Mena adalah seorang gadis cantik yang hidup bersama ayahnya dan dua orang adik laki-lakinya di sebuah desa di Afganistan. Sebagai wanita yang belum menikah ia tak dibolehkan keluar rumah. Hidupnya wajar sebagai gadis di masyarakatnya, setiap hari memasak untuk keluarga, mengurus rumah, membuat karpet dan bersolek menikmati kecantikan parasnya di cermin.
Semua itu mendadak berubah menjadi masalah serius ketika datang serombongan kru film dari barat ke daerahnya. Salah seorang kru perempuan yang masih keturunan Afganistan pada suatu hari mengajaknya ikut dalam salah satu adegan film yang dibuatnya. Rasa senangnya yang sejenak itu ternyata harus ditebus dengan mahal karena ayahnya harus berhadapan dengan adat di lingkungannya dan mengambil keputusan berat bagi hubungan keduanya.
Itu adalah kesan sepintas saja dari film Act of Dishonour (2010) garapan Nelofer Pazira, sutradara keturunan Afganistan yang juga berperan dalam film ini.
Itu adalah kesan sepintas saja dari film Act of Dishonour (2010) garapan Nelofer Pazira, sutradara keturunan Afganistan yang juga berperan dalam film ini.
Film dengan setting desa yang dikepung pegunungan-pegunungan di Afganistan ini cukup menarik. Menampilkan suasana desa di Afganistan dengan rumah-rumah yang hanya terbuat dari batuan yang ditutup adonan tanah dan suasana barak pengungsian para korban perang. Hamparan dataran gersang dengan bukit dan gunung-gunungnya yang juga bersalju, seperti menjelaskan sikap keagamaan dan adat istiadat yang khas di sana.
Yang tertangkap di film ini adalah betapa harga diri seorang kepala keluarga yang terusik dapat berakibat munculnya tindakan yang sulit dinalar. Bagaimana ayah Mena di sini lebih memilih mengorbankan anaknya daripada membelanya.
Alur film ini sangat sederhana, bahkan terkesan seperti film dokumenter. Tapi penutupnya yang bagus menjadikan film ini layak ditonton berulang kali.
Yang tertangkap di film ini adalah betapa harga diri seorang kepala keluarga yang terusik dapat berakibat munculnya tindakan yang sulit dinalar. Bagaimana ayah Mena di sini lebih memilih mengorbankan anaknya daripada membelanya.
Alur film ini sangat sederhana, bahkan terkesan seperti film dokumenter. Tapi penutupnya yang bagus menjadikan film ini layak ditonton berulang kali.
8 komentar:
nanggung amat Om, capek deh udah serius-serius meLotot gak taunya nyambung. okokLah disambungin aja Om.
walah lagi asyik ngikutin.. malah bersambung ..:D
yah koq bersambung :p
wah... lagi seru2 nya mbaca.. kok bersambung sobat..., wah bagus jga film nya itu... di tunggu kelanjutan nya...
Kayanya film ini rame deh. Kesedihan dan perjuangan untuk bisa sukses di luar lingkungan yang selama ini begitu mencengkram bercampur menjadi satu.
Wah boleh nich berburu filmnya dirental, ane cari dulu ach. Kayaknya tema filmnya top abies
ditunggu kelanjutannya
Ini film baru sodara, bagi yang ingin menontonnya mungkin butuh sabar. Saya melihat dari masternya ketika diskusi dengan sutradaranya kemarin.
Posting Komentar