Kamis, 07 Maret 2013

Masnawi Terbaru

Beberapa hari lalu dalam sebuah acara di Taman Ismail Marzuki (TIM) saya mendapat buku Masnawi terbitan baru yang diterjemahkan Prof. Abdul Hadi WM. Buku klasik hasil tulisan sufi terkenal Maulana Jalaluddin Rumi ini merupakan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang ke sekian. Banyak nama telah menerjemahkannya, termasuk Anand Krisna sosok sufi modern yang terkenal itu.


Karena penerjemahnya adalah sosok yang dikenal sebagai sastrawan sufistik dan ilmuwan yang menggeluti Dunia Klasik Islam, sejak pertama memegang bukunya perasaan saya sudah diliputi gejolak yang luar biasa. Ada harapan dan kecemasan, sebabnya tentu saja karena penerjemahan teks sastra berbahasa Arab ke bahasa Indonesia sering menimbulkan kekecewaan. Bagi anda yang biasa mendaras Al Quran, pola bahasa indah itu ketika hadir dalam terjemahan bagi saya hasilnya benar-benar sepi rasa. Kalau bukan karena adanya anggapan Al Quran itu penting, saya yakin teks terjemahannya tidak menarik sebagai bacaan bagi mereka yang baru mulai membacanya.

Dan pada  Masnawi terbitan terbaru ini pun saya mengalami hal semacam itu. Oleh karena Jalaludin Rumi dan Masnawi-nya yang luar biasalah saya bisa menyingkirkan rasa enggan saya dalam membaca. Menurut saya Prof. Abdul Hadi WM tidak luar biasa dalam menerjemahkannya. Apalagi banyak saya temui kekurangan huruf pada banyak kata, yang saya memakuminya karena beliau sudah tua (mungkin dalam hal ini yang pantas disalahkan adalah editornya).

Saya berpikir, apakah buku semacam ini akan menarik anak-anak muda yang belum mengenal Jalaludin Rumi? Bagi mereka yang tekun dalam membaca mungkin saja akan menikmati buku ini, karena meski pada halaman-halaman awal terkesan kurang greget, tapi makin banyak halaman terbuka makin menarik dan mampu memunculkan rasa ingin tahu bagaimana teks aslinya. Dan saya jadi ingat kebiasaan orang-orang kampung membaca Kitab barzanzi, apakah Kitab Masnawi dalam tradisinya di Turki dibaca dengan cara seperti itu?

Bagaimanapun upaya penerjemahan yang dilakukan oleh Prof. Abdul Hadi WM harus diapresiasi. Walau penerjmahan yang beliau lakukan bukan dari teks asli (Bahasa Persia), melainkan dari terjemahan bahasa Inggris, tetap saja hasilnya bisa memperkaya pengetahuan kita tentang khasanah Kebudayaan Islam. Dan rasanya ini penting, saya jadi terangsang ikut membuat syair-syair yang mengagungkan kebesaran Tuhan.



5 komentar:

zachflazz mengatakan...

wah temane abot kiye..
mantep banget

tomo mengatakan...

Baguskah bukunya itu kang.
Maklum belum pernah punya buku sejenis

TS Frima mengatakan...

wah keren tuh bukunya masbro. di mana ya cari gratisannya :D

Muhammad A Vip mengatakan...

zach:hihi
Tomo:ini kitab masyhur...
Rian:sudah lewat

alkatro mengatakan...

jane nek ada gratisane aku yo gelem aw dikasih,
biarpun habis mbaca masih gak mudeng maksude :D