Selasa, 22 Juni 2010

Maradona dari Amerika, Pemain Paling Hebat dari Berasil

Gegap gempita Piala Dunia 2010 terus berlangsung. Dari pagi sampai dini hari orang berteriak-teriak selalu saja terdengar. Entah merespon terjadinya gol atau sekedar menyaksikan peristiwa genting di depan gawang. Bahkan saat malam suara bisa terdengar dari kejauhan. Entah adakah yang dibuat jengkel karenanya.

Dalam keramaian pertandingan semalam seseorang mengajak ngobrol dan bertanya: “Apa lawan apa sih?” saya pun tersenyum kecut lalu menjawab sekenanya, “Tegal lawan Brebes.” Yang nanya langsung merengut.

Kemudian dia berkomentar untuk menunjukan bahwa dia tahu tentang bola: “Negara yang sepak bolanya paling hebat Brasil kan?” saya timpali saja, “ Tentu saja Brasil, namanya juga berasil (berhasil).” Kali ini tidak jelas ekspresinya. Tapi dia langsung bercerita bahwa dulu, buku-bukunya ketika sekolah gambar sampulnya foto-foto pemain bola. Dia menyebut beberapa nama terkenal, tak ketinggalan Maradona.

“Kalau Maradona darimana? Amerika ya?” saya tatap matanya dan kujawab saja dengan: “Ya, Amerika Selatan.”
                                             Gambar: //menteridesainindonesia.blogspot.com
Peristiwa semacam ini merupakan sesuatu yang lazim di masyarakat kita. Orang bergerombol menyaksikan sesuatu tapi tak tahu benar yang disaksikannya. Orang ngomong macam-macam tak paham yang diomongkannya. Hal ini jangan-jangan akibat dari sikap kita yang selalu tidak patuh kepada Tuhan. Nah, lho!

Kini saya jadi ingat, pernah pada suatu kesempatan sesorang mengomentari pernyataan seorang pemuda Jerman tentang rendahnya minat baca orang Indonesia, katanya: "Orang Indonesia ini jangankan sama manusia, Tuhan saja dilawan. Tuhan menyuruh kita membaca' iqro' tapi tak dilakukannya."  Ya, kita mungkin melihat tayangan televisi, mengeja tulisan di koran, tapi tak membacanya. Jadi, siapa yang berasil di afsel, Brasil?


Tidak ada komentar: