Senin, 23 Mei 2011

Mengalirlah Derita Bersama Musik

Saya yakin semua orang menyukai musik. Bahkan orang yang anti dengan musik pun tak mungkin lepas dari musik. Karena musik tak harus alunan irama yang sengaja digubah dengan maksud bersenang-senang sebagaimana umumnya dipahami. Tak harus bunyi-bunyian yang keluar dari alat-alat musik yang sudah dikenal. Suara yang dihasilkan oleh peristiwa alam yang tanpa kesengajaan pun bisa jadi musik. Dan musik yang tak pernah lepas dari hidup manusia selama ini telah dianggap mampu mengkondisikan perasaan bahkan menyegarkan pikiran. Saya mengurai ini karena kemarin menonton film musikal Fiddler on the Roof yang hebat itu.


Fiddler on the Roof adalah film yang dirilis pada tahun 1971 dan banyak memenangi penghargaan. Bercerita tentang masyarakat Yahudi di Rusia pra-revolusi dengan Tavye (Topol) dan keluarganya sebagai pusat. Tavye adalah seorang petani yang juga penjual susu yang walau tak kaya tapi hidup bahagia dengan istri dan lima anak perempuannya. Peristiwa demi peristiwa terjadi, satu persatu anak gadisnya yang telah tumbuh besar bertemu dengan jodohnya dan masalah demi masalah terus menghampiri. Di film ini persoalan hidup disajikan dengan menghadirkan dilema antara tradisi dan pembaruan yang semuanya mengalir bersama musik dan nyanyian yang menakjubkan. Banyak adegan yang menggiriskan, mengaduk-aduk perasaan karena persoalan yang disajikan  begitu dekat dengan realitas harian.


Kepedihan hidup yang ditampilkan dalam film ini bertingkat-tingkat bahkan di akhir film ketika Tavye dengan anggota keluarga yang tersisa dan masyarakatnya terusir dari kampung halamannya seakan menunjukkan bahwa hidup adalah jenjang kepedihan. Tapi setiap kepedihan terurai bersama musik dan lagu. 

Tentu Fiddler on the Roof tidak sedang berbicara musik sebagai alat penghapus kesedihan, karena kesedihan adalah bagian dari hidup manusia. Kesedihan ketika harus datang tak akan pergi walau diusir dengan cara apapun, maka rasanya akan lebih baik jika mengalir bersama kesedihan itu. Mengikuti irama kesedihan, mengalir dalam harmoni kehidupan, dan film ini seperti mengajak untuk itu. Mengajak kita menikmati setiap kondisi yang kita alami, sebagaimana musik kadang nadanya tinggi lalu merendah pada ketukan berikutnya.

Film ini pernah ditayangkan setasiun televisi lokal sekitar tujuh tahun lalu dan kemarin di acara pemutaran film bertema Musik dan Kebebasan di Kino Klub Freedom Institute saya kembali menyaksikan dan memang luar biasa. Walaupun film lama, tapi karena bagus tentu lebih layak tonton daripada film baru tapi tak bermutu.


30 komentar:

attayaya-mading mengatakan...

melarutkan rasa sedih dengan sesuatu yg indah

Yayack Faqih mengatakan...

emang film dengan genre seperti itu yg bsa menjadi motivasi sekaligus impirasi bagi kita. Tapi sayang film di negri ini cuma menyanyikan maksiat buat mencari popularitasnya dari pada menguatkan isi ceritanya....

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

kapan2 yah saya tonton aaah....

Tiara Putri mengatakan...

wah berarti bahasanya Rusia ya ? wah penasaran :D.

choirunnangim mengatakan...

setujuuuu..
kesedihan adalah bagian dari hidup kita....

Mulyani Adini mengatakan...

Mungkin saya salah satu warga yg belum pernah menonton film ini.
Saya salah satu pecinta musik tapi yang slow...lebih menenagkan

Mulyani - Ibunya Dini mengatakan...

Saya suka musik dengan Irama Slow dan instrument....

Unknown mengatakan...

kayak film sound of music ya

Anonim mengatakan...

coba di puter lagi ya,,,aku pengen nonton

Aina mengatakan...

kira-kira dalam sehari aku ketemu berapa juta musik ya??? hmmm...

hanynizah mengatakan...

setuju..,,,hehe

Gaphe mengatakan...

koq saya kayaknya belom pernah tahu ya?.. apa karena bukan jaman saya pas ditayangkannya film ini? *plaak

pakde sulas mengatakan...

musik memang sudah menyatu dengan manusia dan alam, karena detak jantung juga adalah musik, hidup ini adalah simponi kehidupan

Coretan Hidup mengatakan...

Sepertinya film ini sangat mengharu biru. Aku pribadi sangat suka dengan film2 bergenre semacam ini. Sayangnya kadang amat sulit untuk mendapatkannya mengingat di Samarinda tidak semudah dalam mendapatkan film2 yg bagus seperti Jakarta

Kamal Hayat mengatakan...

Jika musiknya bagus hasilnya juga akan bagus dan enak di dengar

Sungai Awan mengatakan...

pagi mas
aku belum pernah melihat film yang satu ini.
btw bangsa Yahudi memang sangat pintar-pintar dibandingkan dengan umat lain yang hidup di bumi ini.

Untuk musik aku juga sering mendengarkan namun tidak bisa menyanyi hehe

TUKANG CoLoNG mengatakan...

ini biasanya diputer pagi2 di tipi.. haha

Muhammad A Vip mengatakan...

terimakasih saudara semua atas komentarnya, saya tak bisa jawab satu per satu saat ini. selamat menikmati hari

Shudai Ajlani mengatakan...

saya baru tau film ini padahal sudah lama yaa -,-

Sungai Awan mengatakan...

film ini belum pernah aku lihat mas

Anonim mengatakan...

salah satu wahana mengungkapkan kesedihan adalah lagu
banyak musik dan lagu tercipta pada saat emosi jiwa sedang sedih
nice post, bro..

sedj

Free Download mengatakan...

Salam sobat
postingan yang bagus nich
sukses selalu ya

Muhammad A Vip mengatakan...

shudai:ini film lama banget, tapi ok
tomo:cobalah tonton
sedjatee:begitulah sobat, makasih
free download:sukses juga buat anda

Popi mengatakan...

Bagiku the Sound of Music adalh film musikal terbagus sepanjang sejarah. saya ga pernah bosen untuk menonton lagi dan lagi..
btw..kalo di freedom institute tayangnya malem2 ya?

Uli Kerenzia mengatakan...

kesedihan dapat terpahus juga dengan dengarin musik

Lyliana Thia mengatakan...

Wah belum pernah nonton yg satu ini... kayaknya layak ditonton nih!

Fip, klo film musikal aku paling suka The Sound Of Music ... keren deh bagaimana anak2 itu jd penurut, hanya dengan... musik! ^_^

alkatro mengatakan...

menikmati indahnya kesedihan.. wow

jadi penasaran, belum pernah nonton mas he he
makasih inponya :)

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

kayaknya filmnya bagus sayang aku gak pernah ikutin perkembangan film :p

I-one mengatakan...

Bang,dapetin filmnya dimana bang? uhh..sedihnya,videonya gak bisa diputar

Muhammad A Vip mengatakan...

popi:oke lah, dan soal tayang sinag sama malam
uli:masak sih?
lyli:saya juga suka musik dari kecil
alkatro:sip
ria:jangan bisnis terus dong
i one:unduh saja, ada kok unduhan gratis, tinggal cari.