Senin, 28 Oktober 2013

Hari Sumpah Pemuda (Lagi)

Semenjak tahun 1928 hingga kini pasti Hari Sumpah Pemuda tak pernah tidak diperingati. Sekarang entah bagaimana para pemuda memperingatinya, yang jelas saya juga tidak tahu bagaimana para pemuda jaman sebelum kemerdekaan memperingati hari penting ini. Mungkin karena ini persoalan bahasa jadi cara memperingatinya tidak ada hura-hura-nya, beda dengan peringatan Hari Raya Iedul Fitri yang harus ada takbir keliling konvoi muter-muter kota segala. Hari yang penting ini hanya dibicarakan--seakan-akan--secara bisik-bisik semata. 


Seperti pertengahan minggu lalu ada mimbar di ruangan sempit yang menampilkan sastrawan Remy Sylado sebagai bagian dari peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diadakan oleh Freedom Institute, peristiwanya tak heboh dan tak jadi berita. Apalagi Remy Sylado membahas persoalan kacaunya dunia perbahasaan bangsa kita. Mediamasa kita yang umumnya sudah kadung kacau bahasanya pasti malas mengulas apa yang berlangsung di acara itu walau menarik dan layak disebarluaskan.

Saya juga tak akan mengulasnya di sini, sekedar memberitahu saja kepada dunia bahwa saya telah menghadiri acara itu, yang berarti saya telah memperingati salah satu hari bersejarah negara kita. Hari yang kalau dibayangkan sangat berkesan heroik. Betapa pada waktu itu sekumpulan anak muda berkumpul dan berikrar dengan bahasa yang indah mencoba mengarahkan gerak sejarah. Sehingga apa yang kita nikmati kini sulit untuk dilepaskan dengan kenyataan yang telah berlangsung sekian puluh tahun lalu itu.

Walau rasanya agak jengkel kalau menyaksikan kenyataan yang ada kini, ketika tempat bersejarahnya yaitu Museum Sumpah Pemuda di Jalan Keramat Raya yang ramai itu kini hanya sekedar rumah tua yang tak menarik pandangan mata. Seperti tidak menariknya bahasa Indonesia bagi anak muda jaman sekarang yang bangga ber-Inggris-inggris-ria. 

Tapi sudahlah, yang penting tanggal 28 Oktober masih tetap ada, jadi bagaimanapun keadaannya Hari Sumpah Pemuda pasti akan selalu diperingati. Pasti sampai hari kiamat nanti.


6 komentar:

DuniaUnik mengatakan...

semoga kita mewarisi semangat para pemuda jaman dahulu ya mas, waktu mengusir penjajah

Haya Nufus mengatakan...

Upacara resmi saja juga tidak cukup utk membangkitkan semangat pemuda kayaknya ya...butuh usaha memang.

Muhammad A Vip mengatakan...

MJ:saya kira bukan semangat mengusir penjajahnya, tapi semangat bersatunya
Haya:usaha yang keras tentu saja

Masnady mengatakan...

sumpah pemuda untuk saat ini mungkin sudah tidak di hiraukan untuk sebagian orang ya mas.. kecuali orang orang bernasionalsime tinggi.. apalagi pemuda pemudi sekarang.. taunya cuma main terus..... hehehehe

Muhammad A Vip mengatakan...

Mas Nady:maem apaan mas? :-)

niee mengatakan...

aku ingetnya pas disuruh apel aja deh >.<