Selasa, 05 April 2011

Dunia yang Menipu

Beberapa pekan terakhir media massa dipenuhi oleh berita tentang penipuan. Ada wanita cantik menipu puluhan orang yang duitnya untuk foya-foya. Ada wanita pegawai bank yang menipu nasabah untuk biaya operasi plastik di Jepang. Dan ada wanita gadungan yang menipu seorang pemuda jomblo selama enam bulan dalam pernikahan. Benar-benar dunia penuh kejutan.


Soal kejutan, mungkin inilah yang membuat hidup di dunia ini menyenangkan. Tak ada kepastian. Ada orang banting tulang siang malam karena ingin dapat uang banyak, ternyata hasilnya  cuma cukup buat makan sehari. Ada orang sibuk membantu saudaranya sekedar ingin mempererat kekeluargaan, pulangnya malah dikasih uang banyak. Di bis kota ada pria pakai dasi berdandan rapi yang dikira pegawai kantoran, nggak tahunya copet. Ada lelaki dekil di pinggir jalan dikira orang gila, ternyata seorang pemain drama. Melolong-lolong di pinggir jalan seperti sedang baca puisi, pas didekati jebul setress.

Saya juga kemarin mengalami sesuatu yang terkait dengan dunia tipu-tipu ini. Tepatnya tertipu. Tapi bukan saya yang tertipu. Begini ceritanya: Waktu itu saya mau sholat di sebuah masjid di area perkantoran milik pemerintah di kawasan Jakarta Pusat. Saya yang memakai peci (karena rambut mulai gondrong) dan sedikit jenggotan ketika sedang berdiri menanti iqomat tiba-tiba dibikin kaget karena ada beberapa orang berbaju safari menghampiri saya dengan menunduk dan meyalami saya sambil megucap salam. Ini mengagetkan karena tidak biasa saya diperlakukan seperti ini dan beberapa kali saya sholat di sana  tak pernah melihat ada tindak-tanduk seperti itu. Dan kecurigaan saya terjawab seusai sholat ketika ada pemberitahuan bahwa hari itu ada acara pengajiaan di masjid itu, yang ternyata penceramahnya tidak datang. Jadi saya dikira ustadz mungkin. Sebab ketika selesai diumumkan bahwa penceramahnya tidak datang, orang-orang yang tadi menunduk-nunduk dan begitu hormat kepada saya menjadi berbeda sikapnya alias melewati saya begitu saja tanpa basa-basi lagi.

Dari peristiwa itu saya jadi ingat dengan peristiwa kira-kira sepuluh tahun lalu di toko buku Gunung Agung Senen. Waktu itu saya yang masih gondong dan berbaju kumel pakai sendal jepit sedang melihat-lihat buku. Tanpa sengaja ketika saya melihat ke pojok ruangan ada seorang wanita cantik berpakaian rapi sedang memasukan beberapa buku ke balik bajunya. Saya  kaget dan tak tahu harus berbuat apa di detik-detik menegangkan itu; saya pikir kalau saya tegur bisa-bisa dia berteriak dan menuduh saya berbuat cabul, tapi kalau berpura-pura tidak tahu juga tidak mungkin karena jelas kejahatan ada di depan mata. Maka setelah dipikir sejanak saya langsung mencari satpam yang ketika saya adukan bahwa ada seorang wanita tengah mengutil bukannya si satpam langsung mendatangi tkp malah mencurigai saya dengan mengamati tampilan saya yang kucel dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sialan bener waktu itu. Dan lebih sial lagi ketika saya berbalik badan meninggalkan satpam brengsek itu, ternyata wanita pengutil itu sudah ada di luar toko.

Tapi dari pengalaman-pengalaman itu saya tidak pernah takut berpenampilan kucel. Atau berdandan rapi ketika datang ke suatu tempat tertentu agar dihormati. Karena sudah jelas dunia ini penuh tipu-tipu, jadi tak perlu menipu kalau tidak ingin ditipu lah.

27 komentar:

Fajar mengatakan...

yoi..dunia ini hanyalah dunia yang penuh dengan aksi tipu...tipu...

Aina mengatakan...

hmmm.... gak bisa dipungkiri masyarakat emang masih melihat seseorang dari kulitnya...karena itulah banyak yang berlomba-lomba dalam berpenampilan...

ohya, jadi ngebayangin mukanya pas dikirain ustad kayak apa ya??? hehe

Unknown mengatakan...

nah makanya jgn lihat penampilan ya. bisa menipu sih. btw, wah...kamu disangka ustad toh...

lidya mengatakan...

kalau saya lihat situasi dan kondisi saja

Unknown mengatakan...

Wah rumit juga yah... jadi serba salah... Yang penting niatnya baik lah Bro,... :-)

Unknown mengatakan...

Wah rumit juga yah... JAdi serba salah... Tapi yang penting kan niat baiknya Bro... :-)

Unknown mengatakan...

wah rumit juga yah... jadi serba salah... tapi kan yg penting niat baik, Bro.. :-)

Rawins mengatakan...

sudah kodrat dunia
jadi ajang tipu menipu
ayo kita menipu...
hahah katro

Muhammad A Vip mengatakan...

fajar:hehe...suka nipu ya?
aina:terus terang setelah salam saya langsung copot peci, takut pada cium tangan
Fany:hihihi
lidya:iya mbak
lyliana:memang rumit, tipu-tipu
rawins:tipulah dan anda akan ditipu

Muhammad A Vip mengatakan...

sodara sekalian, waspadalah waspadalah...penipuan ada di mana mana.

Ego Dasa mengatakan...

kayaknya dari kisah diatas banyak manusia cuma melihat manusia dari penampilannya aja.kayak tadi mas dikira ustad dan mas dikira orang jahat oleh satpam tadi.

i-one mengatakan...

wah,jadi pengen liat muka pak ustaz waktu itu?Hehe...
ditoko bukunya gak ada alarm ya..?

Muhammad A Vip mengatakan...

ego:demikianlah jaman
i one:nggak tau. ibu itu jadi bawa bukunya apa tidak juga gak tau karena sudah lepas landas

joe mengatakan...

dan pesan moralnya adalah, jangan tertipu karena chasing-nya he he

niee mengatakan...

ada lagi seorang polisi yang lipsing lagu india, hahaha...

bener deh kata orang, menilai orag lain itu jangan dari tampilan luarnya,,

jadi inget pernah naek angkot di bandung gitu, ada bapak2 yang pakaiannya rapi kayak model pegawai kantoran,, eh ternyata setelah turun banyak penumpang yang bilang kalau bentuk kayak gitu itu adalah sindikat copet, jadi buru2 deh meriksa barang bawaan,, alhamdulillah gak ada yang ilang..

Coretan Hidup mengatakan...

Iya, aku juga heran kenapa orang sering menilai seseorang hanya dari tampilan fisiknya saja. Dan yang kadang lebih menyakitkan lagi bahwa ada pembeda/diskriminasi yg diterapkan untuk hal2 macam itu. Padahal sudah banyak bukti mereka yang menganggap dirinya kalangan atas dengan penampilan ala kaum jetset pada kenyataannya adalah penipu ulung

Gaphe mengatakan...

intinya jadi diri sendiri aja.. lah daripada jadi penipu atau yang kena tipu. sama-sama nggak enak. mending jadi diri sendiri ya tho?..

Nova Miladyarti mengatakan...

don`t judge the person by the cover. saya suka banget sama kalimat ini.

attayaya-ekonomi mengatakan...

dunia ini
panggung sandiwara
dan
penipu...

semoga selalu dalam lindungan-Nya

ash mengatakan...

wow, pengalaman yang menark 'pak ustad' hehe.

iya, dunia memang semakin aneh, mudah2an kita nggak ikut2an aneh.
bener kata joe, pepatah 'don't judge a book by its cover' masih berlaku :)

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

sayangnya mas ga nyantumin foto dandanan mas kayak apa waktu itu. kan biar kita tau kayak gimana. jangan2 emang layak dicurigai lagi. hehehee... becanda..

Mas Odjie mengatakan...

hmm lama gak kesini, mampir bentar
untung gak ketipu... hehehehe
jangan ketularan jadi tukang tipu aja deh

Muhammad A Vip mengatakan...

joe, niee, nova, ;kesing emang penting, tapi isi lebih penting ya
ifan:hihihi
gaphe:oke, jadi penipu juga gak apa-apa ya, yang penting gak ikut2an
attayaya:amin
ash:mungkin dari dulu memang aneh
noeel:kan sudah lama, belum ada hape kamera waktu itu

Mulyani Adini mengatakan...

Awalnya dikira pengisi ceramah ya Om...
Itulah ya...semua kenapa selalu dilihat dari penampilan saja, padahal penampilan kumel belum tentu tak punya uang justru penampilan rapi yang tak banyak uangnya..hehhehe

Mulyani - Ibunya Dini mengatakan...

Tak semestinya cantik di luar cantik juga didalam. Kebanyakan pria kan melihat luarnya aja...canda.com

Terkadang tak habis pikir udah cantik, banyak uang kenapa masih mau menipu..untuk apa semua itu bukannya di bawa mati juga.
Pusing kalau dipikirkan

cus mengatakan...

wah, ngaco itu satpam. kalo diterusin dia kerja di situ, toko bukunya bisa rugi.

YUMMY mengatakan...

tipu menipu emank dah jadi tradisi...
seluruh dunia dah penuh ma mba n mas tuti(tukang tipu)
lam kenal...