Mungkin
sudah bisa diisolasi gerombolan napi terorisme yang mengacau di Mako Brimob,
tapi kenyataannya polisi belum mampu mengatasi masalah. Lima polisi tewas di
markas dan seorang lagi masih disandera saya rasa bisa jadi bukti. Banyak orang
geliisah hari ini sudah pasti. Mereka, bukan saja yang kini sedang
berhadap-hadapan langsung di dalam, di lua rpun tak kurang tegangnya. Akan sampai
kapan?
Yang
tak kuat menahan gemas sudah koar-koar di medsos: teroris habisi saja! Yang lebih memahami keadaan bisa sedikit
bersabar dan memaklumi lambatnya polisi dalam bersikap. Saya sendiri hanya
orang bingung yang mencoba paham masalah. Dan pihak polri menghimbau agar tidak
ada komentar-komentar yang memperkeruh keadaan, semoga jalan keluarnya bisa
diacungi jempol.
Sudah
pasti masalahnya tidak sederhana, apalagi kondisi negara—terutama suhu
politiknya--belakangan terus memanas, pasti untuk menganalisa kasus ini bisa
lebih rumit lagi. Para pemikir negeri ini yang mungkin seluruh waktunya dihabiskan
untuk masa depan Indonesia agar lebih baik pun bisa saja saat ini sedang
berhenti sejenak, menahan nafas sembari terus menyimak perkembangan berita. Saya
yang tak pernah punya tanggungjawab berat tak bisa membayangkan bagaimana
rasanya menanggung beban pikiran dan beban batin sebagai Kapolri atau Presiden—kepala negara
yang terus diteror ini.
Sebagai
rakyat, sudah semestinya mendukung aparat yang sedang bertugas. Sebagai penutup:
#SayaBersamaPolri
1 komentar:
Ikut prihatin dengan musibah ini.
Semoga kedepannya tidak terulang lagi.
Posting Komentar