Ada berita, Habib Rizieq Shihab akan diusung
jadi calon presiden (capres) di pemilu 2019. Munculnya nama Imam Besar Front
Pembela Islam (FPI) ini sebagai capres 2019 adalah hasil dari rapat koordinasi
nasional Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) beberapa hari lalu. Ini sesuatu yang patut
dirayakan, sekaligus sebagai undangan untuk partai-partai dan ormas-ormas agar
tak sungkan mengajukan tokohnya untuk jadi pemimpin negara.
Negara dengan penduduk lebih dari 200 juta,
dalam pemilihan presiden calonnya hanya dua orang bagi saya sangat menyedihkan.
Apalagi calonnya bolak-balik orang yang sama, seakan dari sekian banyak manusia
di negeri ini hampir semuanya hanya sekumpulan bocah yang tak tahu apa-apa
selain rasa senang ketika dibagi-bagi premen dan uang recehan. Ingatlah wahai
kawan, kita ini bangsa besar yang pernah dan akan terus melahirkan orang-orang
besar.
Memang pilpres masih satu tahun lagi, tapi
waktu satu tahun bisa saja disebut waktu yang pendek. Dan dalam waktu yang
pendek ini nama yang pasti akan bersaing baru dua, yaitu Joko Widodo dan
Prabowo, padahal banyak nama yang tampak kasat mata ingin maju. Yang bikin sedih
lagi, padahal ingin jadi penguasa tapi minder dan hanya berani mencalonkan diri
jadi wakil presiden. Mestinya setiap orang yang merasa dirinya mampu memimpin
berani menyalonkan diri dengan menawarkan program-program perbaikan dan
pembangunan negara kepada publik untuk menarik dukungan.
Saya yakin Surya Paloh punya keinginan jadi
presiden, jadi kenapa tidak terang-terangan menyalonkan dirinya dengan Nasdem
sebagai kendaraannya. Muhaimin Iskandar dengan PKB tak perlu malu-malu kucing,
pasang saja sejuta sepanduk dan baliho bergambar dirinya disertai janji akan
mengangkat imam masjid dan pemimpin rumah ibadah se-Indonesia menjadi pegawai
negeri. Calon independen yang selama ini dipersulit, dengan situasi minim
keikutsertaan mestinya bisa dipermudah.
Saya membayangkan tahun depan minimal ada
lima kandidat. Jokowi sebagai petahana dengan Rizal Ramli di gerbong PDIP,
Habib Rizieq berpasangan dengan Zulkifli Hasan diusung oleh PAN, Muhaimin
wakilnya Rhoma Irama bersama PKB, Surya Paloh mengajak AHY yang berarti koalisi
Nasdem dan Demokrat, dan yang terakhir Prabowo didampingi Ustad Yusuf Mansur dengan
Gerindra-nya. Bisa juga ditambah Yusril Ihza Mahendra dan Jendral Gatot, ini
pasti akan jadi catatan bagus dalam sejarah.
Saya menginginkan adanya banyak calon di
pilpres 2019 tentu saja bukan sekedar ingin ramai-ramaian, sebagai orang yang beberapa
kali terlibat dalam kepanitiaan pemilu dan mungkin tahun depan ikut lagi, kalau
calonnya banyak pemilunya tentu bisa tak sekali putaran, yang berarti pekerjaan
jadi nambah dan honornya bisa lebih banyak. Ini pesta demokrasi kan? Saatnya bersenang-senang.
4 komentar:
Wahhh semngtaatt ::D
benarkah beliau akan ikut mas?
Bimo: hahaha
Andri: temtu dong
Obat sakit: kayaknya cuma lelucon
Banyak pilihan makin pusing nanti wkwkkw.
Posting Komentar