Soal Batrai Ponsel Sepuluhribuan

Batrai ponsel baru harga sepuluhribu sekarang mungkin harga paling murah. Banyak ditawarkan di angkutan umum atau dijual di lapak-lapak di pinggiran jalan. Entah banyak konsumennya atau tidak, saya sendiri sampai sekarang belum pernah membelinya. Meski tertarik karena harganya itu, jadi ketahuilah saya ini golongan ekonomi lemah.

Terakhir saya membeli batrai dengan harga duapuluhribu. Untuk gadjet produk cina yang dibundel dengan operator CDMA terlaku di ibukota. Kupikir karena harga gadjetnya saja murah pasti batrainya juga murah. Aku membelinya di lapak pinggir jalan karena menanyakan ke beberapa counter ternyata tidak tersedia. Batrai itu ternyata payah, ketika pertama dicharge langsung gendut. Kupikir apa yang salah ini?

Menanyakan kepada juragan Tomo beberapa hari lalu, menurutnya membeli batrai sepuluhribuan itu berbahaya buat gadjet kita. Saya tidak begitu paham tentang berbahayanya itu. Yang jelas pengalaman saya tadi menunjukkan sesuatu.

Adik saya mengatakan kembungnya batrai karena ketika sudah penuh diisi tidak langsung dicabut. Menurut seorang teman lain lagi, katanya batrai yang sudah penuh otomatis akan berhenti menerima strum. Lanjutnya, batrai kembung itu karena ketika kita mengisinya ponsel dalam kondisi aktif dan digunakan. Saya bingung, waktu saya mengisinya dulu kurasa segala yang diomongkan orang-orang sok tahu itu tak terjadi. Dasar barang murah mungkin.

Barang murah dengan kualitas rendah tentu saja wajar. Namun apakah barang dengan harga yang mahal pasti terjamin mutunya? Pembajakan dan produksi barang-barang abal-abal di negri kita tercinta ini kan sesuatu yang lazim. Apa nggak usah pakai batrai saja ya, yang penting kan ponselnya bukan batrainya. Orang toh akan tetap menganggap ponselnya hidup meski tak ada batrainya kalu kita tenteng-tenteng.