator dan Abu Lahab (tukang ngomprin). Dan semua sebutan itu di negri ini
adalah momok, fitnah jelas lebih hebat dari pembunuhan, maka saya berharap
pelakunya kalau nanti hukum ditetapkan padanya, hukumannya adalah hukuman mati. Sebab
ini bukan soal ringan, kalau dihukum ringan manusia model ini yang banyak
jumlahnya di negri ini akan terus mengacau yang akan membuat masa depan Indonesia tambah suram.
Semoga polisi tidak takut
mengusut penjahat negara dan bangsa ini, siapapun bekingnya.
1 komentar:
Ada obor ada apinya, ada masalah ada sebabnya. mungkinitu komentar saya...
Salam buat sobat di Ibu Kota dari Pulau Dollar
Posting Komentar