Kamis, 31 Mei 2018

HABIB RIZIEQ BAKAL JADI CAPRES 2019, HORE...


Ada berita, Habib Rizieq Shihab akan diusung jadi calon presiden (capres) di pemilu 2019. Munculnya nama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini sebagai capres 2019 adalah hasil dari rapat koordinasi nasional Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) beberapa hari lalu. Ini sesuatu yang patut dirayakan, sekaligus sebagai undangan untuk partai-partai dan ormas-ormas agar tak sungkan mengajukan tokohnya untuk jadi pemimpin negara.


Negara dengan penduduk lebih dari 200 juta, dalam pemilihan presiden calonnya hanya dua orang bagi saya sangat menyedihkan. Apalagi calonnya bolak-balik orang yang sama, seakan dari sekian banyak manusia di negeri ini hampir semuanya hanya sekumpulan bocah yang tak tahu apa-apa selain rasa senang ketika dibagi-bagi premen dan uang recehan. Ingatlah wahai kawan, kita ini bangsa besar yang pernah dan akan terus melahirkan orang-orang besar.

Memang pilpres masih satu tahun lagi, tapi waktu satu tahun bisa saja disebut waktu yang pendek. Dan dalam waktu yang pendek ini nama yang pasti akan bersaing baru dua, yaitu Joko Widodo dan Prabowo, padahal banyak nama yang tampak kasat mata ingin maju. Yang bikin sedih lagi, padahal ingin jadi penguasa tapi minder dan hanya berani mencalonkan diri jadi wakil presiden. Mestinya setiap orang yang merasa dirinya mampu memimpin berani menyalonkan diri dengan menawarkan program-program perbaikan dan pembangunan negara kepada publik untuk menarik dukungan.

Saya yakin Surya Paloh punya keinginan jadi presiden, jadi kenapa tidak terang-terangan menyalonkan dirinya dengan Nasdem sebagai kendaraannya. Muhaimin Iskandar dengan PKB tak perlu malu-malu kucing, pasang saja sejuta sepanduk dan baliho bergambar dirinya disertai janji akan mengangkat imam masjid dan pemimpin rumah ibadah se-Indonesia menjadi pegawai negeri. Calon independen yang selama ini dipersulit, dengan situasi minim keikutsertaan mestinya bisa dipermudah.


Saya membayangkan tahun depan minimal ada lima kandidat. Jokowi sebagai petahana dengan Rizal Ramli di gerbong PDIP, Habib Rizieq berpasangan dengan Zulkifli Hasan diusung oleh PAN, Muhaimin wakilnya Rhoma Irama bersama PKB, Surya Paloh mengajak AHY yang berarti koalisi Nasdem dan Demokrat, dan yang terakhir Prabowo didampingi Ustad Yusuf Mansur dengan Gerindra-nya. Bisa juga ditambah Yusril Ihza Mahendra dan Jendral Gatot, ini pasti akan jadi catatan bagus dalam sejarah.

Saya menginginkan adanya banyak calon di pilpres 2019 tentu saja bukan sekedar ingin ramai-ramaian, sebagai orang yang beberapa kali terlibat dalam kepanitiaan pemilu dan mungkin tahun depan ikut lagi, kalau calonnya banyak pemilunya tentu bisa tak sekali putaran, yang berarti pekerjaan jadi nambah dan honornya bisa lebih banyak. Ini pesta demokrasi kan? Saatnya bersenang-senang.


5 komentar:

Bimo Aji Widyantoro mengatakan...

Hehehe... mas ini tahu aja kalau dapat untung gede. Saya dulu juga gitu sih waktu jadi panitia tapi dah lama tahun 2014.

Anonim mengatakan...

Wahhh semngtaatt ::D

Saleho mengatakan...

benarkah beliau akan ikut mas?

Muhammad A Vip mengatakan...

Bimo: hahaha
Andri: temtu dong
Obat sakit: kayaknya cuma lelucon

Bunga Lompat mengatakan...

Banyak pilihan makin pusing nanti wkwkkw.