Entah berapa lama desas-desus ini beredar, saya sendiri mendengarnya ketika pulang kampung beberapa waktu lalu. Istri saya yang bercerita karena telah mendengar dari tetangga kanan-kiri. Cerita tentang sedang bergentayangannya apa yang disebut “Pocong Ireng”. Ireng itu hitam dalam Bahasa Jawa.
Sebagaimana telah tersiar lama, kampung saya adanya di daerah Brebes, tepatnya di desa Petunjungan kecamatan Bulakamba. Di sanalah bisik-bisik tetangga tentang Pocong Ireng ini berlangsung. Bisik-bisik tetangga yang saya respon dengan tawa dan banyolan karena bagi saya ini cuma lelucon anak-anak. Tapi ketika berkali-kali mendengarnya- rasanya -jadi terpengaruh juga. Sialan!
Ceritanya begini: sebagaimana kita tahu dalam hidup ini, ada orang-orang yang mencari kekayaan dan kemulyaan hidup di dunia dengan bantuan jin (setan) yang biasanya melakukan hal-hal yang aneh. Seperti ada orang miara Tuyul, Babi Ngepet dan sejenisnya yang saya yakin hampir seluruh orang Indonesia paham tentang hal ini karena cerita semacam ini demikian merakyat. Dan sudah dipahami juga biasanya orang-orang yang melakukan kegiatan semacam ini akan mencari tumbal. Tumbal ini sendiri adalah semacam persembahan kepada jin yang sudah siap membantu orang yang ingin kaya dengan cara mudah itu. Untuk di desa saya ini pencari tumbalnya adalah Pocong Ireng yang keliling kampung.
Si Pocong Ireng ini konon akan mendatangi dan menyentuh pakaian yang ada di jemuran pada malam hari untuk mendapatkan tumbal. Karena di kampung jarang maling jemuran, banyak orang-orang kampung yang punya kebiasaan mencuci pakaian di sore hari dan membiarkannya tetap di jemuran ketika malam tiba. Dan pakaian yang dijemur pada malam hari ini konon yang jadi sasaran, yaitu pakaian ini akan disentuh Pocong Ireng yang kemudian ketika pakaian yang telah disentuh pocong itu dipakai oleh pemiliknya si pemilik pakaian akan mati.
Saya sendiri tak sempat melakukan penelusuran lebih jauh, untuk mengetahui sudah ada berapa korban yang jatuh. Karena walaupun rada-rada mau percaya, saya tetap berpendirian ini cuma obrolan ibu-ibu nganggur. Lagipula saya sendiri sampai sekarang belum pernah melihat pocong, baik yang putih apalagi yang hitam, kecuali di dalam film.
Dan soal rada-rada mau percaya itu, mungkin sebabnya karena terlalu sering mendengarnya. Berupaya menolaknya dengan pikiran dan logika nyatanya tetap muncul imajinasi-imajinasi tentang pocong ini. Dan saya yakin anda tak percaya dengan klenik semacam ini, tapi jangan salahkan saya kalau anda merasa was-was saat menjemur pakaian di malam hari, meski anda jauh dari desa saya.
NB: Dari Brugglothak dengan sedikit perubahan.
Sebagaimana telah tersiar lama, kampung saya adanya di daerah Brebes, tepatnya di desa Petunjungan kecamatan Bulakamba. Di sanalah bisik-bisik tetangga tentang Pocong Ireng ini berlangsung. Bisik-bisik tetangga yang saya respon dengan tawa dan banyolan karena bagi saya ini cuma lelucon anak-anak. Tapi ketika berkali-kali mendengarnya- rasanya -jadi terpengaruh juga. Sialan!
Ceritanya begini: sebagaimana kita tahu dalam hidup ini, ada orang-orang yang mencari kekayaan dan kemulyaan hidup di dunia dengan bantuan jin (setan) yang biasanya melakukan hal-hal yang aneh. Seperti ada orang miara Tuyul, Babi Ngepet dan sejenisnya yang saya yakin hampir seluruh orang Indonesia paham tentang hal ini karena cerita semacam ini demikian merakyat. Dan sudah dipahami juga biasanya orang-orang yang melakukan kegiatan semacam ini akan mencari tumbal. Tumbal ini sendiri adalah semacam persembahan kepada jin yang sudah siap membantu orang yang ingin kaya dengan cara mudah itu. Untuk di desa saya ini pencari tumbalnya adalah Pocong Ireng yang keliling kampung.
Si Pocong Ireng ini konon akan mendatangi dan menyentuh pakaian yang ada di jemuran pada malam hari untuk mendapatkan tumbal. Karena di kampung jarang maling jemuran, banyak orang-orang kampung yang punya kebiasaan mencuci pakaian di sore hari dan membiarkannya tetap di jemuran ketika malam tiba. Dan pakaian yang dijemur pada malam hari ini konon yang jadi sasaran, yaitu pakaian ini akan disentuh Pocong Ireng yang kemudian ketika pakaian yang telah disentuh pocong itu dipakai oleh pemiliknya si pemilik pakaian akan mati.
Saya sendiri tak sempat melakukan penelusuran lebih jauh, untuk mengetahui sudah ada berapa korban yang jatuh. Karena walaupun rada-rada mau percaya, saya tetap berpendirian ini cuma obrolan ibu-ibu nganggur. Lagipula saya sendiri sampai sekarang belum pernah melihat pocong, baik yang putih apalagi yang hitam, kecuali di dalam film.
Dan soal rada-rada mau percaya itu, mungkin sebabnya karena terlalu sering mendengarnya. Berupaya menolaknya dengan pikiran dan logika nyatanya tetap muncul imajinasi-imajinasi tentang pocong ini. Dan saya yakin anda tak percaya dengan klenik semacam ini, tapi jangan salahkan saya kalau anda merasa was-was saat menjemur pakaian di malam hari, meski anda jauh dari desa saya.
NB: Dari Brugglothak dengan sedikit perubahan.
27 komentar:
KLo udah ngomongin yg mistis gini pasti ujung2nya ada tumbal.... heran hari gini masih banyak aja orang yg nyari pesugihan kaya gini, padahal tinggal menengadahkan tangan ke Yang Maha Pemilik aja pasti dijawab permohonan kita....
hmm..ngeri juga bacanya...
trus dapat tumbal dikornanin kemana?udah tuh,dapat uangnya dari mana?
kapan majunya nih indonesia :(d
wah serem film Pocong....
serema aja -_____-"
lagian malam2 'jemur pakaian'! dimana2 tuh..kalo berjemur itu dibawah terik matahari!
Ferdi:iya, tinggal nodong aja juga
ione: iya, uangnya dari mana ya?
merliza:gak perlu maju
Fany:hahaha
unu:serem...!
Popi:iya, kalo malam namanya apa ya?
pocongnya nyentrik neh..masa pake item-item..
aya-aya wae..hhahhaa..
Pesugihan itu kan biasanya yang ngelakuin orang kurang iman. Jadi dibujuk paranormal bahwa gak beresiko mereka percaya aja kok. Malah orang yang kukenal anaknya pake pesugihan, didoain gurunya pergi, uangnya tetep diterima. Udah ketutup semua soal ajaran Islam. Masih shalat 5 waktu
opi:besok pake batik
Ami:yang beginian emang laris
Di Brebes, Mas?
Sekota ama Mas Mabruri dong. :D
Kalau rumah saya yg di tg pinang emang jangan sekali-kali menjemur pakaina di luar rumah pada saat malam hari , karna bisa didapati paginya tidak ada alias sudah di maling...
Assalamualaikum.
Heheha ... Jangan-jangan pocongnya sekarang sudah make shampo anti ketombe tuh ... jadi dia berani make kostum warna ireng ... cheers ... Nggak usah terlalu dipikirkan ah ... Mempersulit hidup sendiri aja. Allah kan Maha Melindungi hamba yang meyakiniNya.
poconge ireng biasanya kan putih mas yo
saya baru tau ada yg namanya pocong ireng haha
Ada-ada saja
Fip, mbok ya kalo posting itu jangan nakut2in pembacanya toh! Aku jaga di klinik sampe malem nih! *apa hubungannya ya?!*
hiii berarti ada yang nyuruh itu pocong dong :O
kain kafannya yang item atau mukanya yang item sih om ?
emang ciri khas daerah situ kali ya
aku pernah ambil tukang dari daerah slawi
malem malem tereak tereak katanya liat pocong item
kenapa belum ada pocong yang kreatif pake batik misalnya ya..?
duhh pocong...
kabur ahh
horor di negeri ini makin jadi humor..
hahaha,, pocong ireng apa maling pakaian,, ahh dini nggak percaya ama yang begituam,, (selagibelumliat wujud asliynya)
malem2 baca pocong disini :-D
waduh serem D:
Wih ngeri banget...ternyata di samping pocong yg suka nulis buku, masih ada pocong beneran yg sadis ya?
kurang fotonya nih... hehehehe
Asop:belum kenal nih
Mulyani:waduh, ternyata negara ini emang gak aman
Fahrizal:bentul itu
Tomo:iya nih tumben
shudai:hahaha
Lyli:ati ati aja
Tiara; mana aku tahu
Rawins:ya, di sini banyak tahayul
Dhe:awas di belakang
sukro:hehehe
Umi:kapan2 saya doain liat deh
lidya:serem nggak bu?
Claude:ya, ini ceritanya
nuel:kalo bisa dipoto pasti sudah beredar bro
hiii seremm >,<
klo dikampungku ada itu aku gak mau pulang kampung lg hehe *terlalu lebay*:p
Posting Komentar