Rabu, 04 April 2018

KELUH KESAH IBU INDONESIA


Sudah baca puisi Sukmawati anak persiden pertama  kita Soekarno yang berjudul “Ibu Indonesia”? Jika belum di bawah nanti saya sertakan teks-nya. Puisinya lumayan nendang, mungkin karena ditulis dengan maksud menendang. Dan hasilnya memang banyak yang merasa ditendang, sebagaimana kini negeri ini pun riuh dan gaduh lagi.


Menurut saya tulisan Sukmawati  yang dibacakan di acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 yang dihelar di Jakarta Convention Center, Senayan  itu adalah keluh kesah pribadinya semata, yang diungkapkan dalam bentuk puisi. Bisa jadi itu ditulis mendadak  saat mengetahui dirinya diundang untuk tampil. Belakangan dia mengaku sebagai budayawati yang merasakan dunia batin orang Indonesia. Sebagai pembelaan rasanya pernyataannya itu tidak memadai.

Sebagai anak Soekarno yang konon memahami Islam karena sering bicara keislaman, apa yang dinyatakan Sukmawati dirasa memalukan. Ada-ada saja dia mengaku sebagai Ibu Indonesia tapi tidak tahu syariat Islam. Tidak tahu mbok ya cari tahu, atau kalau tak mau tahu tak perlu member tahu, apalagi tak ada yang menanyakan.  

Ramai polemik soal cadar beberapa waktu lalu sepertinya sempat mengganggu pikirannya juga. Dan ungkapannya tentang cadar memang menjelaskan ketidak tahuannya tentang Syariat Islam. Ah, andai saja dia tak menunjukan ketidaksukaannya pada suara adzan, tapi keluh kesah itu sudah terlanjur diungkapkan.

Mungkin itu urusan pribadinya, tapi sebagai sosok yang dikenal di masyarakat mestinya kalaupun tak tahan memendamnya di dalam hati mestinya disampaikan bisik-bisik saja kepada saudara atau pembantu rumah tangganya. Di tengah situasi negara yang terus rusuh, Ibu Indonesia yang budayawati malah menambah gaduh. Aduh!

Ini dia keluh kesah itu:


Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

5 komentar:

Saleho mengatakan...

lha iyo to mas
pakai cadar saja dipersoalkan
itu...jalan raya masih berlubang, cepat diperbaiki dunk

Muhammad A Vip mengatakan...

hahahaha

Djangkaru Bumi mengatakan...

Kalau saya mah menganggapnya biasa-biasa saja. Lebih merdu dari alunan azan mu, kalau diperhatikan dengan cermat, bagi yang sauranya merdu ya tidak usah tersinggung. Bagi yang belum merdu, ya mari belajar agar suaranya enak didengar.

Anggun Josie Pasemawati mengatakan...

Masa ga bisa cuma bedakan antara kewajiban Indonesia dan islam, cadar dan konde.. Ahhh.. Malas bahasnya 😂

Maya mengatakan...

Semoga bisa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa, karena kita tidak hidup sendiri
kalau merasa benar ya silahkan berargument
kalau salah ya meminta maaf

mudahkan