Waktu awal-awal melihat penampilannya
di layar televisi, yang teringat langsung sosok Lula Kamal. Saya kira wajahnya
agak mirip, cuma yang ini terkesan bule. Sama-sama presenter, sama-sama dokter,
entah apakah mereka pernah tampil bersama dalam sebuah acara televisi atau
belum. Nggak penting kayaknya ya? Yang pasti keduanya cantik dan sebagai
laki-laki saya suka betah menyaksikan keduanya saat memandu acara, bagaimanapun
gaya mereka beda: yang satu ekspresif yang satunya lagi seperti penuh
perhitungan dalam berbicara.
Nggak nyangka dokter cantik yang
ternyata bernama Reisa Broto Asmoro ini sekarang jadi bahan gunjingan tingkat
nasional setelah mulai Senin kemarin (8/6/2020) ikut mendampingi Jubir Covid 19 Ahmad
Yurianto. Selama ini saya dan mungkin banyak orang hanya akrab dengan wajah
cantiknya, tapi tak tahu siapa namanya. Ekspresinya yang kurang genit membuat
saya kurang kepo dengan serba-serbi tentang dirinya, sejauh ini saya hanya
terpesona oleh bentuk mata dan hidungnya. Dan saya pikir sikapnya yang penuh
perhitungan dalam berbicara yang membuatnya dipilih jadi bagian Tim Komunikasi Gugus
Tugas Covid 19 selain pertimbangan wajah ayunya yang menyatukan bangsa.
Wanita berparas segar kelahiran
Malang yang dokter ini konon pernah ikut kontes Miss Internasional pada 2011 lalu
setelah jadi Runner Up Miss Indonesia 2010 mewakili DIY. Sampai di tingkat apa
dalam kontes kecantikan tingkat Internasional itu dan apakah pernah main
sinetron atau film, seperti sudah saya katakana tadi, pengetahuan saya hanya
sebatas status dokter dan wajah cantiknya. Pun saya tak pernah ngarep, apalagi dokter
Reisa ini ternyata sudah punya anak dua dari pernikahannya dengan seorang
bangsawan dari ketaron Surakarta. Jadi nama belakang Broto Asmoro itu ternyata nama
suaminya, nama dia sendiri Reisa Kartika Sari.
Nah, kenapa kemudian dokter Reisa ini
yang dihadirkan sebagai pendamping dokter Ahmad Yurianto? Bukan tidak mungkin
ada strategi dari pemerintah. Saya yakin bukan sekedar untuk mengatasi
kebosanan pemirsa yang lebih dari dua bulan mendapati tampang orang tua serius
yang seakan sengaja tampil untuk menakut-nakuti anak-anak. Ini pasti ada
kaitannya dengan New Normal. New Normal yang bikin cemas beberapa pihak sangat
mungkin dalam pelaksanannya akan membuat polemik tentang Corona ini kian seru
dan panas. Lihat saja dalam dua hari berturut-turut kasus positif harian terus melampaui angka
seribu dan sangat mungkin kedepannya akan terus naik.
Pak Jokowi kita tahu orangnya suka
mengademkan suasana, jadi Mbak Reisa ini dihadirkan di tiap update perkembangan
kasus Covid 19 pasti untuk mendinginkan isi kepala mereka yang mudah panas. Lihat
saja grafik yang terus menanjak pastinya selain menambah rasa penasaran publik,
para pakar terutama yang anti New Normal bisa dipastikan keringat di dahinya
nggak pernah kering. Maka pemerintah perlu menjaga stabilitas agar para pakar
itu sedikit rileks dan lansia tidak
terganggu detak jantungnya dan bapak-bapak tidak menyerah menyimak pemaparan
perkembangan pandemi Covid 19 ini yang entah kapan berakhirnya.
Kalau saya sendiri tanpa Mbak Reisa
pun tetap penasaran dengan perkembangan kasus Corona yang entah kenapa sangat
menarik. Di Amerika atau di mana-mana orang mati kena Corona jumlahnya ribuan
tiap hari di sini tak pernah lebih dari seratus dalam sehari dan itupun masih
banyak yang meragukan kebenarannya, apa nggak menarik itu? Di Jakarta dan Jawa
Timur keadaannya seperti mencekam sampai ada zona merah tua segala, di Brebes
dimana saya tinggal segalamya berlangsung asyik saja. Jadi bagi saya Corona
sangat menarik tanpa Dokter Reisa Broto Asmoro sekalipun.
Eh, kenapa Mbak dokter Reisa di foto itu nggak
pakai masker?
2 komentar:
Cantik Pokoknya..
Mbaknya memang cantik :)
Posting Komentar