Senin, 22 November 2010

Dua Imaji Saling Menjelaskan

Menyaksikan sebuah lukisan dengan gambar yang mudah dikenali oleh ingatan pasti akan mudah untuk memahaminya atau setidaknya perasaan akan dibuat tenang bahkan mungkin senang. Tapi ketika yang dihadapi sebuah lukisan yang menghadirkan bentuk-bentuk dan warna-warna yang bagi memori berasa asing dan perasaan  seakan tumpul untuk sekedar merasakan, yang hadir sering rasa putus asa dan diri seperti tersudut di ruang gelap. Tentu hal semacam ini sangat mungkin merupakan pengalaman yang individual, tapi bisa jadi semua orang --entah itu awam atau seorang kurator-- pernah mengalaminya. Namun kemarin saat mengunjungi pameran lukisan berjudul MINDSCAPE di Galeri Nasional  Jakarta rasanya ada sesuatu yang lain.


Pameran yang menampilkan dua perupa berbeda aliran ini serasa menyegarkan bagi orang seperti saya yang selalu ingin tahu hal-hal yang orang  lain ketahui. Ada Nyoman Sujana Kenyem dengan lukisan yang menghadirkan gambar cerobong-cerobong kecil atau semacam potongan-potongan paralon yang ternyata adalah bambu. Hal itu diperjelas dengan adanya seni instalasi yang menampilkan patung-patung serupa tubuh yang berdiri di atas serakan daun bambu dan beberapa tubuh itu dipajang seperti menaiki tangga bambu. Dan potongan-potongan bambu itu mengisi seluruh permukaan kanvas, membentuk pusaran yang tampak seperti lorong yang panjang. Bertebaran di dalamnya tubuh-tubuh yang seperti melayang-layang menuju pusat pusaran. Mengingatkan saya pada ritual thowaf karena kebetulan sekarang sedang musim haji

Bagi saya lukisan itu akan terasa sulit dipahami andai tak ada lukisan-lukisan Soegiono yang dipajang berselang-seling di ruang pameran. Pelukis yang kedua menghadirkan gambar-gambar realis-fotografis yang sangat hidup. Gambar para pekerja tambang belerang di sebuah gunung itu tak hanya hadir untuk dirinya sendiri tapi menjelaskan lukisan-lukisan Nyoman Sujana Kenyem. Begitu pula sebaliknya, gambar yang abstrak berupa pusaran batang bambu dan tubuh yang melayang membantu saya masuk lebih jauh ketika melihat wajah-wajah manusia gigih di sebuah ladang kehidupan yang keras.

Pameran lukisan ini telah berakhir kemarin (21 November 2010). Saya tentu merasa beruntung sempat mengunjunginya, jadi rasanya pameran semacam ini perlu untuk diperbanyak penyelenggaraannya untuk membantu orang seperti saya yang mudah putus asa ketika merasa kesulitan memahami lukisan. Setidaknya saya kian yakin bahwa lukisan-lukisan yang kadang terkesan asal sesungguhnya memiliki maksud jelas dan mungkin  untuk dipahami.

Gambar:www. koran-jakarta.com


23 komentar:

Mulyani Adini mengatakan...

Meskipun saya tidak begitu suka dengan lukisan, tapi bisa dibilang suka bila melihat galeri seni atau pameran lukisan...

ReBorn mengatakan...

wah, berarti saya belum termasuk orang yang beruntung. ghahaha. enak ya kalo ke pameran seni. :)

Muhammad A Vip mengatakan...

Ibu Dini:saya juga suka jalan-jalannya kok Bu.
ReBorn:Enak, apalagi kalo pembukaan, banyak makanan.

Anonim mengatakan...

lukisan yang bagus

Unknown mengatakan...

saya suka ga mudeng kalo ke pameran lukisan. gak ngerti arti lukisannya hehehe..

fai mengatakan...

seniinstalasiny juara yah, mantaffffff....

thanks but komentny, ditunggu reviewnya yah bos

inung halaman samping mengatakan...

saya terakhir ke Galeri Nasional sudah dua tahun lalu. pengen kesana lagi meski bukan penyuka banget lukisan tapi memang jadi alternatif rekreasi. :)

Muhammad A Vip mengatakan...

Sang cerpenis:sama, tapi pameran kemarin oke.
fai:oke
Inung:ya mas.

Unknown mengatakan...

salam sahabat
wah bagus ya imaji ini menjelaskan dengan gamblang sehingga saya jadi tahu xixixi,makasih n maaf telat

wien mengatakan...

saya jg sbnarnya suka lukisan2 yg bagus seperti itu, tapi kok saya blm pernah jalan2 ke pameran lukisan ya....*bo'ong berarti ya* :D

iam mengatakan...

hehe saya belum bisa membaca maksud dari sebuah lukisan. makanya saya belum tertarik, hehe :)

seMut mengatakan...

walopun saya belum pernah mengunjungi pameran lukisan tapi saya sering melihatnya dikoran2 majalah2 dan saya salut dengan si pelukisnya yg mampu menuangkan imaji nya lewat sebuah coretan kanvas

tomo mengatakan...

beruntung sekali bisa mengunjunginya

tomo mengatakan...

fotonya bagus nih

Aisha mengatakan...

Wow..lukisan menarik.Kaya bukan lukisan ya?

TuSuda mengatakan...

wah..indah sekali perpaduan antara seni rupa dan seni lukisnya.

nita mengatakan...

Wah aku malah belum pernah ke galeri nasional mas. pengen kapan-kapan liat pameran disana jadine.. thx infona yo.

Rama mengatakan...

Saya gak jago melukis,
jadi gak terlalu suka lukisan.

Salam kenal ya

Muhammad A Vip mengatakan...

Rama:suka sesuatu gak musti menguasai toh?
Nita:cobalah...
TuSuda:masak sih?
Aisha:begitukah?
Tomo:bukam aku yang moto.
semut:oke bro.
Depriansyah:saya juga, tapi coba-coba apa salahnya.
wein:hahaha
Dhana:salam mbak, makasih kunjungannya.

fb mengatakan...

Kalau saya suka bingung kalau melihat lukisan apalagi lukisan abstrak.

Muhammad A Vip mengatakan...

pameran kemarin juga lukisan abstrak, tapi ada lukisan realis yang dipamerkan bersama jadi bisa membantu menjelaskan.

Bumi Al Fattah mengatakan...

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
------

Saya paling suka sama lukisan.
Hohoho...soalnya saya juga suka nglukis nih mas..

Wah, sayang udah berakhir sejak 21 ove,ber...
Hiks... (padahal mah belum tentu juga mau kesana sih... :p)

------

صَلَّى اللّهُ عَلَى مُحَمَّد - صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم

Common Cyber mengatakan...

Lukisan itu alur yg mantap dah pokoknya.
Saya seorang junior lukis yg menganut paham surealisme..

Hahahaha