Padahal
saya sempat merasakan ada tanda-tanda khusnul
khotimah pada Arsene Wenger, ketika dia menyatakan musim ini sebagai musim
terakhirnya di Liga Utama Inggris. Setelah Arsenal lama paceklik gelar dan
terlempar dari zona Liga Champions, saya merasa Arsene Wagner di akhir musim akan
mempersembahkan tropi terakhir dan mengembalikan Arsenal ke Liga Champions
musim depan. Ternyata oh ternyata.
Arsene
Wenger adalah salah satu pelatih top di Liga Primer Inggris. 22 tahun menangani
Arsenal yang pada awal kiprahnya menjadi saingan berat Sir Alex Ferguson,
sangat mungkin menjadikan dirinya sosok yang sulit dilupakan untuk lebih dari
seratus tahun ke depan oleh publik Inggris. Arsenal pasti akan kehilangan—betapa kini sulit mencari
pelatih yang mampu menangani sebuah tim dengan kualitas yang setabil.
Bagaimanapun
pada akhir pengabdiannya Arsene Wenger tidak seperti Sir Alex Ferguson yang
gilang-gemilang, dia adalah menejer yang mampu menjaga timnya berada pada level
atas. Arsenal pun hingga kini tetap bertahan sebagai tim yang menjaga
nilai-nilai penting sepakbola, yang semua itu karena prinsip-prinsip kuat yang
dianut Wenger.
Selamat
jalan Sang Profesor, selamat menikmati hari tua, semoga di zaman yang penuh
ketidaksabaran engkau bisa menjadi guru bagi siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar