Senin, 30 April 2018

Nishfu Sya'ban, Bro


Ali ra. menyatakan, Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Apabila malam Nishfu Sya’ban tiba, dirikanlah malam harinya (dengan mengerjakan sholat sunnah) dan berpuasa siang harinya. Sungguh sejak matahari tenggelam pada malam itu rahmat Alloh turun ke langit paling bawah. Lalu Dia berirman, ‘Apakah ada orang yang meminta ampun? Niscaya akan Kuampuni. Apakah ada orang yang meminta rezeki? Niscaya dia akan Kuberi rezeki. Adakah orang yang tertimpa musibah? Niscaya Aku akan membebaskannya. Adakah demikian, dan adakah demikian?’ hal itu berlangsung hingga terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah)


Sepertinya hadits di atas adalah dalil dari berlangsungnya tradisi Nishfu Sya’ban yang setiap tahun dilakukan masyarakat muslim. Pada masyarakat muslim di desa-desa Nisfhu Sya’ban adalah pertanda yang mengingatkan bahwa bulan puasa sudah ada di depan mata. NIshfu Sya’ban pun adalah malam yang ditunggu-tunggu.


Nishfu Sya’ban artinya pertengahan bulan Sya’ban. Jadi, yang dimaksud dengan malam Nishfu Sya’ban adalah malam kelima belasnya, yang bertepatan pada malam ini. Maka kami tadi di musholla usai berjamaah sholat maghrib melanjutkan acara dengan Nishfu Sya’ban-an sempai isya. Acaranya mengerjakan sholat sunnah Nishfu Sya’ban, baca surat Yasin tiga kali yang setiap usai membacanya diselingi doa dari tiga doa yang ada di hadits di atas: mohon ampunan, minta kelapangan rizki dan diangkatnya musibah.

Di desa saya Nishfu Sya’ban hanya ramai pada pengeras suara, tak ada yang terkesan berlebihan. Lain dengan ketika saya beberapa tahun tinggal di kawasan Jakarta Selatan, di sana saat sholat maghrib jumlah jamaahnya biasa saja, tapi seusai sholat maghrib  masjid  menjadi penuh oleh orang-orang yang datang dengan membawa botol berisi air putih. Membaca surat Yasin lalu berdoa saya kira acara yang sama di mana-mana.

Walau ada sekelompok muslim yang menganggap Nisyfu Sya’ban bid’ah, saya kira ini tradisi yang tidak merusak. Memanfatkan kesempatan untuk berkumpul bersilaturrohim sudah pasti bagus, agama sangat menekankan kebersamaan. Di zaman ketika manusia banyak menghabiskan waktu untuk mencari uang, saat-saat semacam ini bisa jadi waktu yang tepat untuk sejenak bernafas panjang.

Salam Nishfu Sya’ban.

Tidak ada komentar: