Jumat, 29 Juli 2011

Ilmu Tai Satrio Piningit

Tengah malam, duduk di teras Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki sambil makan kacang aku terus dibuat cekakakan. Ngobrol berdua dengan  Satrio Piningit  memang selalu seru. Semalem dia menjelaskan ilmunya yang dia sebut dengan ilmu tai (maaf kalau terkesan jorok).


Dia bercerita, di kampung ibunya di pinggiran Lamongan, katanya tai sapi satu colt pick up dulu sekitar tahun 80-an harganya Rp 12.000,-, itu sesuatu yang mahal menurut dia. Kubayangkan dua belas ribu tahun 80-an mungkin tak jauh dari angka satu juta rupiah-an sekarang. Awalnya aku nggak paham kenapa tiba-tiba dia bercerita tentang jual beli tai sapi di kampung ibunya. Lalu dia katakan kalau seekor burung yang terbang di atas danau kemudian berak, tai-nya yang jatuh ke air akan menimbulkan gelombang, meski tidak besar.

Pelan tapi pasti aku pun menangkap apa maksudnya bercerita tai sapi dan tai burung. Ya, kadang sesuatu yang kita anggap remeh bahkan menjijikan ternyata bernilai tinggi. Tai sapi seandainya kita menemuinya di manapun pasti kita akan menghindarinya, kita jijik, bahkan untuk sekedar meliriknya pun kita pasti malas, tapi Satrio Piningit menceritakan di kampung ibunya harga tai sapi ternyata mahal.

Dan tai burung yang kecil, yang mungkin hanya beberapa orang saja yang benar-benar peduli pada burung yang tahu seperti apa bentuk tai burung, ternyata juga mampu membuat air danau bergelombang. Satrio Piningit ternyata sedang bercerita tentang nilai. Nilai ternyata melekat pada apapun di dunia ini. Sesuatu yang kita anggap tidak penting saat ini bisa saja suatu saat menjadi penentu dalam hidup kita. Satrio Piningit sedang mengajariku agar tidak menganggap remeh apapun atau siapapun.

Ya, memang tidak harus jadi orang terkenal atau punya jabatan mentereng untuk berarti, karena seremeh apapun kondisi kita sebagai manusia, pasti ada nilainya yang berpengaruh terhadap keadaan di dunia ini. Kita pasti punya kontribusi di semesta ini, sesuatu yang mungkin tidak kita sadari dan memang tidak penting itu dipikiri.

“Tai…kamu tahu apa artinya?” dia terus meledak dan mendesakku yang masih menahan geli. “Tai itu, Taati Al quran Ini,” begitu jelasnya.

Dia katakan kalau dirinya tidak hafal Quran, tapi dia katakan bahwa dia tahu kalau mabok itu dilarang dan ada alasan-alasannya. Maka dia pun tidak mabok. “Madon itu nggak boleh, alasannya begini-begini, ya saya nggak madon,” dia melanjutkan. Sampai di sini aku berhenti tertawa. Aku atur nafasku, ku tatap matanya, ku coba memahami kesungguhannya.


NB: Dipindah dari Brugglothak.


33 komentar:

Tiara Putri mengatakan...

wah hebat ya :D menganalogikannya dengan cara yang mudah dipahami dan gampang diinget :D jadi makin penasaran deh om sama beliau

saryadi nilan mengatakan...

nice atrikel bro,salam love,peace and gaul.

Anonim mengatakan...

wah ternyata itu tou "TAI" btw kaya sering menceritakan SP. jadi inget pa kandir yg nyeleneh menggunakan tai sapi yg masih hangat untuk diramu dijadikan obat sakit.

Muhammad A Vip mengatakan...

tiara:nanti saya suruh maen ke rumah deh
sarya:thanks
Baha:siapa pak kandir? dan sapinya siapa?

Popi mengatakan...

lama-lama sohiban nih sama satrio piningit? jangan2 krn sering nraktir ya? hehe..
btw...mohon maaf lahir batin. Selamat menjalankan ibadah puasa..

Unknown mengatakan...

bisa aja dia buat singkatan ya...hehee

Lidya mengatakan...

satrio piningit lagi, seperti apa sih wajahnya?

Muhammad A Vip mengatakan...

Popi:selamat menjalankan ibadah romadlon
Fany:dia aslinya hebat
Lidya:dia tak ingin di ekspos

HALAMAN PUTIH mengatakan...

kapan satriyo piningit muncul?

Unknown mengatakan...

o jd taati alquran to

Unknown mengatakan...

Salam sahabat
Tidak menyangka TAI ini yang dimaksud Alqur'an
Terima kasih ya

Unknown mengatakan...

sejalan dengan salah satu potongan ayat AlQur'an ... rabbana ma kholaqta hadza batila ... ya Allah, tidaklah engkau menciptakan ini sia-sia ... semua yang ada di alam semesta ini nggak ada yang sia-sia ... alias bernilai .. benar? heheh salam blogger

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

buset tai doang ada nilainya yah? ckckckck

Amy mengatakan...

Pake istilah yang kesannya bau... ternyata maknanya dalem juga

TUKANG CoLoNG mengatakan...

jadi sekarang kalo orang bilang TAI ga jijik lagi..:))

Nyach mengatakan...

oh ternyata bukan jorok, singkatan Al Qur'an , sip sip tenan. mula2 aku ketawa lho.

salam kenal dan selamat ber BW ria

horizonwatcher andre mengatakan...

satrio piningit nya siapa ya? keren juga pake istilah ilmu tai, tapi ada maknanya

Rawins mengatakan...

kalo begitu
aku suka tai deh...

daripada gabisa beol..

cikal ananda mengatakan...

Pelajaran yang bagus sob,,..
terkandung nilai sufi di dalamnya..

Gaphe mengatakan...

singkaannya saya malah baru tau loh.. hahaha.. bagus juga caranya berdakwah dengan begitu..

asal jangan cuman dibaca, diamalkan juga ^_^
eh kang, mau puasa nih.. maap lahir bathin yaa.. sorry-sorry kalo ada salah-salah kata selama ini.

pakde sulas mengatakan...

satrio piningit, ksatria yang tersembunyi, itu biasanya berhungan dengan para jendral, para pemimpin.

tapi entah ksatria punya sampean, tetapi dia mengajarkan nilai-nilai hidup yang ternilai harganya

niee mengatakan...

hmm,, di daerah aku tai sapi masih dijual loh,lumayan juga 1 karung kecil 10ribu klo gak salah,,

Tapi analoginya boleh juga :D

Ocky Fajzar mengatakan...

hahah aku selalu respek dengan orang2 seperti ini :D

Tip Trik Computer mengatakan...

salam persahabatan
postingan yang bagus kawan
sukses selalu ya

Lyliana Thia mengatakan...

jadi penasaran sm satrio piningit..
eh ya.. ttg kotoran sapi emang mahal, Fip... pupuk organik apalagi pupuk kandang emang mantep deh sbg penyubur tanaman... aku aja beli kotoran sapi.. cckckck... bertahun lalu mana aku kepikiran beli kotoran sapi coba ya... :-P

alkatro mengatakan...

di tempat kakakku jokja juga ada orang dateng katanya ngaku satrio piningit, katanya bisa ngitung lintang atau apalah-gak mudeng-.. lagi ngetren nih :D

'.. memang tidak harus jadi orang terkenal atau punya jabatan mentereng untuk berarti.."
ane setuju termasuk 'minjem nama sakral' ya mas he he

Umy Diary mengatakan...

waahaa,,,
aq baru ngeh,,,
tapi bagus

Coretan Hidup mengatakan...

Segala sesuatu dunia ini meski pada kenyataannya kecil padahal ia juga turut berperan terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu kita tidak boleh menyepelekan sesuatu yang kelihatannya kecil

attayaya-puasa mengatakan...

mohon maaf lahir bathin ya... mas
semoga amal ibadah kita semua diterima Allah SWT

Unknown mengatakan...

ak kesini lagi om

Shudai Ajlani mengatakan...

Apa "tai"?
Wahaha gue kira maksudnya apa kali, setelah membaca gue jadi tau, sebelumnya gue kira itu semacem kotoran gitu deh B)

Muhammad A Vip mengatakan...

halaman putih:kapan kapan
bop:begitulah katanya
Dhana:sama sama
fahrizal:sop bos
Nuel:hahaha
Ami:ya, daropada istilah keren gak ada makana
sukro:terserah anda
nyach:salam BW
andre:bagitulah dia
Rawins:saben hari juga maenan kan?
cikal:wah, bawa bawa sufo

Muhammad A Vip mengatakan...

Gaphe:sama-sama phe, selamat puasa
Pakde:dia juga ngakunya menguasai pikiran para jendral
niee:murah dong di situ
Ocky:nanti saya salamin deh
tips trik:makasih
Lyli:wah, penggemar tai sapi juga rupanya. hahaha
alkatro: katro juga gak apa apa yang penting hebat
umy:sip deh
Ifan:oke kawan
attayaya:sama sama