Bulan puasa akhir seperti saat ini kita akan akrab dengan istilah-istilah Zakat, Infak dan Sodaqoh. Biasanya ditulis di spanduk yang dibentangkan di depan masjid atau musholla. tapi dengan menjamurnya lembaga ZIS (Zakat, Infak dan Sodaqoh) spanduk-spanduk semacam itu tak hanya ada di depan masjid tapi menebar di mana-mana.
Spanduk-spanduk itu biasanya tujuannya memberitahukan kalau mereka siap menerima untuk menyalurkan ZIS itu. Sedang spanduk yang mengumumkan pembagian ZIS jarang ditemui. Mungkin karena biasanya tanpa diumumkan pun peminatnya membludak, apalagi kalau pakai pengumuman segala. Kita tahu, banyak orang-orang yang setiap tahun bagi-bagi beras dan uang yang biasanya dihadiri manusia berlimpah, bahkan datang dari tempat-tempat yang jauh. Dan sering dalam kerumunan manusia itu berjatuhan korban jiwa.
Mencermati aksi bagi-bagi zakat yang dilakukan oleh orang-orang itu saya jadi berpikir, sebenarnya siapa yang memberi dan siapa yang diberi. Tentu saja orang yang banyak harta itu yang memberikan beras dan uang kepada orang-orang miskin yang datang. Maksud saya, siapa yang benar-benar mendapatkan yang diinginkan di sini.
Si miskin datang ke tempat pembagian zakat tentu tujuan sebenarnya bukan sekedar mendapat beras atau uang yang tak seberapa itu. Mereka yang merasa hidupnya bermasalah saya yakin tujuannya ingin masalahnya teratasi. Mereka mendapatkannya? Saya yakin tidak, mereka justru kian bermasalah karena mereka kian merasa susah dengan menjadi peminta-minta, hasil memintanya tak cukup untuk menutup beban hidupnya dan mereka tetap tidak berdaya.
Si pemberi dengan kekayaan melimpah membagikan hartanya yang tentunya tak seberapa menurutnya itu justru mendapat kepuasan dengan banyaknya orang menghamba kepadanya. Dia bisa jadi menikmati adegan orang mengantri atau berdesakan di halaman rumahnya dan mendapat kepuasan. Dia akan diberitakan dan dikenal sebagai dermawan atau orang baik.
Siapa diuntungkan? Siapa sebenarnya yang memberi? Orang kaya itu yang memberi beras atau orang miskin yang memberi kehormatan.
Pertanyaan itu menurut saya penting, apalagi di negri yang penuh dengan koruptor. Saya ingat beberapa tahun lalu saya sempat mengenal orang yang pekerjaannya menipu dengan menjual perhiasan emas palsu, yang aktifitas bisnisnya sampai ke luar negeri. Agar tetangganya tidak curiga dengan kejahatannya dia membangun masjid dan sering bagi-bagi harta. Tak tertutup kemungkinan pejabat korup pun melakukan aksi demikian.
Juga kalau memang tulus memberi, mestinya orang kaya itu yang datang ke rumah-rumah orang miskin itu.
Pertanyaan itu menurut saya penting, apalagi di negri yang penuh dengan koruptor. Saya ingat beberapa tahun lalu saya sempat mengenal orang yang pekerjaannya menipu dengan menjual perhiasan emas palsu, yang aktifitas bisnisnya sampai ke luar negeri. Agar tetangganya tidak curiga dengan kejahatannya dia membangun masjid dan sering bagi-bagi harta. Tak tertutup kemungkinan pejabat korup pun melakukan aksi demikian.
Juga kalau memang tulus memberi, mestinya orang kaya itu yang datang ke rumah-rumah orang miskin itu.
12 komentar:
Yap bener seharusnya kalau emang niat mau ngasih sih bagi-bagi aja ke rumah-rumah supaya ngga makan korban juga...
Waduh klo ini kayanya termasuk Ghibah Sob.. masa memberi agar diliput biarpun kebanyakan emank gtu.. mohon maaf aku ambil contoh artis2 yg klo ada acara apapun koQ pake sehala dilipu toh.. kaya Allah gak tau aja.......
mm.. aku liat di tv, ada yang bagi-bagi zakat per amplop 25ribu.. banyak orang yang rebutan.. trus, lumayan juga yg g kebagian.. kan sakit hati tu,,mending bagi-baginya 15ribu per amplop tapi semua kebagian, biar adil..
terkadang timbulnya riya' itu terselubung, awalnya memang berniat sodakoh tetapi ketika yang datang orang banyak maka secara tak sadar ada keinginan pamer kalau dia mampu memberi sodakoh pada orang banyak, sehingga yang diperoleh adalah pujian dari tetangga sekitar. yang akhirnya essiensi dari sodakohnya sirna
Pusing...hhihihi
ya seharusnya mereka mendatangi org2 yg susah, bukan malah nyusahin org susah untuk datang ketempat org kaya
setuju banget, dengan paragaf terakhir itu
iya juga
seharusnya kalo emang mau ngasih sih ya dianterin ke rumah yang miskin itu
jangan lah bikin acara bagi2 di rumah yang malah nantinya bikin rusuh dan banyak korban berjatuhan
gak sedikit loh kasus kayak begitu, ck,,
herannya ya tiap tahun masih adaaaa aja yang begitu, hm......
Kasihan orang susah, mereka jadi obyek kesenangan
prihatin emang liat hal yg ky gini..
semoga orang2 yang diatas yg tidak punya hati nurani itu segera tersadar..
mari rajin memberi dg iklas.
ikhlas itu wajibnya
Posting Komentar