Rabu, 11 September 2013

Lupus Bukan Lupus

Anda kenal Lupus? Saya yakin anda kenal, sebagaimana saya juga kenal. Kalau tidak kenal, ya sudah, namanya juga tidak kenal, biar dipaksa bagaimanapun yang namanya tidak kenal tetap saja tidak kenal.

Sebagai ABG yang eksis pada masa Orde Baru hebat, Lupus adalah teman eksis. Gaya dan lagu saya pada masa itu rujukannya makhluk yang konon manis ini. Novelnya saya koleksi dan filmnya tak tonton dengan semangat empat lima. Walau tentu saja filmnya tak ada apa-apanya jika dibanding dengan novelnya.

Sampai sekarang saya masih antusias setiap kali bicara Lupus. Berita tentangnya membuat saya awet muda. Sayang, Lupus yang dulu menurut saya luar biasa itu belakangan hadir dengan perbedaan karakter yang kontras, Lupus tak lagi cerdas, jail, konyol dan menyenangkan, tapi sudah tak ada beda dengan orang kebanyakan yang bisa ditemui dimanapun. Syukurnya setelah novel terbaru dan filmnya yang menjengkelkan, kini terbit ulang novel lamanya yang dibundel.

Hilman (penulis Lupus) yang mengagumkan itu seperti hanya memanfaatkan popularitas tokohnya untuk sekedar mendapat uang. Kini dalam menggarap Lupus entah itu dalam bentuk novel atau film seperti tak menghargai masa lalu yang unggul itu. Mengecewakan.



2 komentar:

Dihas Enrico mengatakan...

ni novel paling keren...
lucu tp gak ngorbanin gaya....

TS Frima mengatakan...

Saya juga pecinta Lupus. Tidak bisa dibadningkan dengan Rako atau Radit. Pokoknya tiada duanya deh.