Senin, 14 Maret 2011

Dari Mengenang Supersemar

Tanggal sebelas maret empat puluh lima tahun lampau presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah yang kini dikenal dengan sebutan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Waktu kecil saya akrab dengan istilah ini, tapi kini sepertinya hilang dari ingatan--mungkin karena nasionalisme yang merosot, sampai kemudian sadar kembali dengan keberadaannya ketika kemarin menghadiri peringatan Supersemar itu. 


Acara yang diadakan oleh gabungan organisasi kepemudaan itu menghadirkan sastrawan Taufik Ismail yang merupakan salah satu pelaku sejarah. Dengan memanfaatkan angka-angka beliau menunjukkan kepada yang hadir--banyak diantaranya pelajar, bagaimana komunisme sebagai isme yang berbahaya telah melakukan banyak kejahatan di muka bumi. Tapi secara bersamaan di tempat yang tak jauh dari sastrawan senior itu membacakan catatannya, berlangsung acara lain yang merupakan tandingan dari acara ini, yaitu diskusi yang diselenggarakan oleh LEKRA generasi ketiga.

Hidup di alam kebebasan seperti sekarang ini ternyata begitu menyenangkan. Apa saja yang bertentangan, dua kelompok manusia yang berbeda faham bisa menyelenggarakan acara secara bersamaan di tempat yang tidak berjauhan. Sebagaimana kini masih banyak orang yang mengutuk orde baru dan membenci mantan presiden Soeharto, dalam acara mengenang Supersemar kemarin saya mendapat buku dan jurnal yang isinya memuji-muji mantan presiden kedua itu. Semoga semua ini akan membuat bangsa ini bertambah kuat di kemudian hari.

Melihat banyaknya pelajar di dalam acara itu, saya jadi teringat dengan keluhan anak-anak muda kepada saya yang sepertinya bingung ketika mendapati dua pandangan besar berbeda di depan mereka. Mereka biasanya berkata: yang ini bilang begini, yang itu bilang begitu, lalu yang benar mana? walau ada juga yang sok yakin dengan kebenaran kelompoknya dan terus menjelek-jelekan pihak lain tanpa pengetahuan memadai. Saya rasa hal ini penting untuk dicermati dan harus serius disikapi.
Saya sendiri kadang merasa gampang terpengaruh opini. Tapi kemudian saya lebih memilih menjadi diri-sendiri daripada membiarkan diri terjebak dalam kotak-kotak yang memenjara. Bagi saya yang penting manfaatnya bagi kebaikan mental dan keperibadian. Melihat keburukan pada seseorang, saya bisa bercermin: bahwa mungkin saja keburukan yang saya lihat pada orang lain itu pun ada pada diri saya. Dan ketika melihat kebaikan seseorang, saya bisa belajar menjadi sepertinya. Saya pikir yang penting adalah memperbaiki diri sendiri, sebelum melangkah jauh karena ingin memperbaiki lingkungan.

18 komentar:

Gaphe mengatakan...

terlepas dari benar atau tidaknya kejadian itu, sengaja dibuat-buat atau ada konspirasi didalamnya atau tidak..

yang jelas, supersemar sudah jadi bagian dari sejarah bangsa..

Coretan Hidup mengatakan...

Memangnya masih ada ya supersemar itu dijaman sekarang. Aku baru tahu lho setelah membaca tulisan diatas. Kupikir supersemar telah hilang ditelan jaman, ternyata masih ada ya

Popi mengatakan...

satu hal yg paling kuingat dari kata SUPERSEMAR adalah beasiswa! karena dari beasiswa SUpersemar inilah kakak2 saya bisa kuliah! hiks..sayangnya beasiswa ini sekarang kayaknya udah ga ada ya? malah terakhir saya denger Yayasan nya digugat!

ReBorn mengatakan...

dinegara manapun sejarah bangsa selalu ada rahasianya. saya juga ingin menjadi diri sendiri, menurut saya: justru kesan tersembunyi itu yang membuat kita lebih ingin mempelajari sejarah. :)

Muhammad A Vip mengatakan...

Gaphe:supersemar adalah bagian hidup kita, bagaimana dengan superbagong?
ifan:tinggal nama. hehehe
Popi:saya juga pernah dapat, tapi ditilep...
ReBorn:mari belajar sejarah kalo begitu.

ghost mengatakan...

pokoknya kau tidak tahu tentang supersemar.(nanti digugel)

kesadaran itu bahagian terpenting dalam membina diri kita.Sadar di mana kita harus memilih.

Unknown mengatakan...

bener lebih baik jadi diri sendiri dan tidak ikut arus

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

satu yang dimiliki bangsa ini: KETERBUKAAN. Masih banyak hal lainnya yang masih dirahasiakan dari rakyatnya sendri. Seperti krismon 1998, tragedi trisakti-semanggi, selain supersemar. Berharap pemerintah mau berani jujur sama rakyatnya sendiri. Saya rasa inilah penyebab korupsi susah diberantas. Jujur sama rakyatnya sendiri saja tak bisa.

joe mengatakan...

itulah repotnya jika sejarah dikooptasi oleh kepentingan penguasa, sehingga 'history' berubah menjadi 'his story'. dan akibatnya hingga sekarang kita tidak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan supersemar

Arif Chasan mengatakan...

Yah... apakah kebenaran yang sesungguhnya akan sampai pada kita?

(*kabar saya baik.. :D

Anisayu mengatakan...

Yang penting semangat berjuang agar sukses, jangan kalah hehehe
Nice info....

Pedagang Melayu mengatakan...

Mungkin di situs Wikileaks ada informasi tentang Supersemar

r10 mengatakan...

jepang juga kena serangan 11 maret jumat kemarin (gempa dan tsunami)

Javahostindo Web Hosting Indonesia mengatakan...

oh iya ya supersemar.. hehe.. lupa..:)
padahal waktu sekolah sd dulu selalu diingetin sama pak dan bu guru :D

Mulyani Adini mengatakan...

Mulai dari diri sendiri itu udah lebih baik...
Jadi inget waktu sekolah..

sinta mengatakan...

kesadaran itu bahagian terpenting dalam membina diri kita.Sadar di mana kita harus memilih.

Muhammad A Vip mengatakan...

ghost:oye...
Fany:bener nih?
Noeel:wah, hebat juga nih pendapatnya
Joe:mungkin begitu bro
Arif:santai saja
Anis:yang penting semangat
Pedagang:gak pernah ke sana aku
rio:hehe
Javahostindo:lupakan?!
Ibu Dini:sama bu

Nadia K. Putri mengatakan...

benar, lebih baik jadi diri sendiri daripada masuk dan terjebak opini yang belum sesuai sama kita