Kemanapun wajahmu menghadap, disitulah makanan kau temui. Begitulah kiranya hidup di jaman kini, tak cuma karena banyak pedagang keliling, namun lebih karena hampir seluruh tetangga saya berjualan makanan. Kalau yang dijual beda satu sama lainnya pasti bukan soal, tapi umumnya mereka menjual yang serupa.
Keluar dari perkampungan lebih seru lagi, tepian jalan isinya warung. Di kawasan Depok sepanjang Jalan Margonda, mau makan apa saja sepertinya ada. Tentu tinggal duitnya ada atau tidak karena para pedagang itu pastinya tak menerima permohonan utang.
Tak cuma di kota besar, di daerah saat pulang lebaran sempat jalan-jalan dan ternyata tempat atau taman khusus orang makan-makan pun menjamur. Dengan tetap makananyang dijajakan hampir seragam, umumnya makanan yang biasa dijual di kota besar, makanan tradisional sepertinya sudah tak cocok di lidah generasi baru.
Apakah kini masyarakat kita sudah meyakini bahwa hidup itu untuk makan sehingga gairah mereka dalam hal makan luar biasa? Pokoknya selain rebutan duit dan tidur tiada lain tentunya makan, tak perlu banyak mikir, asal banyak yang makan langsung dianggap wajib ikut makan.
Selamat makan. Dan itu foto adalah pusat panganan di Slawi, Tegal, Jawa Tengah.
5 komentar:
selama di kalimantan yang aku kangenin malah warteg. kangen makan dengan berbagai macam sayur tinggal comot...
bener banget... dimana-mana makanan
saya minta like atau komentar untuk foto saya disini
setiap like atau komentar memberikan kesempatan mendapatkan motor TVS Apache RTR 160
rawins:apa perlu aku pindah ke sana buka warteg?
Mas Huda :ok
wakakkaaa....
karena saya sedang program diet maka saya mencoba menghilangkan nafsu makan saya...
dihas: jangan dihilangkan napsu makan, repot nanti nyarinya
Posting Komentar