Musim
mudik datang lagi. Acara rutin tahunan ini entah sejak kapan berlangsung di
negeri ini, yang jelas sejak saya kanak-kanak cerita orang-orang yang pulang ke
kampung dari rantau (Jakarta) sering saya dengar dan selalu seru. Mengalaminya pun
pernah beberapa kali, walau tidak sedramatis yang ada dicerita-cerita, mudik
memang asyik walau sering berisik.
Sekarang
dan nanti mungkin sudah tak ada lagi pemandangan orang-orang naik kereta api
bergelantungan di lokomotif atau duduk di atas gerbong, pemerintah sudah
melarangnya bahkan mudik dengan kereta api kini lebih nyaman dari angkutan
darat lainnya. Kalau ingat zaman dulu, orang sampai nekat berdiri berjam-jam
sambil berpegangan erat agar tidak jatuh dari lokomotif, dan sepanjang perjalanan
dihantam angin kencang, benar-benar aksi kolosal yang mengagumkan. Cerita-cerita—yang
cenderung bohong—pun pernah saya dengar dari mereka yang pernah mudik dengan
kereta di masa lalu itu, ada yang merasa bangga lolos dari maut saat kereta
yang ditumpanginya melewati terowongan padahal orang yang di sebelahnya
kepalanya lepas dan macam-macam cerita ganjil lainnya.
Dua
tahun lalu, mudik horror pun sempat bikin gempar, yaitu Tragedi Brexit (Brebes Exit) yang
membuat saya yang tidak mudik pun kena imbasnya karena macet total tak cuma di
jalan tol tapi juga di jalan-jalan kampung dan membuat harga bensin yang waktu
itu di bawah enam ribu rupiah dijual oleh pengecer sampai Rp 25000 per liter. Orang-orang
banyak yang menduga macet parah akan berulang karena jalan Tol Transjawa belum
selesai total, syukurlah tahun lalu keadaannya membaik dan rencana pedagang bensin
eceran yang sudah menimbun dan akan menjualnya dengan harga Rp 50000 per liter
tidak terjadi.
Tahun
ini keadaannya tampak lebih baik, jalan di desa yang tahun-tahun sebelumnya
dilewati bus-bus besar kini sudah tidak lagi—tak ada lagi telolet-telolet. Berita
kemacetan parah di jalan tol atau pantura pun sepertinya tidak ada, walaupun
pastinya masih ada kemacetan tapi bisa dimaklumi. Ah, coba Tol Transjawa
dibangun 20 tahun yang lalu dan perkeretaapian ditata sejak lama, pastinya
sudah lama mudik tak berisik.
3 komentar:
mudik sudah tradisi Indonesia
Iya ya, cerita Brexit bener-bener drama sampai-sampai keluarga kami mager pulang kampung. Padahal naik pesawat ke Padang. Haduh sampai segitunya :)
tOMO: BETUL BETUL BETUL
nADIA: HAHAHAH
Posting Komentar