Saya yakin semua orang menyukai musik. Bahkan orang yang anti dengan musik pun tak mungkin lepas dari musik. Karena musik tak harus alunan irama yang sengaja digubah dengan maksud bersenang-senang sebagaimana umumnya dipahami. Tak harus bunyi-bunyian yang keluar dari alat-alat musik yang sudah dikenal. Suara yang dihasilkan oleh peristiwa alam yang tanpa kesengajaan pun bisa jadi musik. Dan musik yang tak pernah lepas dari hidup manusia selama ini telah dianggap mampu mengkondisikan perasaan bahkan menyegarkan pikiran. Saya mengurai ini karena kemarin menonton film musikal Fiddler on the Roof yang hebat itu.
Fiddler on the Roof adalah film yang dirilis pada tahun 1971 dan banyak memenangi penghargaan. Bercerita tentang masyarakat Yahudi di Rusia pra-revolusi dengan Tavye (Topol) dan keluarganya sebagai pusat. Tavye adalah seorang petani yang juga penjual susu yang walau tak kaya tapi hidup bahagia dengan istri dan lima anak perempuannya. Peristiwa demi peristiwa terjadi, satu persatu anak gadisnya yang telah tumbuh besar bertemu dengan jodohnya dan masalah demi masalah terus menghampiri. Di film ini persoalan hidup disajikan dengan menghadirkan dilema antara tradisi dan pembaruan yang semuanya mengalir bersama musik dan nyanyian yang menakjubkan. Banyak adegan yang menggiriskan, mengaduk-aduk perasaan karena persoalan yang disajikan begitu dekat dengan realitas harian.
Kepedihan hidup yang ditampilkan dalam film ini bertingkat-tingkat bahkan di akhir film ketika Tavye dengan anggota keluarga yang tersisa dan masyarakatnya terusir dari kampung halamannya seakan menunjukkan bahwa hidup adalah jenjang kepedihan. Tapi setiap kepedihan terurai bersama musik dan lagu.
Tentu Fiddler on the Roof tidak sedang berbicara musik sebagai alat penghapus kesedihan, karena kesedihan adalah bagian dari hidup manusia. Kesedihan ketika harus datang tak akan pergi walau diusir dengan cara apapun, maka rasanya akan lebih baik jika mengalir bersama kesedihan itu. Mengikuti irama kesedihan, mengalir dalam harmoni kehidupan, dan film ini seperti mengajak untuk itu. Mengajak kita menikmati setiap kondisi yang kita alami, sebagaimana musik kadang nadanya tinggi lalu merendah pada ketukan berikutnya.
Film ini pernah ditayangkan setasiun televisi lokal sekitar tujuh tahun lalu dan kemarin di acara pemutaran film bertema Musik dan Kebebasan di Kino Klub Freedom Institute saya kembali menyaksikan dan memang luar biasa. Walaupun film lama, tapi karena bagus tentu lebih layak tonton daripada film baru tapi tak bermutu.
30 komentar:
melarutkan rasa sedih dengan sesuatu yg indah
emang film dengan genre seperti itu yg bsa menjadi motivasi sekaligus impirasi bagi kita. Tapi sayang film di negri ini cuma menyanyikan maksiat buat mencari popularitasnya dari pada menguatkan isi ceritanya....
kapan2 yah saya tonton aaah....
wah berarti bahasanya Rusia ya ? wah penasaran :D.
setujuuuu..
kesedihan adalah bagian dari hidup kita....
Mungkin saya salah satu warga yg belum pernah menonton film ini.
Saya salah satu pecinta musik tapi yang slow...lebih menenagkan
Saya suka musik dengan Irama Slow dan instrument....
kayak film sound of music ya
coba di puter lagi ya,,,aku pengen nonton
kira-kira dalam sehari aku ketemu berapa juta musik ya??? hmmm...
setuju..,,,hehe
koq saya kayaknya belom pernah tahu ya?.. apa karena bukan jaman saya pas ditayangkannya film ini? *plaak
musik memang sudah menyatu dengan manusia dan alam, karena detak jantung juga adalah musik, hidup ini adalah simponi kehidupan
Sepertinya film ini sangat mengharu biru. Aku pribadi sangat suka dengan film2 bergenre semacam ini. Sayangnya kadang amat sulit untuk mendapatkannya mengingat di Samarinda tidak semudah dalam mendapatkan film2 yg bagus seperti Jakarta
Jika musiknya bagus hasilnya juga akan bagus dan enak di dengar
pagi mas
aku belum pernah melihat film yang satu ini.
btw bangsa Yahudi memang sangat pintar-pintar dibandingkan dengan umat lain yang hidup di bumi ini.
Untuk musik aku juga sering mendengarkan namun tidak bisa menyanyi hehe
ini biasanya diputer pagi2 di tipi.. haha
terimakasih saudara semua atas komentarnya, saya tak bisa jawab satu per satu saat ini. selamat menikmati hari
saya baru tau film ini padahal sudah lama yaa -,-
film ini belum pernah aku lihat mas
salah satu wahana mengungkapkan kesedihan adalah lagu
banyak musik dan lagu tercipta pada saat emosi jiwa sedang sedih
nice post, bro..
sedj
Salam sobat
postingan yang bagus nich
sukses selalu ya
shudai:ini film lama banget, tapi ok
tomo:cobalah tonton
sedjatee:begitulah sobat, makasih
free download:sukses juga buat anda
Bagiku the Sound of Music adalh film musikal terbagus sepanjang sejarah. saya ga pernah bosen untuk menonton lagi dan lagi..
btw..kalo di freedom institute tayangnya malem2 ya?
kesedihan dapat terpahus juga dengan dengarin musik
Wah belum pernah nonton yg satu ini... kayaknya layak ditonton nih!
Fip, klo film musikal aku paling suka The Sound Of Music ... keren deh bagaimana anak2 itu jd penurut, hanya dengan... musik! ^_^
menikmati indahnya kesedihan.. wow
jadi penasaran, belum pernah nonton mas he he
makasih inponya :)
kayaknya filmnya bagus sayang aku gak pernah ikutin perkembangan film :p
Bang,dapetin filmnya dimana bang? uhh..sedihnya,videonya gak bisa diputar
popi:oke lah, dan soal tayang sinag sama malam
uli:masak sih?
lyli:saya juga suka musik dari kecil
alkatro:sip
ria:jangan bisnis terus dong
i one:unduh saja, ada kok unduhan gratis, tinggal cari.
Posting Komentar