Minggu, 11 September 2016

Berkorban Hewan Qurban

Allahu Akbar…walillahilhamd.

Malam ini kembali ramai langit oleh suara takbir, tahlil dan tahmid. Setelah Iedul Fitri dua bulan berlalu, kini Iedul Adha atawa Iedul Qurban atau Lebaran Haji kembali dirayakan. Walau tak semeriah Iedul Fitri atau Lebaran Syawal, tapi ada kesenangan tersaendiri pada lebaran yang ini. Tentu saja, karena besok siang akan ada banyak hewan qurban yang disembelih dan dagingnya bisa dinikmati semua orang.


Ya, semua orang bisa menikmati daging hasil sembelihan hewan qurban. Tak hanya kerabat orang yang ber-qurban, semua tetangga: kaya-miskin akan mendapat bagian. Begitulah biasanya, malah seringnya orang yang kaya justru yang dapat bagian paling banyak (ada yang bilang kalau nggak rakus nggak mungkin kaya). Bahkan tak cuma sesama kaum muslim, orang non muslim pun tak dilarang mendapat bagian.

Dan soal daging qurban dan orang non muslim, di musholla atau langgar dekat rumah baru saja kedatangan seekor kambing seusai sholat isya tadi. Kambing yang katanya akan di-qurbankan besok pagi  itu adalah hewan qurbannya Om Yuyun (nama asal). Siapa Om Yuyun? Beliau adalah seseorang yang tinggal kira-kira seratus meter dari musholla kami, yang ternyata istrinya seorang Nasrani.

Selama ini ternyata tak ada yang tahu kalau istri beliau yang asal Yogyakarta itu non muslim. Karena bukan hal aneh ada orang yang tinggal dekat musholla namun tak pernah sekalipun mampir untuk sholat berjamaah.  Tetangga baru tahu setelah beberapa bulan lalu sebelum bulan puasa Om Yuyun menikahkan putrinya yang kuliah di Yogya dan dapat suami dari sana. Tentu saja banyak yang kaget, tapi Om Yuyun rupanya sensitif dengan keadaan, sehingga semenjak itu beliau rajin sholat maghrib dan isya berjamaah. Sampai akhirnya di Lebaran Haji kali ini beliau ber-qurban seokor kambing—padahal ada anjuran seluruh hewan qurban dikumpulkan di Masjid Jamie.

Di sini ada kesan Om Yuyun ingin mengambil hati tetangga, dan bisa dimaklumi karena kini banyak peristiwa yang sering disebut dengan intoleransi antar umat beragama. Walau sebenarnya tak perlu hal itu ditakutkan, sebab di pasar banyak toko-toko milik orang keturunan Cina yang tentu saja mereka non muslim selama bertahun-tahun tak pernah diganggu bahkan mereka cenderung akrab dengan warga sekitar yang mayoritas muslim. Cuma masalahnya memanng, istri Om Yuyun selama ini dikenal tak gaul.

Apapun alasannya, sebagai orang yang besok pasti dapat bagian daging qurbannya Om Yuyun, saya kasih jepol buat beliau sudah memberi tambahan jatah. Karena sudah tentu dari Masjid Jamie akan dapat bagian juga.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.



Tidak ada komentar: