Luar biasa efek sepak bola. Tentu saja. Orang bisa dibuat senang atau sedih, berteman bahkan bermusuhan, sampai pembunuhan karena hasil dari pertandingan pun pernah terjadi. Tak hanya pertandingan tingkat dunia yang kini sedang ramai jadi berita di seantero bumi, pertandingan kecil-kecilan antar kelompok anak-anak pun mampu menggirng emosi sedemikian rupa.
Saya jadi ingat ketika dulu saat masih berada di sekolah dasar. Kami anak-anak antar RT sering melakukan pertandingan. Tidak dalam sebuah kompetisi, tapi sekedar--mungkin--unjuk keunggulan. Kami anak-anak yang dalam banyak kesempatan sering main bersama, di sekolah atau di rumah , biasanya ketika bertanding main sepak bola ekspresi bermusuhan sering tak terhindarkan. Tidak hanya menggerutu dan saling mengumpat, bahkan juga sampai berkelahi.
Kini setelah menjadi tua dan tidak lagi maen sepekbola, emosi yang semacam itu ternyata masih tetap ada. Gundah gulana, jengkel karena tim yang didukung kalah tak kuasa seakan untuk ditanggulangi. Dan ini ternyata kutemui pula pada orang-orang di sekelilingku. Ada yang memaki-maki terus menerus, ada pula yang tidur seharian dan tak mau makan (yang terakhir mungkin lagi nggak ada yang dimakan).
Dan kini aku sedang sedih karena jagoanku kalah. Dan kupikir aku harus punya cara agar kesedihan ini berhenti segera, maka kucoba mencari jago baru. Namun ternyata untuk melakukan sesuatu yang sepertinya sederhana itu pun tidak mudah. Asem!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar