Senyum
mengembang di wajahnya yang mengundang cemas itu sulit untuk ditafsirkan,
entahlah bagi orang tuanya yang setiap hari mendampinginya. Tangannya baru saja mengacak-acak rambut dan
mendorong kepala seorang gadis kecil dan sebelumnya hampir saja mencekik anak
yang lebih kecil lagi yang semua itu membuat siapapun ketakutan. Dia yang saya maksud itu seorang anak
laki-laki umur sepuluh tahun yang mengalami keterbelakangan mental sehingga
kelakuannya tidak normal. Saya sulit merasakan bagaimana menjadi orang tua bagi
anak semacam itu.
Anak
adalah harapan para orang tua. Memiliki anak-anak yang membanggakan pastinya
membahagiakan, sayang tak setiap orang tua berkesempatan menikmati kebahagiaan
itu. Seperti cerita di atas, orang tua anak itu masih saudara dengan saya dan
walau mereka selalu menampakkan sikap tegar, saya justru kesulitan menyembunyikan
gejolak di dada saya setiap kali berjumpa. Dengan posisi sebagai pengamat,
rasanya siapapun menjadi lebih risau daripada mereka yang mengalaminya.
Dengan
cara pandang yang berbeda dengan orang kebanyakan bisa saja saudara saya itu
dapat berbahagia memiliki anak yang membuatnya harus terus mengawasi segala
aktifitas anaknya itu. Lihatlah anak-anak Jaman
Now berpolah, mereka makin sulit dikendalikan dengan kenakalan yang
cenderung berkelompok. Anak SD tawuran dengan saling serang antar sekolah sudah
lumrah. Dan kasus anak SD membunuh temannya di Garut baru-baru ini, bukanlah
kasus pertama di negeri ini. Anak-anak memang semestinya harus tetap dalam
pengawasan orang tua.
Anak,
bagaimanapun kondisi mereka jelas tanggungjawab orang tua. Anak dengan
keterbelakangan mental, anak normal, anak jenius dan bagaimanapun kepribadian
mereka, selama masih anak-anak semestinya dijaga dengan serius. Mereka seperti
orang tuanya tentu butuh kesenangan, tapi yang sesungguhnya dibutuhkan
anak-anak adalah perhatian dari orang tua. Anak-anak butuh contoh, butuh
teladan dan perlu bimbingan. Anak tak sekedar butuh diramahi sebagaimana
dituntut oleh slogan “Sekolah Ramah Anak”,
anak juga perlu dimarahi jika bandel dan berbuat yang membahayakan.
Hari Anak Nasional
memang sudah lewat, tapi dengan kondisi anak-anak kita yang menghawatirkan saat
ini rasanya setiap hari harus jadi hari anak. Hari di mana setiap orang tua harus berupaya
membangun anak-anak agar masa depan lebih cemerlang. Hidup anak Indonesia.
.
4 komentar:
Iya, doa yg terbaik utk anak2 indonesia
terimakasih
Stiap hari mesti hari anak, setuju sekali, betapa anak-anak kita perlu sekali mendapatkan perhatian dari kita semua.
Betul, anak adalah harapan bangsa.
Jika anak-anak generasi sekarang tidak diarahkan dengan baik, nantinya akan jadi generasi penerus bangsa yang tertinggal dengan bangsa lain.
Kewajiban orang tua untuk mengarahkan anak jadi pribadi yang baik juga smart.
Posting Komentar