Romadlon
lagi dan puasa lagi. Bulan yang menyenangkan hadir lagi dan siap menampung
cerita lagi. Romadlon memang bulan penuh cerita, ada banyak kenangan yang ngangeni di sana, pada Romadlon-romadlon
yang telah berlalu. Tak salah jika dikatakan banyak orang bergembira menyambut
Romadlon, karena semenjak kanak-kanak kami –saya khususnya—selalu antusias setiap kali
sadar bulan ini segera tiba.
Pada
bulan ini bukan saja tak ada makan siang dan boleh tidur siang lama-lama, pada
bulan ini aneka makanan yang pada bulan-bulan lain sulit ditemui bisa berlimpah
adanya. Kolak misalnya, setiap hari bisa selalu ada karena pedagang kolak
menjamur. Buah kurma, dari yang mahal sampai yang murah dan lengket dijual oleh
pedagang kaki lima sampai pedagang di superkampret eh…supermarket. Bulan ini
memang unik dan asyik.
Sebagai
muslim, memiliki bulan Romadlon rasanya: gimana
gitu? Yang berpuasa dan yang tidak seakan menikmati suasanannya. Semenjak zaman
listrik belum masuk desa hingga kini tak di kota tak di desa siang-malam terang
benderang, Romadlon dalam kenangan saya selalu penuh keceriaan. Suasana edukasi
juga begitu terasa, ada saja yang jadi bahan diskusi mengenai agama semenjak
kanak-kanak hingga kini dewasa. Dulu di zaman kecil saya dan teman-teman sering
berdebat tentang hal-hal kecil, seperti: mengupil, mandi di sungai, bahkan
kentut yang dulu katanya semua itu membatalkan puasa.
Di
era tekhnologi informasi, pastinya bulan ini pun tambah seru saja. Di televisi acara
Romadlon dari yang norak sampai yang asyik siang malam tersaji. Di media sosial
internet, saya yakin lebih semarak. Ah, coba bulan Romadlon sepanjang tahun…
3 komentar:
marhaban ya ramadan
selamat berpuasa
telivisi saat ramadan serba religi semua
Gua menikmati aja Ramadhan dari zaman ke zaman hehe
Obat sakit: yoho haha
Idaham: nikmati makanannya yow
Posting Komentar