Senin, 28 Maret 2011

Rokok, Ampun Deh!

Seorang teman lewat facebook mengatakan bahwa perokok itu bodoh. Ketika membaca statusnya saya menduga teman yang seorang wanita ini baru saja naik angkutan umum yang di dalamnya ada seseorang yang merokok. Entah benar atau tidak, yang pasti saya sering mengalami peristiwa semacam itu, bahkan hampir setiap hari. Juga pagi ini. Menjengkelkan memang, bahkan ketika saya masih jadi perokok pun tetap jengkel ketika mendapati manusia bodoh ini.


Merokok di angkutan umum entah dilarang atau tidak, karena tak pernah saya mendapati tanda peringatan "Dilarang Merokok" di dalam angkutan umum seperti yang banyak ditemui di banyak tempat umum seperti di kantor-kantor, stasiun atau di rumah saya. Larangan-larangan itu sepengamatan saya rasanya tidak efektif. Gampang ditemui di stasiun kereta misalnya, tapi di bawah tulisan larangan merokok seorang perokok bisa tenang menikmati asap tanpa takut akan ada yang mempermasalahkannya. Bahkan ketika ada yang batuk-batuk dan menunjukkan sikap tidak suka pun si perokok tetap santai saja.

Tulisan peringatan yang banyak ditempel di tempat-tempat umum itu sepertinya hanya sekedar himbauan dengan bumbu ancaman biar terkesan seram tapi sesungguhnya bercanda, yang artinya tidak dipatuhi pun tidak apa-apa. Atau pemerintah cukup mengiklankan larangan sedang pengawasan dan penindakkannya diserahkan kepada masyarakat? repot rasanya kalau demikian.

Mungkin ada seseorang yang berani memperingatkan seorang perokok ketika merasa terganggu, tapi selama ini saya tak pernah menemui peristiwa semacam itu. Apalagi rokok selama ini sudah dianggap lumrah di masyarakat walaupun banyak juga perdebatan tentangnya. Rokok bahkan bagi kebanyakan orang telah menjadi kebutuhan pokok, sampai ada yang bilang tidak makan tidak apa asal bisa merokok.

Saya sendiri sudah lama tidak merokok dan selalu ada keinginan berbicara untuk mengingatkan seorang perokok ketika merasa terganggu, tapi ternyata tidak mudah. Sebagai perokok yang insyaf saya tak bisa lepas dari masa lalu. Ketika akan mengingatkan seseorang yang teringat adalah bahwa saya pun dulu melakukannya. Serasa malu pada diri sendiri. Hal seperti ini pun rasanya dialami oleh seorang petugas yang akan melarang seseorang yang merokok di tempat terlarang, ada rasa enggan pasti karena petugas itupun bisa jadi seorang perokok pula.

Maka daripada menakut-nakuti dengan ancaman denda dan penjara padahal cuma bohongan, akan lebih baik kalau memanfaatkan teknologi untuik mempermalukan para perokok itu. Dengan CCTV yang kini banyak terpasang di tempat-tempat umum, perokok tak tahu aturan itu bisa direkam dan gambarnya bisa ditayangkan di televisi sebagai iklan larangan merokok. Penayangan tentunya tak perlu lama, cukup beberapa detik sebelum iklan komersil, yang penting jelas wajahnya dengan disertai keterangan lokasi. Tapi saya tak bisa memastikan dampak dari cara ini, apakah akan mempermalukan atau justru membuat perokok itu senang karena punya kesempatan menjadi terkenal tampil di layar televisi.

Gambar: stop-merokok.blogspot.com

18 komentar:

Mulyani Adini mengatakan...

Sepertinya ide bagus juga Om..masuk TV karna melanggar aturan lumayan malu lah..tapi gak tau ya kalau pelaku gak ada urat malu.

Suami saya juga merokok Om..untungnya dia tidak berani kalau merokok di dalam rumah karna ada istri yg tak suka asap roko dan anak yg masih kecil.

Muhammad A Vip mengatakan...

hebat dong bu?

Unknown mengatakan...

harus ada kesadaran itu siih. kadang malah marah kalo dikasih tau jgnmerokok

ReBorn mengatakan...

wah, tapi kan susah juga pak. memasukkan wajah orang ke tv kan harus ada persetujuannya bukan? yah, walaupun mukanya disamarkan tapi pasti tetep malu juga tuh orangnya. ghehehehe.

lidya mengatakan...

ayo perokok sadar dong :) aku juga ga kuat dengan asap rokok

Popi mengatakan...

kan udah dianjurkan supaya merokok tapi pake helm cakil!! hehe..
kalo ditayang di Tv efektif ga ya? mending kalo perokok jadi malu, lah kalo mereka malah bangga/ krn mendadak dangdut..eh ngetop!

nuellubis mengatakan...

kendala pertama dalam memasang CCTV: BIAYA. hehehhehe,..... mono rel aja ga pernah terealisasi maaas, hahahaha

joe mengatakan...

saya bukan perokok, tapi sering sekali menjadi perokok pasif akibat keegoisan para perokok yang merokok di sembarang tempat

Muhammad A Vip mengatakan...

fany:lebih galak ya?
ReBorn:emang harus ijin?
lidya;sadar kok, cuma gak tahan. katanya mulut asem
noeel:biaya? selalu deh

Muhammad A Vip mengatakan...

joe;ampun deh

Rawins mengatakan...

rada susah karena ini masalah mental. latar belakang pendidikan dan ekonomi tidak menjamin mentalnya baik dalam hal rokok ini. jaman masih perokok pun aku selalu menegur bila ada orang merokok di kendaraan umum atau di ruangan apalagi dekat bayi atau anak kecil

i-one mengatakan...

wah,bagus bgt idenya tuh,makasihnya udah sering mampir

Gaphe mengatakan...

kalo emang itu dilakukan kayaknya jadi bakalan 24 jam full isinya cuman orang ngerokok deh.. lah secara yang ngerokok sembarangan buanyak banget

niee mengatakan...

hmmm,, alhamdulillah lingkungan aku sekarag jarang ketemu orang yang merokok sembarang seh,, bahkan teman2 kuliah aku dulu hampir gak ada yang perokok aktif..

Tapi klo soal peringatan itu emang gak akan pernah efektif klo bukan dari diri sendiri yang mau berenti

Anonim mengatakan...

sebenernya bukan bodoh ,,,,akan tetapi kayakmana cara dya mengatasinya,,,kalau udah tauk bagaimana akibat yang akan diterima dan manpu untuk mengatasinya menurut aku sih is ok,,akan tetapi lebih baik janganlah mengkonsumsi rokok karna tidak baik untuk kesehatan

Muhammad A Vip mengatakan...

rawins:bener bro, masalah mental
i one:sama-sama
gaphe:hehehe
niee:demikianlah
cipluk:oke

ash mengatakan...

ide yang bagus :)

kalau aku sudah terbiasa untuk langsung menegur yang bersangkutan, kadang ditanggapi baik, kadang dipelototin. Tapi tetep, maju terus pantang mundur!

cus mengatakan...

hahaha, jangan2 malah makin banyak yang pengen merokok, soalnya bakal masuk tipi. "mak, mak, mamat masuk tipi mak!" :p