Berada dalam suasana yang menyenangkan dan bisa menikmati kesenangan,
bagaimana tidak asyik? Sebagai manusia penikmat suasana hidup rasanya tak ada
henti saya mengamati banyak hal yang terjadi, baik peristiwa yang langsung
dapat dilihat mata atau yang sekedar sayup-sayup menyelusup ke telinga. Dan akhir-akhir
ini Tuhan menyuguhi saya berjubel peristiwa sensasional yang tentu saja sangat
asyik untuk dinikmati apalagi antara saya dan segala yang berlangsung itu tak
ada jarak. Peristiwa itu apalagi kalau bukan gejolak masalah BBM alias Bahan
Bakar Minyak.
Saya tak berjarak dengan keriuhan ini karena secara langsung saya berada di
tengah orang-orang yang saya tahu betul mereka bergantung pada BBM, dan juga
orang-orang yang saya anggap tak begitu butuh BBM tapi berlebihan dalam
menyikapi keadaan. Dan saya merasa sangat asyik karena saya merasa berada
diantaranya atau tidak menjadi bagian dari dua kelompok ini. Saya merasa sengaja
atau tidak sengaja berada dalam riuh irama yang tengah mendaru dan sambil lirik
kanan lirik kiri ikut menggoyang-goyangkan kaki dan rambut.
Suasana antri/menanti BBM di SPBU beberapa waktu lalu
Sebelum pelantikan Jokowi sebagai presiden baru, kita semua tahu BBM sempat
langka. Bahkan di daerah saya yang konon seumur-umur tak pernah ada peristiwa
antri BBM selama beberapa hari waktu itu sempat terjadi ada orang menginap di
SPBU hanya untuk sedrijen premium. Saya sempat beberapa kali ikut antrian untuk
mengisi BBM atau duduk-duduk di SPBU sembari ngobrol dengan beberapa orang yang
menunggu datangnya kiriman BBM dari Pertamina. Orang-orang itu banyak yang
petani bawang, dan kelompok ini yang saya anggap sebagai yang eksistensinya
bergantung pada BBM.
Tanpa BBM petani itu tak bisa berbuat apa-apa bahkan akan menderita, karena
tanaman mereka butuh air dan tak mungkin mendapatkan air selain dari
menyedotnya dari dalam tanah, dan tanpa BBM sama dengan tak ada pompa air. Waktu
itu tak ada hujan atau sekedar gerimis, sementara panas tak hanya mengeringkan jalan
raya bahkan sungai pun dasarnya mengeras padahal mestinya kemarau sudah lewat. Dan
dalam obrolan dengan mereka di beberapa kesempatan, mereka menyatakan siap
andai BBM dinaikkan. Mereka siap membayar meski dengan harga Rp. 10000,- yang
penting barangnya ada. Bagi saya mereka orang-orang kaya, walaupun mungkin tak
punya banyak harta.
Lalu siapa yang saya anggap tak begitu butuh BBM? Mereka adalah
saudara-saudara saya yang berprofesi guru (pegawai negri) yang tempat
mengajarnya bisa dilihat dari beranda rumahnya dan dalam keseharian tak punya
banyak kesibukan selain bersenang-senang tapi ikut panik dengan kelangkaan BBM
bahkan ikut antri membawa drijen besar untuk menampung. Hidup memang penuh
kesenangan.
Kini BBM sudah naik, Premium dari Rp. 6500,- menjadi Rp. 8500,-. Kenaikan yang
diluar dugaan atau harapan saya, karena yang ada di kepala saya sejak mendengar
para petani siap membeli dengan harga sepuluh ribu kisarannya adalah Rp. 9000,-
sampai Rp. 9500,- tapi ternyata dibikin lebih murah. Ya sudah, berarti
pemerintah masih menimbang dengan serius efek kebijakannya. Kita saksikan
bersama kini aksi menolak keputusan pemerintah itu benar-benar luar biasa khususnya dari kalangan aktifis mahasiswa,
semoga tidak berlangsung lama.
Bagaimana pembaca, anda merasakan keasyikannya? Kalau tidak, cobalah hidup
dengan berjarak walau sedikit dengan keadaan, atau beradalah pada antara dua
hal. Kalau anda merasa susah dan membiarkan diri larut dalam kesusahan tak bisa
dibayangkan kesusahan itu menenggelamkan diri anda dalam kegelapan yang
membutakan. Lalu jika anda hidup senang dan terus ingin bersenang-senang,
keadaan itu pun bisa membutakan mata hati anda pada keadaan. Sebagai seorang
muslim, saya selalu ingat bahwa posisi terbaik adalah ada di pertengahan, dan
saya mencoba untuk itu sejauh ini dan mengasyikan. Wabilahitaufik wal
hidayah... (lho kok kayak ustadz jadi ceramah?)
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
7 komentar:
saya sih pengin ngambil hikmah dari semua ini. saya jadinya juga mikir mau ngeluarin kendaraan, mendingan jalan kaki yang sehat. saya juga bisa tabung duit buat bikin kontrakan deh, hehe
Pro dan Kontra diperkirakan masih akan mewarnai di Indonesia atas kenaikan harga BBM Premium yang sudah diumukan oleh Presiden Jokowi ini Sekarang sudah jelas semuanya, dan masyarakat tidak perlu was was lagi dan kepastian itus udah terjawab sudah.
Harga BBM (akhirnya) Naik Sungguhan Semoga seluruh rakyat Indonesia bisa menerima dengan Ikhlas kenaikan harga BBM pada tahun ini. Saya sendiri hanya mengucap Innalillahi Waina Ilaihi Radjiun. (Asep Haryono)..
saya juga termasuk yang di tengah itu malah kalau lebih jelasnya biasa2 aja menghadapi kenaikan bbm ini, gg dilihat dari sudut pandang politik secara saya anak sospol ataupun dari sudut pandang mahasiswa, biasa wae :P malah terkesan apatis :P
Saya kira kenaikan harga BBM tak terhindarkan. Sekarang yang perlu dijaga adalah langkah kompensasi pemerintah pasca kenaikan harga itu. Kalau mau diributkan harga BBM harus murah, itu sih minta negara nambah hutang luar negri namanya.
Aku sih BBM naik ya terima aja. Katanya kan naik untuk sesuatu yang lebih baik, ya itu bagus. Aku sih percaya rezeki sudah diatur, mau naik 10 kali lipat juga pasti rezeki dari Tuhan mengikuti, hehehe.
kabar gembiranya sekarang udah turun mas BBM
kalau transportasi umum sudah aman, nyaman & tepat waktu sih menurut saya gpp juga BBM subsidi dihapus dan harga BBM dinaikkan supaya orang ga banyak menggunakan kendaraan pribadi.
Pada saat BBM naik, terasa banget jalanan ibukota lebih lancar dari biasanya :)
Selamat berkarya kawan & sukses selalu dimanapun kita berada :D
Posting Komentar