Bertajuk "Musyawarah Burung" yang diambil dari Puisi Fariduddin Attar, Kine Klub Proklamasi di awal tahun ini mengadakan rangkaian pemutaran film yang akan diakhiri diskusi. Acara berlangsung dari tanggal 31 Januari hingga 1 Februari 2011. Pemutaran yang berlangsung dari pukul empat sore hingga malam ini menampilkan tiga film yang salah satunya berjudul "Winged Migration", yang semalam saya ikut menontonnya.
Menonton film karya aktor veteran Prancis Jacques Perrin ini membuat saya terlempar jauh ke masa kanak-kanak. Dulu di masa kecil ketika televisi masih satu chenel ibu saya selalu menempatkan saya di depan layar tiap kali ada acara yang menampilkan binatang-binatang, acara yang terkenal tentu saja, yaitu Flora dan Fauna. Adegan burung-burung terbang berkelompok dari satu wilayah ke wilayah lain benar-benar ditampilkan menakjubkan. Seperti anak-anak saya rasanya ingin masuk ke dalam layar dan berada di tengah-tengah aneka burung dan pemandangan alam yang menakjubkan.
Winged Migration tentu saja film dokumenter yang sepanjang penayangannya hanya menampilkan aksi burung-burung bermacam jenis. Tapi film ini benar-benar dibuat dengan kesungguhan seorang seniman. Film yang konon dibuat selama empat tahun ini, dengan bantuan balon udara, helikopter dan pesawat telah menghadirkan fragmen-fragmen menarik kehidupan satwa berbulu di banyak dunia. Tersaji pemandangan indah dari Pegunungan Himalaya, gurun Sahara, sawah-sawah di Cina, sampai daerah industri di Eropa.
Tapi dalam dunia bebas yang menggairahkan itu pun ada hal-hal pahit yang mungkin saja muncul. Seperti penembakan oleh manusia, ini adalah adegan yang mengaduk emosi, betapa mungkin saya pun pernah melakukan hal itu. Tapi ancaman kematian pun tidak datang dari manusia saja, bahkan sesama burung pun bisa saling menerkam.
Ternyata yang mampu membuat emosi teraduk-aduk bukan saja sinetron-sinetron di layar televisi, burung-burung yang tanpa banyak bicara pun mampu membawa kita pada suasana yang bisa jadi lebih hebat.
16 komentar:
Ya...saya masih inget dulu paling suka juga nonton Flora dan Fauna.
Pembuatannya memakan waktu lama juga ya...4 tahun kalau memelihara udah panene berap akali ya??
Hem.. aku malah belum nonton Sob... tapi klo baca reviewnya kayanya bagus tuh hhe.... klo Dokumenter yg terakhir aku tonton Babies, emank sih sampe abis cuma da bayi2 doank, tapi sumpah lucu banget hhe.. klo Sinetron sih aku gak tau deh haha...
Semangat N Happy blogging :P
Like Ittttt
Kalau ingat acara Flora dan fauna, maka aku akan ingat dengan TVRI. Sayang, masa2 itu telah hilang digantikan dengan animal planet yang tak kalah seru. Sayangnya, bahasa inggris yang pas2an, menjadikan aku paham setengah2 saja :(
bisa didapet di internet ga filmnya?
ho oh maz
film bisa membuat emosi kita muncul sekalipun itu hanyalah sebuah kartun.
Alur ceritanya itu loh..
burungnya imut amat
apa yang ada di dunia ini adalah pelajaran untuk manusia yang mau berpikir.
bahkan melihat ayam menggaruk tanah untuk mencari makan adalah juga sebuah pelajaran , bagaimana manusia harus bekerja keras untuk mencari makan/nafkah, karena memang tidak ada yang benar-benar gratis di dunia ini
ibu dini:empat taun dapet dua anak deh
Ferdi:bagus dong...
zuxuz:oke
Ifan:flora fauna sekarang sudah gak ada ya, gak pernah nonton tivi nih
tukang colong:gak tau
Tomo:demikianlah
Fanny:imutan aku
Pakde:makasih pakde
cari ah
Winged Migration, artinya migrasi sayap (burung). baru denger ini judulnya..
kupikir tadi wingardium leviosa milik harry potter
film dokumenter ttg alam membuat miris mengingat kondisi hutan Indonesia
mereka bermigrasi untuk alasan perubahan cuaca, persediaan makanan dan perkawinan ya
Tukang Colong:carilah, kalo ketemu beri tahu aku
Attayaya:ya, hutan indah di film-film jangan2 sudah gak ada di sini
joe:demikianlah
wits:ya, mungkin begitu
belum pernah nonton deh.
Fany:nonton dong.
Posting Komentar