Hari ini di
medsos ramai ucapan Hari Anak Nasional. Bulan Juli tanggal 23 ketika anak-anak
sepanjang waktu terjaga-nya hampir sepenuhnya diisi dengan menatap layar
smartphone, pedulikah anak-anak itu dengan hari spesial yang dikhususkan bagi
mereka itu? Saya meyakini kita yang tua-tua saja yang sok peduli dengan
peristiwa tahunan ini, anak-anak itu paling-paling hanya sekedar tahu.
Di musim pandemi Covid
19 walau tiap daerah menerapkan cara berdeda-beda, ada sesuatu yang sama yang
dilakukan sekolah pada anak-anak didiknya, yaitu memaksa anak-anak itu belajar
dengan menggunakan internet. Maka dengan laptop atau tablet bagi yang punya, dan
kebanyakan menggunakan smartphone, anak-anak sekolah yang karena keadaan harus
belajar jarak jauh itu, hari-harinya makin tak terpisah dengan benda yang
menurut para ahli harus dibatasi penggunaannya.
Tanpa belajar
dengan cara daring (ibu-ibu di kampung
sudah lancar mengucapkankan istilah ini) pun anak-anak kita sebenarnya sudah
lama hidupnya tak bisa jauh dari smartphone. Tak cuma mereka yang anak
orang-orang kaya, anak-anak yang ibunya pembantu rumah tangga dan bapaknya
tukang becak pun hari-harinya tak pernah jauh dari henpon yang cerdas dan
menyenangkan itu. Benda luar biasa itu kini memang sudah murah harganya, dengan
uang seratus ribu tidak sulit mendapat smartphon layar lima inchi dari tukang
permak barang rusak. Apalagi untuk barang baru bisa didapat dengan cara
kreditan, di ujung pandemi jangan-jangan tak ada anak kecil tanpa smarthone
nanti.
Mungkin banyak
orang tua yang bangga dengan anak-anak mereka yang mampu menguasai benda tekhnologi
semenjak dini. Atau ada yang merasa hebat telah mampu membelikan anak-anaknya
barang berharga mahal, tapi pasti banyak pula yang khawatir. Mereka yang melek
internet pasti menyadari, walau banyak keuntungan yang bisa didapat dari sana,
daya rusak dunia maya juga luar biasa. Dan sejauh mengamati keluarga dan lingkungan, smartphone lebih
banyak mudlorot daripada maslahatnya.
Tak perlu disebut
apalagi dirinci di sini hal-hal buruk apa yang kini sudah dipanen dari
pergaulan anak-anak (juga kita orang dewasa) dengan makhluk bernama smartphone
ini, saya yakin lebih buruk dari terpapar virus Corona. Mestinya menentukan bagaimana caranya anak-anak
belajar di masa sekarang tidak dengan gaya gampangan semacam itu. Apa yang kita
harapkan dari anak-anak itu dalam pendidikan sebenarnya? Untuk tingkat SD dan
SMP mestinya biarkan mereka belajar dengan guru mereka (selama kondisinya sehat)
dengan pengurangan mata pelajaran dan tanpa ruang kelas. Dunia nyata yang
melelahkan lebih penting dari kesenangan-kesenangan yang maya.
Sampai di sini
saya hanya bisa berharap, semoga para orang tua tidak pasrah pada keadaan. Anak-anak
itu sudah kadung lahir, tunjukkanlah tanggungjawab sebagaimana mestinya,
anak-anak itu tak layak menanggung penderitaan yang lebih berat dari beban
hidup yang dikeluhkesahkan orang tua mereka. Selamatlah anak-anak.
1 komentar:
Slot Machines for Real Money | Casino Bonuses Online
Find the best slot machines for real money in our collection. Read the 바카라 필승법 latest 스포츠 토토 사이트 slot machine reviews titanium tubing for casino slots, video 룰렛 돌리기 poker, choegocasino.com twitter blackjack,
Posting Komentar